Etika Merariq: Konstruksi Sosial Masyarakat Sasak Lombok

Samudrabiru – Buku ini menjelaskan tentang etika, adat istiadat, tata krama orang sasak mulai dari tradisional sampai dengan modern, serta menjelaskan bagimana Almukaram TGH. L. Badaruddin membawa suatu perubahan dan pengembangan mulai dari bidang pendidikan, budaya, sosial, ekonomi dan politik.

Dalam buku ini juga, penulis menjelaskan peran TGH. L. Badaruddin merubah mainset masyarakat tentang pentingnya pemahaman agama dan pendidikan dalam kehidupan. 

Selanjutnya, yang paling menarik pada buku ini adalah bagaimana strategi dan teknik TGH. L. Badaruddin dalam menyebar luaskan agama Islam di tengah-tengah kebudayaan yang begitu komplek seperti penganut Animisme dan Dinamisme yang tersebar di beberapa tempat di Lombok seperti di kecamatan Pujut, Pengadang, Pringgarata, Sekotong, Tanjung, Pemenang, Bayan, Narmada, Obel-Obel, Mataram, dan beberapa tempat lainnya di Lombok.

Stratifikasi sosial dalam masyarakat Sasak hususnya di desa Bagu seperti Perwangse dan Jajar Karang menambah kompleksitas permasalahan dakwah bagi TGH. L. Badaruddin namun berkat keikhlasan dan kesungguhan beliau dalam berdakwah mampu merubah wajah Bagu menjadi kota santri dan kota pendidikan, sehingga saat ini kita bisa temukan adanya perguruan tinggi Tinggi Institut Agama Islam Qamarul Huda (IAI), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) dan STKIP Qamarul Huda. 

Prestasi tersebut dapat terealisasi dalam jangka 80 tahun. Prestasi lain tidak akan pernah dilupakan oleh masyarakat Bagu pada hususnya dan NTB pada umumnya adalah kedatangan para ulama se-Indonesia ke desa Bagu dalam rangka Musyawarah Nasional Alim Ulama di bawah Organisasi Nahdlatul Ulama pada tahun 1997. 

Tidak kurang 250 orang Alim Ulama seluruh Indonesia berkumpul di desa Bagu. Diantara Alim Ulama yang hadir antara lain KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), KH. Sahal Mahfudz, KH. Holil Bisri dam KH. Mustafa Bisri (Rembang Jawa Tengah), KH. Hasyim Muzadi (Malang), KH. Said Aqil Siradz (Cirebon), KH. Muhammad Nur Iskandar, SQ (Jakarta), KH. Syukran Makmun (Jakarta), KH. Fawaid As’ad dan KH. Halil As’ad (Sitobondo), Mbah Lim (Klaten Jawa Tengah), serta tidak ketinggalan semua Tuan Guru dari Bumi Gora di bawah naungan Nahdlatul Ulama.

Melihat prestasi tersebut, para politikus Nasional mulai merapat dari Presiden, para Menteri, Gubernur, Bupati/Wali Kota, dan tokoh Partai Politik datang silih berganti untuk melihat desa Bagu dan bersilaturahmi dengan Almukaram TGH. L. Badaruddin.

Deskripsi yang dijelaskan oleh penulis per-bab sangat mudah dipahami oleh pembaca. Hal tersebut dikarenakan karena penggunaan bahasa yang digunakan oleh buku ini sangat terstruktur baik gramatika dan pesan-pesannya.

Semogga buku ini bermanfaat bagi akademisi, mahasiswa, dan masyarakat umum yang ingin mengetahui makna dan filosofis etika merariq masyarakat sasak. 

Di samping itu, metode, strategi, dan teknik dakwah Almukaram TGH. L. Badaruddin dalam menyadarkan, membangun, dan mensejahtrakan masyarakat bagu. Semoga tulisan ini memperoleh rahmah dan hidayah allah, serta dapat menjadi bagian amal jariyah kami. Aamiin.

Judul Buku : Etika Merariq: Konstruksi Sosial Masyarakat Sasak Lombok
Penulis : M. Ahyar Fadly
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I November 2017
Dimensi : xii + 206 hlm, 14,8 x 21 cm
Harga : Rp