Pembelajaran Sastra Sekolah Dasar

Samudrabiru – Menurut Hunt (dalam Witakania, 2008) mendefinisikan sastra anak sebagai buku bacaan yang dibaca oleh anak, yang secara khusus cocok untuk anak, dan yang secara khusus pula memuaskan sekelompok anggota yang kini disebut anak (h.8). Sebuah karya sastra yang berisi teks kesastraan baik fiksi maupun puisi dapat dikatakan sastra untuk anak apabila isinya cocok diperuntukan untuk anakanak. Mengapa demikian? Orang tua atau guru wajib menyeleksi bacaan sastra yang cocok dibaca oleh anak sesuai dengan usianya. Usia anak akan mempengaruhi kemampuan kosakata dan penalaran yang dimiliki anak untuk memahami sebuah bacaan teks sastra.

Puryanto, (2008) sesuai dengan sasaran pembacanya, sastra anak dituntut untuk dikemas dalam bentuk yang berbeda dari sastra orang dewasa hingga dapat diterima anak dan dipahami mereka dengan baik. Sastra anak merupakan pembayangan atau pelukisan kehidupan anak yang imajinatif ke dalam bentuk struktur bahasa anak. Sastra anak merupakan sastra yang ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang anak (h: 2). Ketika sebuah karya sastra sudah diberi label “Sastra Anak” secara tidak langsung penulis wajib menyesuaikan konten yang terdapat di dalam teks tersebut untuk anak-anak. Teks sastra yang berisi konten ramah anak akan melindungi anak-anak dari bacaan yang tidak aman untuk anak-anak.

Sedangkan menurut Huck dkk (1987) sastra anak adalah sastra yang secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan dipahami oleh anak dan berawal dari fakta yang konkret dan mudah diimajinasikan (h.5). Setiap teks fiksi pastilah berisi tentang sebuah cerita yang akan membuat pembaca membayangkan bahkan menghayati cerita tersebut. Untuk teks fiksi yang diperuntukan dibaca oleh anakanak, isi cerita harus disesuaikan dengan perkembangan emosional psikologis anak. Setiap tahapan usia anak memiliki perkembangan emosional psikologis yang berbeda. Maka dari itu pemilihan tokoh dan isi cerita harus mudah di imajinasikan oleh anak-anak sehingga anak dapat menikmati teks fiksi yang dibacanya.

Jadi apa itu karya sastra anak? Karya sastra anak adalah sebuah karya sastra yang diperuntukan untuk anak-anak. Karya sastra yang berisi teks fiksi atau puisi yang ramah anak dari berbagai usia. Karya sastra yang berbeda dengan karya sastra dewasa yang di dalamnya sangat kompleks meramu cerita, konflik dan alur. Karya sastra anak menggunakan kata-kata yang mudah dipahami anak dan isi cerita yang sederhana namun kuat akan pesan yang terkandung. Pesanpesan yang terdapat dalam karya sastra anak harus dapat membuat anak lebih baik dalam pembentukan perilaku maupun moral anak.

CIRI-CIRI SASTRA ANAK

Berdasarkan hakikat sastra anak yang begitu kompleks, penulis merujuk ciri-ciri sastra anak menurut Puryanto (2008). Terdapat delapan ciri sastra anak yang akan dijelaskan di bawah ini:

1.       Mengandung tema yang mendidik.

2.       Alurnya lurus dan tidak berbelit-belit.

3.       Menggunakan setting yang ada disekitar atau yang ada di dunia anak.

4.       Tokoh dan penokohan mengandung keteladanan yang baik.

5.       Gaya bahasanya mudah dipahami tapi mampu berperan dalam perkembangan bahasa anak.

6.       Sudut pandang orang yang tepat.

7.       Imajinasi masih dalam jangkauan anak-anak.

8.       Isi teks kesastraan dapat menambah wawasan anak (h.7).

Jika kita melihat delapan ciri sastra anak di atas begitu sangat besar makna sastra anak. Mengapa tema sastra anak harus mendidik? Tema memiliki fungsi untuk menarik minat seseorang membaca. Jika tema teks sastra menarik, maka orang akan tertarik baca bahkan penasaran terhadap karya tersebut hingga ingin membelinya. Begitu pula untuk sastra anak, jika memiliki tema yang mendidik banyak orang tua yang akan memberikan bacaan sastra untuk anak-anaknya. Cerita yang dikemas dengan tema yang mendidik tentulah akan menarik dan bermanfaat untuk anak.

Teks sastra terutama fiksi yang diperuntukkan dibaca anakanak harus dibuat sesederhana mungkin. Penggunaan alur yang sederhana akan memudahkan anak-anak menikmati teks fiksi yang dibacanya. Anak-naka tidak harus berpikir keras mengenai alur cerita yang sedang mereka baca, seperti teks fiksi dewasa. Selanjutnya untuk mempermudah anak mengenali setting latar tempat terutama, pilihlah latar yang memang dikenali anak-anak. Misalnya sekolah, taman bermain, rumah, kamar, dll yang anak sudah akrab dengan ntempat tersebut.

Tokoh dalam teks fiksi haruslah yang memiliki keteladanan untuk ditiru oleh anak. Anak-anak adalah seorang peniru yang sangat hebat, tingkat imitasi yang dilakukan anak sangat kuat sekali. Apa yang dilihat dan didengar oleh anak tidak jarang ditirunya, maka pilihlah tokoh yang dapat dijadikan teladan.

Cara paling mudah untuk memberikan contoh dan menasehati anak-anak adalah dengan cerita. Ketika membacakan cerita untuk anak usahakan menggunakan kata-kata yang sederhana namun bermakna untuk anak. Semakin sederhana kata yang kita pilih, semakin mudah anak menyerap pesan yang terkandung dalam sebuah teks fiksi.

Penulisan ini dilakukan dengan maksud menguraikan berbagai hal di sekitar Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar. Informasi yang terdapat dalam buku ini juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan umum bagi siapa saja yang membacanya. Sebagai buku penunjang mata kuliah, buku ini memiliki manfaat dalam menyiapkan bekal pemahaman bagi para mahasiswa calon guru.

Judul : Pembelajaran Sastra Sekolah Dasar

Penulis : Dilla Fadhillah, M.Pd.

Penerbit : Samudra Biru, Cetakan I, Februari 2019

Dimensi : viii + 84 hlm. ; 14,8 x 21 cm.

Harga : Rp