
Samudrabiru – Madu dan racun merupakan istilah yang tepat untuk menggambarkan pengaruh rokok bagi bangsa Indonesia. Di satu sisi, 18 juta orang Indonesia mendapat manfaat ekonomi dari perputaran industri tembakau dan 68,67 trilyun pendapatan negara disumbang dari industri ini, namun di sisi lain kurang lebih sepertiga pendapatan orang miskin di hamburkan untuk rokok.
Lebih banyak anggaran keluarga digunakan untuk membeli rokok daripada untuk meningkatkan asupan gizi keluarga. Dalam tulisan ini saya berusaha memadukan kajian ilmu-ilmu sosial (sosiologi) dengan kajian ke-Islaman dengan pendekatan integrasi-interkoneksi untuk memotret fenomena rokok.
Selain mengungkapkan fakta berdasarkan temuan empiris mengenai hal ihwal tentang rokok, saya juga mencoba menggali pandangan Islam mengenai rokok.
Meskipun demikian, saya sadar bahwa posisi saya dalam wilayah yang kedua ini tidak cukup kuat sehingga temuan dalam kajian ke-Islaman tidak saya maksudkan untuk menggantikan peran ulama/intelektual dalam kajian hukum Islam (syariah), tetapi sekedar memberikan perspektif dari berbagai pendapat yang telah ada.
Berdasarkan temuan lapangan, penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun seolah-olah merokok merupakan kebiasaan yang tidak dapat ditinggalkan, namun dalam beberapa kasus para perokok mampu menghentikan kebiasaan tersebut.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk menghentikan kebiasaan merokok di kalangan masyarakat miskin adalah membuat peraturan bahwa hanya orang yang tidak merokok yang dapat mengakses program perlindungan, jaminan, ataupun pemberdayaan sosial bagi orang miskin.
Dengan mempertimbangkan untung rugi, para perokok di keluarga miskin akan berusaha membuat pilihan yang menguntungkan baginya.
Saya berhutang budi kepada banyak orang yang telah memberi andil bagi penyelesaian tulisan ini.
Ucapan terima kasih pertama, saya sampaikan kepada jajaran Kementrian Agama RI di Jakarta, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang turut memeriksa dan membiayai penelitian ini. Penelitian ini merupakan satu dari banyak penelitian yang dibiayai oleh Kementrian Agama.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada segenap pimpinan Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga, kolega di Jurusan PMI (Pengembangan Masyarakat Islam), serta seluruh pegiat di Laboratorium Pengembangan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial yang turut memberikan saran dan masukan.
Tak lupa ucapkan terima kasih juga saya sampaikan kepada anggota CDMK (Community Development Mengentaskan Kemiskinan) di Desa Mulyodadi, Bambanglipuro dan beberapa masyarakat Dusun Paker yang telah menyampaikan pemikirannya.
Akhirnya, tidak ada gading yang tak retak, segenap masukan akan kami terima dengan senang hati agar tulisan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pribadi, keluarga, masyarakat, publik akademik, agama, dan semua pihak yang tertarik dengan kajian tentang Islam dan kemiskinan. Amien.
Judul Buku : Merokok di Kalangan Masyarakat Miskin
Penulis : Dr. Pajar Hatma Indra Jaya
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Maret 2013
Dimensi : xii + 90 hlm, 15 x 23 cm
Harga : Rp