Kerling Mata Elizabeth Millar

Samudrabiru – Suatu malam pada awal tahun 2011, saya bermimpi menerima sebuah paket buku dari Bunda Ita Dj (biasa saya panggil ‘Bue’). Buku itu berisi novelet yang ditulis Bue di ruang maya Multiply. Pagi-pagi sekali saya mengabarkan mimpi itu kepada Bue melalui personal message. 

Dan Bue segera menjawab; “Ibu minta alamatnya Nak Wiwik buat kirim sesuatu. Tapi bukan buku, ya, Nak. Memangnya penerbit mana yang mau menerbitkan tulisan nenek-nenek tua ini?”

Tiga hari kemudian, datanglah paket sekarton besar berisi macam-macam manisan buah, baik yang kering maupun basah. Juga keripik talas dalam kemasan jumbo.

“Nak Wiwik lagi hamil, biasanya orang hamil suka kecut-kecut, jadi Ibu kirimin itu.” Begitu pesan beliau saat saya kabarkan bahwa paket sudah saya terima.
Bukan main harunya saya. 

Beliau itu, Bunda Ita Dj yang selalu memanggil saya dengan ‘nak’ dan selalu menasehati saya manakala sedang gundah, bagaimana mungkin masih terpikir melakukan kerepotan demi menghibur saya yang bermimpi mendapat kiriman

buku darinya? Padahal saat itu, kondisi beliau sudah lemah karena berbagai penyakit yang menggerogoti tubuh.

Bue memang teramat penyayang, bahkan kepada saya yang belum sekalipun kami saling bersua.
——–
Saya mengalami kerancuan batin yang hebat pada suatu hari akhir tahun 2017 lalu. Bak mendapat ilham, malam harinya saya seperti dituntun untuk kembali bertandang ke ruang maya Bue (almarhumah) Ita Dj yang sudah berpulang Februari 2014. 

Membaca lembar-lembar akhir kisah Bue ketika dirawat di rumah sakit, dengan tubuh yang banyak ditumbuhi selang, bendungan air mata saya seketika jebol.

Melihat Bue yang lemah, saya seumpama melihat almarhumah Ibu kandung saya pada akhir hayatnya yang juga tergeletak tanpa daya di brangkar rumah sakit, duapuluhlima tahun silam. Kerinduan saya bertambah-tambah. Kepedihan saya menjadi-jadi.

Saya terus membaca lembar demi lembar halaman ruang maya Bue dengan airmata yang bandang. Saya akhiri kerinduan saya pada dua sosok Ibu malam itu dengan doa-doa yang terhampar di atas sajadah. Akhirnya, saya bisa menutup hari itu dan berangkat tidur dengan hati yang lapang.

Bangun dan membuka mata pada dini hari, hal pertama yang terlintas adalah tentang mimpi lama saya pada tahun 2011; menerima paket buku berisi novelet Bunda Ita Dj.

“Kenapa Allah memberimu mimpi itu, dahulu? O, mungkin karena Allah memang sudah mencatat di kitab induk kehidupan, kamulah yang akan mewujudkan sepotong mimpi Bunda Ita Dj untuk memiliki –setidaknya- sebuah buku. Sekaranglah waktunya.”

Suara itu sangat jernih mengiang dalam benak. Dan saya bertekad, bismillah, akan coba saya wujudkan mimpi Bue sekaligus mimpi saya itu. Untuk memulai langkah perjalanan mewujudkan mimpi itu, kepada Mas Haryadi putra bungsu Bue saya tanyakan, apakah novelet-novelet Bue sudah pernah dibukukan? Dan beliau mengatakan belum. 

Sebelumnya sudah pernah ditawarkan ke penerbit juga diikutkan sebuah lomba sastra, namun belum berhasil. Maka, saat itulah saya sampaikan maksud-tujuan saya disertai dengan sedikit cemas, takut tidak diperkenankan.

Alhamdulillah, kedua putra Bue menyetujui ide saya. Mereka segera mengirimkan file novelet Bue yang berjudul Kerling Mata Elizabeth Millar. Bersama syair-syair dan prosa yang saya pilih dan ambil dari peti harta karun (blog) Bue, novelet itu saya susun menjadi naskah buku.

Buku ini hanya sebuah kado kecil yang bisa saya persembahkan kepada Bue. Sungguh belum cukup sebagai tanda pembalas cinta dan senarai kebaikan Bue yang pernah curah kepada saya. Sungguh besar harapan saya, kado kecil ini akan mengalirkan pahala kepada almarhumah Ibu kandung saya, juga terutama untuk Bue.

Selamat menikmati karya-karya Bunda Ita Dj. Terkhusus teman-teman ex blogger Multiply, tadahlah kenang demi kenang yang akan jatuh lebat serupa hujan bulan Desember. 

Dan tanamlah ia pada ladang-ladang kebaikan milikmu, milik kita. Karena semasa hidup, saya yakin Bunda Ita Dj telah menyemai benih-benih kebaikan di kebun hati kita. Selamat membaca!

Judul Buku : Kerling Mata Elizabeth Millar
Penulis : Ita Dj (Dihimpun dan Disunting oleh Wiwik Waluyo)
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Februari 2018
Dimensi : xii + 236 hlm, 14 x 20 cm
Harga : Rp