Kekurangan pangan dunia telah mendorong setiap Negara agraris untuk mencapai produksi pangan yang maksimal. Penggunaan pestisida yang berlebihan merupakan senjata yang dianggap paling mampu dalam usaha memenuhi kebutuhan pangan untuk mengendalikan serangga baik sebagai vector, maupun perusak tanaman secara langsung. Penggunaan bahan kimia yang berspektrum luas dan secara berlebihan menimbulkan masalah baru karena beberapa diantaranya tidak didegradasi secara biologis sehingga menimbulkan masalah baru dalam lingkungan.

Pada dasarnya penggunaan pestisida manfaatnya langsung dirasakan oleh para petani dan petugas kesehatan lingkungan dalam pencegahan penyakit menular sebagai vector pada tanaman dan manusia karena dalam sekejap mampu membunuh vector. Akan tetapi dengan penggunaan pestisida secara menerus akan menimbulkan masalah baru dalam lingkungan yaitu munculnya hama yang resistensi dan sulit dikendalikan, dan yang tidak kalah gentingnya adalah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan.

Pengendalian biologis atau yang dikenal dengan biokontrol (penggunaan musuh alami hama itu sendiri) memberikan hasil yang signifikan dalam memecahkan masalah hama atau vector penyakit menular pada tanaman dan manusia. Buku ini memuat dan membahas bakteri Bacillus thuringiensis sebagai agen biokontrol terhadap vector penyakit menular pada manusia meliputi Anopheles Sp, Culex Sp, dan Aedes Sp. Buku ini hanya memuat hasil riset Bacillus thutingiensis indegenus di Indonesia khususnya pulau Jawa dan Papua yang endemik dengan penyakit malaria. 

Buku ini di bagi dalam 6 BAB, BAB 1 meliputi sejarah pengendalian biologis, dasar teori empiris pengendalian biologis, Pathogenitas B.thuringiensis, factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan B.thuringiensis, dan aplikasi B.thuringiensis di Indonesia. BAB 2 membahas Pendahuluan Nilai Ekonomi Pengendalian Biologi Mikrobia Sebagai Pengendali Biologi. BAB 3 membahas tentang Biologi Bacillus
thuringiensis, patogenitas B.thuringiensis,gen penyandi Kristal Protein B.thuringiensis dan Metode Serologis Dengan Antigen Flagellum H, Pemurnian Antigen H.

BAB 4 membahas tentang Kondisi Fisik Yang Dibutuhkan Suhu (Temperatur, Keasaman (pH)Atmosfer(Gas) Sustrat dan Media. BAB 5 khusus membahas tentang 5.1 B.thuringiensis isolate indegenus di Pulau Jawa B.thuringiensis isolate indegenus di Papua Metode Pengamatan Endospora dan Kristal Protein Metode Uji Serologi, Toksisitas Isolat B.thuringiensis Terhadap larva A.farauti Skala laboratotium Uji Biokimia B.t isolate local 07a dan 18a Pengaruh pH, Kadar Garam, Suhu isolate local 07a,18a, Toksisitas Isolat B.thuringiensis Terhadap larva A.farauti Skala laboratotium isolate 7a dan 18 aToksisitas Isolat B.thuringiensis Terhadap larva A.farauti Skala Lapangan isolate 7a dan 18 a, Toksisitas Isolat local B.thuringiensis indegenus Pulau Auky Kabupaten Biak Numfor Papua, toksisitas Isolat ABNP 8,9,11 dan 12 skala lapangan Terhadap Larva Anopheles skala lapangan, dan Variasi genetic isolate local B.thuringiensis ABNP 8,9,11, dan 12. Sedangkan Bab 6 membahas tentang transgenic Bacillus trhuringiensis.