Keluarga Beda Agama dalam Masyarakat Jawa Perkotaan

Samudrabiru – Pluralisme agama dan suku dan semakin tingginya mobilitas horizontal bangsa Indonesia telah menimbulkan kontak-kontak sosial-budaya secara lebih cepat dan meluas, termasuk kontak antara laki-laki dan perempuan yang berbeda agama.

Tulisan ini bertujuan untuk melihat selukbeluk perkawinan beda agama, terutama pada level institusi keluarga (beda agama) dalam perspektif sosial-budaya. Tulisan ini pada pada awalnya merupakan laporan hasil penelitian penulis yang didanai oleh Direktorat Penelitian dan  pengabdian pada Masyarakat (DP2M) Dikti Kementerian Pendidikan Nasional.

Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak tersebut. Pertama, terima kasih saya ucapkan kepada Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (LP3-UMY) yang telah banyak  memberikan informasi tentang penelitian di luar UMY dan memproses pengajuan proposal penelitian, juga atas koordinasinya dalam kegiatan Komunitas Peneliti UMY.

Kedua, terima kasih secara khusus kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dikti Kementerian Pendidikan Nasional yang telah memberikan dana penelitian, sehingga tulisan ini dapat diselesaikan.

Ketiga, saya juga tidak akan melupakan jasa informan besar, ‘guru’ dan konsultan setia saya selama penelitian ini dilakukan, Bapak Ahm, Ponj., dan Pon., termasuk Mas Bayu. 

Mereka telah memberikan banyak informasi dan penjelasan tentang masyarakatnya, memberikan kritik terhadap kesimpulan sementara yang saya ajukan. 

Mereka bagi saya telah menjadi semacam ensiklopedi hidup mengenai masyarakat dan keluarga beda agama dengan segala dimensinya. Keempat, para informan dan responden dari kalangan suami-isteri beda agama, pejabat pemerintah tingkat kelurahan sampai kabupaten. Semoga bermanfaat!

Judul : Keluarga Beda Agama dalam Masyarakat Jawa Perkotaan Penulis : Dr. Nawari Ismail Tebal : vii + 75 halaman Harga : Rp40,000