
Samudrabiru – Awalnya penulis tertarik sekaligus terinspirasi oleh berbagai hal yang berkaitan dengan pernikahan dan keluarga muda. Kemudian penulis berpikir tentang berbagai tantangan yangmungkin saja timbul dalam kehidupan pasangan yang sedang menjalin kasih, untuk kemudian membangun rumah tangga.
Macam-macam persoalan yang mungkin saja terjadi, tapi penulis ingin sekali mengangkat mengenai perbedaan suku, karena ini juga merupakan sebuah hal yang wajar dan bahkan sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari pasangan muda.
Selain itu, penulis sendiri mengalaminya, meski detailnya tidak sama persis dengan yang dituangkan dalam cerita. Tapi ide awal cerita ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi penulis.
Menarik ketika perbedaan latar belakang suku juga sedikit banyak mempengaruhi perbedaan karakter pribadi dari pasangan itu sendiri. Keras lembut, tegas, lembek, dan sebagainya. Bagaimana kedua karakter kontras dipertemukan dalam situasi saling jatuh cinta. Bagaimana mereka akhirnya bisa membuat diri mereka “fit” satu sama lain.
Dijaman sekarang ini, dimana dunia seolah tanpa batas, terutama di kota-kota besar. Banyak kaum muda berbondong-bondong mencoba peruntungan mereka di kota besar, sehingga kondisi tersebut memungkinkan mereka berbaur dengan orang dari berbagai latar belakang.
Dengan kondisi tersebut, maka bukan hal yang mustahil ketika mereka jatuh hati pada lawan jenis dengan latar belakang suku yang mungkin saja berbeda. Meski saat ini, hal tersebut seharusnya bukan sesuatu yang “tabu”, tapi ada saja yang masih menjadikan latar belakang suku sebagai kendala.
Tanpa bermaksud mengangkat issue berbau sara, tulisan ini hanya ingin memberi gambaran bahwa perjuangan atas nama cinta dengan alasan apapun akan berbuah manis jika benarbenar di lakukan dengan hati.
Karena pada hakikat kehidupan, Sang Pencipta justru menciptakan manusia hanya berdasarkan jenis kelamin “PRIA” dan “WANITA”. Jadi seharusnya tidak ada rintangan apapun yang bisa menghalangi kehendak Sang Pencipta untuk mempersatukan anak manusia dengan pasangannya.
Oleh sebab itu, penulis mengkombinasikan issue perbedaan suku dengan cerita yang ringan, mengalir, agar pembaca bisa merasakan bahwa mereka seolah mengalami semua kejadian yang dialami oleh tokoh utama, atau bahkan mereka justru merasa bahwa di kehidupan yang nyata mereka juga mengalami hal yang sama dengan alur cerita.
Jika ya, maka penulis ingin memberikan support moril pada para kaula muda yang sedang menjalin hubungan asmara untuk menuju sebuah titik penting dalam kehidupan yaitu “Pernikahan”.
Penulis berharap dengan karya ini bisa menyentuh hati para pembaca, baik yang belum menikah, sedang menuju pernikahan atau justru pasangan yang sudah menikah untuk kembali menyegarkan ingatan tentang arti sebuah pernikahan. Bukan hanya acara ceremonial belaka, tapi lebih dari itu “PERNIKAHAN” adalalah “PERJUANGAN TANPA AKHIR” (Achellia Sugiyono, dalam pengantar bukunya)
Judul Buku : Jawa Batak Serius?
Penulis : Achellia Sugiyono
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Mei 2017
Dimensi : xvi + 476 hlm, 14 x 21 cm
Harga : Rp