SOSIOLOGI HUBUNGAN INTERNASIONAL

Sosiologi Hubungan Internasional merupakan upaya pe-mahaman berbagai fenomena Hubungan Hubungan (diplomasi, perdamaian, kerjasama, persaingan, konflik, perang, dan sebagainya); dengan meminjam berbagai pendekatan yang ada pada kajian Sosiologi. Bab ini mula pertama memaparkan dinamika sejarah kemunculan kajian Sosiologi Hubungan Internasional yang berakar dari Filsafat sebagai “Ibu Pengetahuan”, yang mengandung, melahirkan, mengasuh, dan mendewasakan ilmu pengetahuan. Setelah itu memaparkan sejarah kemunculan ilmu Sosiologi; dilanjutkan kemunculan dan perkembangan ilmu Hubungan Internasional.

Dipaparkan pula alasan mengapa Sosiologi Hubungan Internasional penting dipelajari. Intinya, kajian Hubungan Internasional yang selama ini arus besarnya cenderung berpihak pada kekuatan dominan (Rezim Global, Rezim Nasional, Pemenang Perang, MNC/TNC). Sosiologi Hubungan Internasional bermanfaat melengkapinya dengan menekankan pentingnya kepedulian terhadap kelompok minoritas. Misalnya: minoritas etnik, agama, jenis kelamin, minoritas social – ekonomi (kasta; kawasan terpencil, terdepan, terluar), minoritas difable, first nation ( indigenous people), minoritas korban bencana alam maupun bencana kemanusiaan (konflik sosial, perang, megaproyek), dan sebagainya. Bab ini diakhiri dengan ulasan posisi keilmuan dan peluang pengembangan kajian Sosiologi Hubungan Internasional.A. Dinamika sejarah kemunculan Sosiologi Hubungan Internasional (SHI)

Keberadaan SHI sebagai sebuah kajian, antara lain dapat dirunut dengan urutan sebagai berikut:
1. Filsafat sebagai ibu pengetahuan (The Mother of Sciences).
2. Ilmu Alam dan Ilmu Sosial
3. Sosiologi sebagai salah satu bagian dari ilmu Sosial
4. Sosiologi Politik sebagai salah satu bagian dari Sosiologi
5. Sosiologi Politik Internasional sebagai salah satu bagian dari Sosiologi Politik
6. Sosiologi Hubungan Internasional sebagai pengembangan dari Sosiologi Politik Internasional
Berbagai penjelasan urutan kemunculan bidang kajian keilmuan tersebut, dapat disederhanakan dalam ilustrasi di bawah ini.

Buku ini manfaat meminjam berbagai pendekatan yang ada pada Sosiologi untuk memahami berbagai fenomena Hubungan Internasional, khususnya yang bersedia empati dan peduli terhadap kelompok minoritas dan terpinggirkan dalam kehidupan social politik di tingkat nasional maupun global. Minoritas tersebut berupa: (1).Minoritas Etnik’ (2).Minoritas Agama; (3) Minoritas jenis kelamin; (4). Minoritas social – ekonomi (kasta; kawasan terpencil, terdepan, terluar); (5). Minoritas difable; (6). First Nation / Indigenous People; (7). Minoritas korban bencana alam; (8). Bencana kemanusiaan (Megaproyek, Konflik Sosial, Perang).

Hal ini penting dilakukan karena selama ini HI sebagai kajian dan tindakan, secara konvensional terlampau banyak didikte oleh kelompok dominan (Organisasi Internasional, Negara, Perusahaan Transnasional/Multinasional, dan sebagainya). Arus besar ini membawa logika berfikir bahwa sistem politik global bersifat anarki — siapa yang kuat dialah yang berkuasa (mendominasi) dan yang lemah terpinggirkan. Kondisi ini diperkuat oleh idiologi Globalisasi yang menekankan pentingnya keseragaman sistem politik dunia dan membentangkan karpet merah bagi kelompok dominan untuk mendikte cara berfikir serta bertindak kelompok minoritas –