
Samudrabiru – Lebih dari setengah abad Indonesia memproklamirkan diri sebagai negara yang berdaulat. Tapi memang diakui, Indonesia belum sepenuhnya dapat disebut sebagai negara yang makmur dan sejahtera. Kemiskinan, pengangguran dan seabrek problem sosial lain masih menjadi momok yang menghantui bangsa ini.
Mereka yang pesimis tentu akan frustasi terhadap kondisi bangsa. Namun bagi mereka yang optimis, perjuangan dianggap belum selesai. Perjalanan menuju kemakmuran bangsa masih panjang berliku, toh bangsa yang besar semuanya dilalui melalui perjuangan yang panjang dan berkelok-kelok.
Buku ini tidak lain merupakan gambaran optimisme seorang anak bangsa terhadap nasib bangsa Indonesia yang tak kunjung sejahtera. Penulis buku ini, secara blak-blakan mengkritik sikap pesimisme terhadap nasib bangsa ini sebagaimana tertuang dalam buku, “Robohnya NKRI Kami,” karangan Aris Wahyudi.
Dalam “Robohnya NKRI Kami,” Aris membandingkan antara Hawai dan Puerto Rico yang makmur dengan Filipina yang miskin. Kemudian data tersebut dipakai sebagai pisau untuk menganalisa permasalahan NKRI yang sudah 67 tahun merdeka tetapi tetap miskin.
Kesimpulannya, kemerdekaan NKRI ternyata hanya membawa kesengsaraan bagi rakyatnya. Konsep yang lebih mengejutkan dari buku ini adalah mengenai GAMERIKA yang merupakan singkatan dari “Gerakan Gabung Amerika Serikat.” Sebagaimana namanya, gerakan GAMERIKA bertujuan menjadikan NKRI sebagai negara bagian AS yang ke-51.
Dengan cara ini, Indonesia diklaim dapat hidup makmur dan sejahtera seperti halnya rakyat di AS. Dipadu antara sikap optimisme dan nasionalisme, penulis buku ini secara mentah-mentah menolak konsep GAMERIKA tersebut.
Sebab, NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Lebih dari itu, konsep GAMERIKA dianggap lahir dari tafsir yang kebablasan terhadap sejarah bangsa ini. Satu contoh terkait proklamasi kemerdekaan bangsa ini yang justru memicu kesengsaraan.
Karena berkat proklamasi timbul perang saudara sampai berpuluh-puluh tahun setelah kemerdekaan. Choromaster, penulis buku ini, menolak anggapan tersebut, sebab tanpa kemerdekaan Indonesia mungkin kita semua tidak akan lahir di dunia ini.
Sebagai “buku kritik” atas buku yang lain, memang biasanya hanya berisi tentang sanggahan atas buku yang dikritik tersebut. Sehingga, tanpa membaca buku yang dikritik maka sulit untuk memahami isi buku ini secara memadai.
Namun pembaca tidak perlu khawatir, sebab buku ini ternyata tidak hanya berisi tentang sanggahan atas gagasan dari buku lain. Penulis menjadikan kritik terhadap konsep GAMERIKA sebagai pijakan dasar atas gagasan-gagasan cerdas lainnya.
Maka dalam buku ini pembaca akan mendapatkan bagaimana memperjuangkan kehidupan ini serta resep-resep apa yang bisa dilakukan agar bangsa ini menjadi lebih makmur dan sejahtera (bahagia).
Buku ini patut dibaca oleh semua orang yang merasa “gerah” dengan ide GAMERIKA dan yang masih cinta terhadap NKRI. Karena buku ini berisi tentang optimisme terhadap perjuangan bangsa ini menuju kondisi yang lebih makmur dan sejahtera.
Dengan kata lain, buku ini tak sekedar memupuk rasa nasionalisme tapi juga membantu kita meraih mimpi menjadi negeri yang makmur dan sejahtera (bahagia). Selamat membaca!
Judul Buku : NKRI Harga Mati – Sebuah Kritik Terhadap Buku “Robohnya NKRI Kami” Serta Solusi untuk Kebahagiaan dan Kemakmuran Bangsa
Penulis : Choromaster
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Oktober 2012
Dimensi : xii + 168 hlm, 14 x 20 cm
Harga : Rp