Need Assessment sebagai Metode Penelitian dalam Merancang Program Pemberdayaan Masyarakat

Samudrabiru – Laboratorium merupakan media efektif yang dapat digunakan mahasiswa untuk mengekspresikan minat mereka pada kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan, khususnya program pemberdayaan masyarakat. 

Menurut Indrasari Tjandraningsih, pemberdayaan adalah “mengutamakan usaha sendiri dari orang yang diberdayakan untuk meraih keberdayaannya. Sehingga pemberdayaan sangat jauh dari konotasi ketergantungan.”1 Seseorang atau sekelompok masyarakat akan berdaya jika dia atau mereka itu tidak tergantung terhadap sesuatu.

Ketergantungan itu akan mengakibatkan seseorang menjadi tidak mandiri. Sebagai contoh dalam kehidupan di masyarakat, ketika seorang anak dari kecil hingga dewasa selalu dipermudah oleh orang tuanya dengan segala fasilitas tanpa perlu perjuangan untuk mendapatkannya, maka dia akan selalu tergantung dengan support tersebut. 

Ketika dukungan orang tua tersebut dilepaskan dengan tiba-tiba maka secara otomatis anak itu tidak akan berdaya menghadapi kondisinya yang kesusahan. Demikian juga halnya dengan kehidupan sekelompok masyarakat, ketika dukungan dari pemerintah atau lembaga lainnya kepada kelompok miskin hanya sebatas dana tunai seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang kemudian diubah menjadi BLSM tanpa diikuti dengan upaya-upaya untuk memandirikan mereka melalui peningkatan keahlian dan pendampingannya, maka dana tunai tersebut tak ubahnya sebagai pembodohan masyarakat.

Masyarakat hanya dibodohkan dengan selalu tergantung kepada dukungan dana tanpa ada upaya untuk memandirikan. Sehingga program pemerintah seperti BLT atau BLSM ini seakan hanya sebagai media pencitraan sosok figur tertentu, dalam hal ini adalah Susilo Bambang Yodoyono yang sudah hampir mengakhiri masa jabatan Presiden Republik Indonesia.

Kemandirian itu sangat penting, sehingga perlu pembelajaran agar dapat mandiri. Salah satu metodenya adalah melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Namun untuk memberdayakan orang lain, perlu memberdayakan diri sendiri terlebih dahulu. Mahasiswa sebagai kelompok intelektual masyarakat maka perlu menjadi agent of change (agen perubahan). 

Sehingga ketika merumuskan program pemberdayaan masyarakat, maka diperlukan pula perumusan program pemberdayaan mahasiswa. Peran laboratorium akan banyak berperan dalam mewujudkan tujuan tersebut dan juga sebagai wahana untuk mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh di kelas. Sehingga Laboratorium merupakan lembaga yang sangat sesuai untuk mendukung keberhasilan belajar para mahasiswa.

Keberhasilan belajar mahasiswa dimungkinkan dapat dilihat dari bagaimana mereka mampu menyeimbangkan antara kemampuan intelektual akademis dan kemampuan intelektual sosial. Kemampuan intelektual akademis akan terlihat pada prestasi belajar mereka, sebagai contoh, nilai Indeks Prestasi (IP) per-semester yang dicapai atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang dicapai pada keseluruhan semester yang telah ditempuh. 

Sedangkan kemampuan intelektual sosial akan terlihat pada kemampuan mereka dalam berorganisasi, bersosialisasi dengan masyarakat, berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, kemampuan kepemimpinan, dan lain sebagainya.

Keberadaan Laboratorium sangat penting untuk memberikan fasilitas belajar mahasiswa guna meraih kesuksesan, baik akademik maupun sosial. Salah satu tujuannya adalah mampu mengimplementasikan teori kepada konteks yang akan ditemui di lapangan (masyarakat). 

Salah satu kendala yang menyebabkan kegiatan-kegiatan belum dilaksanakan secara efektif, antara lain karena laboratorium belum mampu memberikan fasilitas belajar mahasiswa untuk mengaplikasikan teori di kelas dengan konteks sosial keagamaan di masyarakat. 

Selain itu kepengurusan laboratorium juga belum mampu mendukung optimalisasi kegiatan-kegiatan yang dijalankan, sehingga kegiatan-kegiatan yang dijalankan masih terbatas pada diskusi, bedah buku, dan pelatihan. Oleh karena itu, diperlukan metode penelitian dengan menggunakan needs assessment (penilaian kebutuhan) terhadap program pemberdayaan masyarakat yang perlu diagendakan oleh laboratorium. 

Needs Assessment menurut Fenwick et al adalah suatu alat/cara untuk menemukan gap antara produk pendidikan yang ada (outcomes or results) dan produk pendidikan yang dikehendaki, kemudian menempatkan gap-gap ini dalam susunan prioritas dan memilih gap yang paling prioritas untuk dilakukan tindakan biasanya melalui implementasi kurikulum yang ada atau kurikulum baru atau melalui proses manajemen.

Perumusan suatu program di laboratorium atau lembaga lainnya, jika tidak diawali dengan needs assessment maka kemungkinan akan terjadi gap antara program yang dirancang atau dilaksanakan dengan kebutuhan atau apa yang dikehendaki oleh para mahasiswa dan mahasiswi sebagai subjek sasaran kegiatan. 

Dengan melakukan needs assessment ini diharapkan laboratorium mampu menjembatani gap-gap tersebut, dengan menentukan skala prioritas program kerja yang dibutuhkan atau dikehendaki oleh para mahasiswa. Oleh karena itu, needs assessment ini sangat penting untuk dilaksanakan. 

Hal ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi laboratorium dalam merumuskan program-program kerja, baik program jangka panjang maupun program jangka pendek yang disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa dan masyarakat luas.

Hasil needs assessment ini akan ditindaklanjuti dengan merumuskan rencana program kerja ke depan dan bahan untuk melakukan evaluasi pada pelaksanaan program kerja tahun sebelumnya. 

Metode penelitian dengan menggunakan needs assessment terhadap program pemberdayaan masyarakat ini dilakukan oleh Laboratorium Sosiologi Agama (LABSA) Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 

Tulisan ini merupakan hasil penelitian yang dimaksudkan untuk menelusuri kebutuhan mahasiswa terhadap program pemberdayaan masyarakat melalui Laboratorium (LABSA). Selain itu juga mengeksplorasi hambatan-hambatan yang dihadapi Laboratorium untuk menunjang kegiatan praktek mahasiswa.

Judul Buku : Needs Assessment sebagai Metode Penelitian dalam Merancang Program Pemberdayaan Masyarakat
Penulis : Rr. Siti Kurnia Widiastuti, M.Pd., M.A.
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Juni 2015
Dimensi : x + 100 hlm, 15,5 x 23 cm
Harga : Rp