
Samudrabiru – Semenjak dimunculkan dalam The World Special Education Conference di Salamanca, Spanyol, tahun 1994 pendidian inklusif menjadi sebuah konsep yang marak diperbincangkan dan diperdebatkan baik di kalangan ahli dan praktisi pendidikan, pembuat kebijakan maupun para aktivis gerakan disabilitas dan HAM.
Namun, meski sudah menjadi fenomena global, tidak ada definisi tunggal yang disepakati mengenai apa itu pendidikan inklusif. Secara luas pendidikan inklusif adalah ideologi dan filosofi pendidikan yang memberikan ruang bagi keragaman peserta didik dengan segala latar belakang identitasnya terkait dengan gender, agama, letak geografis kemampuan sosial ekonomi maupun disabilitas.
Dengan kata lain pendidikan inklusif terutama ditujukan untuk menjangkau mereka yang kerap kali terpinggirkan dari sistem. Dalam konteks inilah pendidikan inklusif menjadi cermin dari sebuah masyarakat demokrastis dimana perbedaan dan keragamaan dihargai dan di terima.
Namun demikian, mengingat konteks dan asalnya dalam prakteknya, pendidikan inklusif masih sangat dikaitkan dengan pendidikan khusus bagi penyandang disabilitas, siswa berkebutuhan khusus, atau dalam buku ini juga disebut difabel.
Pendidikan inklusif di definiskan sebagai praktek pendidikan dimana siswa/ anak berkebutuhan di khusus di sekolah regular di didik di sekolah umum atau regular. Tanpa bermaksud menegasikan makna luas dari pendidikan inklusif, buku ini membahas inklusif dalam konteks yang spesifik yakni mahasiswa penyandang disabilitas di pendidikan tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, buku ini mencoba memberikan gambaran tentang bagaimana langkah yang harus dilakukan oleh universitas atau institusi pendidikan tinggi untuk mengakomodir kebutuhan mahasiswa penyandang disabilitas.
Bagian pertama dari buku ini mencoba memberikan konteks dengan mendiskusikan kajian teoritis tentang pendidikan inklusif dan bagaimana prakteknya dalam setting pendidikan tinggi. Contoh dari beberapa negara akan ditampilkan untuk memberikan gambaran yang lebih konkrit.
Sementara bagian kedua secara khusus membahas implementasi pendidikan inklusif di UIN Sunan Kalijaga. Berdasarkan data dari penelitian lapangan, bagian ini mendiskusikan bagaimana aksesibilitas UIN Sunan Kalijaga bagi mahasiswa difabel.
Ada lima aspek yang menjadi fokus pembahasan yakni admisi, perpustakaan, pembelajaran, evaluasi dan tingkat kesadaran civitas akademika UIN Sunan Kalijaga terhadap keberadaan mahasiswa difabel dan isu-isu disabilitas.
Judul Buku : Disabilitas dan Perguruan Tinggi: Bunga Rampai Penelitian
Penulis : Andayani, dkk
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I April 2013
Dimensi : vi + 130 hlm, 15,5 x 23 cm
Harga : Rp