Begitu banyak persoalan mendera di sekitar kita. Mulai dari persoalan pribadi (putus cinta – lha siapa suruh dulu Anda jatuh cinta?, butuh biaya buat istri melahirkan, dll); persoalan kampung, hubungan pertetanggaan, perkantoran, atau pelbagai persoalan yang menyangkut kehidupan bangsa dan negara. Tengok misalnya, dugaan rekayasa kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di mana Anggodo Widjojo terlihat begitu ‘perkasa’. Mau tak mau, suka gak suka, itulah realita pahit yang ada di sekeliling kita.
Lantas, apakah kita mesti berputus asa, kecewa dengan keadaan? Tentu tidak. Mendiang penyair dan pujangga kita, W.S Rendra, menulis “Hidup bukan untuk mengeluh, namun hidup adalah untuk bekerja mengolah hidup…”. Kata petuah, “Orang bijak selalu dapat menertawakan dirinya sendiri”. Begitu pula, tulis Prie G.S, “Mari menjadi orang kampungan”. Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro) juga punya jargon kondang yang pasti selalu Anda ingat,
“Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang”.
Berikut ada beberapa kisah anekdot, dengan harapan tulus agar pembaca budiman dapat tersenyum simpul (atau kotak segi empat juga gak papa, he..he..he). Menampilkan tokoh sentral bernama Kliwon, dengan tokoh-tokoh lain bernama Mas Gatot, Jeng Srintil, Parimin, dan Cempluk.
Besar harapan agar buku kecil ini dapat menjadi bukti nyata bahwa di negeri ini humor tak dapat dimatikan oleh para koruptor. Mari rehat sejenak dari kepenatan hidup. Tinggalkan barang sebentar rutinitas yang ada.
Judul
|
Ngakak Tiada Henti
|
Penulis |
Bramma AP |
Penerbit |
Samudra Biru |
Tebal |
vi+115 halaman |
RP 17,500.00