Revitalisasi Kearifan Lokal untuk Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

Rp.  @

Kearifan lokal (local genius/local wisdom) merupakan  pengetahuan lokal yang  tercipta   dari  hasiladaptasi  suatu  komunitas  yang  berasal dari pengalamanhidup yang dikomunikasikan dari generasi  ke generasi. Kearifan lokal   dengan demikianmerupakan pengetahuan  lokal yang digunakan oleh masyarakat lokal untuk bertahan hidup dalam suatu lingkunganny yang   menyatu    dengan   sistem   kepercayaan,   norma, budaya  dan diekspresikan dalam tradisi  dan  mitos  yang  dianut  dalam jangka  waktu   yang  lama.  Proses regenerasi  kearifan  lokal  dilakukan melalui  tradisi   lisan  (cerita  rakyat)  dan  karya-karya sastra,   seperti babad,  suluk, tembang,  hikayat, lontarak  danlain sebagainya.
Keyakinan  tradisional  mengandung  sejumlah besar  data  empiris yang berhubungan dengan fenomena, proses  dan sejarah perubahan lingkungan sehingga membawa  implikasi bahwa sistem pengetahuan tradisionaldapat memberikan gambaran informasi yang berguna bagi perencanaan dan proses  pembangunan. Keyakinan tradisional dipandang sebagai kearifan budaya lokal (indigenous knowledge), merupakan sumber informasi  empiris  dan  pengetahuan   penting yang  dapat  ditingkatkan untuk melengkapi dan memperkaya keseluruhan pemahaman ilmiah. Kearifan  budaya  atau  masyarakat merupakan   kumpulan  pengetahuan dancara berpikir  yang berakar dalam kebudayaan  suatu etnis, yang merupakan  hasil pengamatan  dalamkurun waktu yang panjang. Kearifan tersebut banyak berisikan gambaran  tentanganggapan masyarakat yang bersangkutan tentanghal-hal yang berkaitan  dengan kualitaslingkungan manusia,serta hubungan-hubungan manusia dan lingkungannya.
Masing-masing daerah, suku atau komunitas  dalam suatu wilayah memiliki pengetahuan tradisional  yang secara  empiris  merupakan  nilai yang diyakini oleh komunitasnya  sebagai pengetahuan bersama dalam menjalin hubungan  antara.  Masyarakat  di berbagai  wilayah Indonesiamemiliki nilaikearifan  lokal yang telah teruji  dan terbukti  daya  jelajah sosialnya dalam mengatasi berbagai  problematika kehidupan sosial.Nilai kearifan  lokal yang  berkembangdiyakini  sebagai  pereka sosial  yang kerap   menjadi  acuan  dalam  menata  hubungan  dan kerukunan   antar sesama  umat beragama  di Indonesia.
Namun,  kehidupan  modern  yang  cenderung   hedonis  dan pragmatis,  ketidakpedulian generasi muda kepada nilai-nilai budaya ditambah  adanya  ancaman  dari  luar yang sengaja ingin menghapuskan berbagai bentuk budaya lokal menyebabkan lunturnya nilai-nilai kearifan masyarakat  tersebut.   Akibatnya,   bukan   saja   masyaraka semakin asing  dengan  berbagai  bentuk   kearifan  lokal  tersebut,  namun  yang lebihmenyedihkan adalah semakinmenurunnya tingkat kerukunan di kalangan  mereka.  Hal ini sangat  berbahaya  ketika  terjadi  perbedaan dan konflik di masyarakat, karena  akan mengancam persatuan dan perdamaian.  Atas dasar  inilah, revitalisasi kearifan lokal menjadisangat penting  untukdilakukan.
Tulisan-tulisan    dalam   buk ini  merupakan    beberapa  contoh kearifan  lokal yang  ada di beberapa  daerah di Indonesia  yang  ditulis oleh sebagian besar  alumnipeserta Interacting Live-in  bagi Agamawan Muda dari berbagai  agama yang diadakan  oleh Dialogue Centre Pascasarjana  Universitas  Islam Negeri SunanKalijaga Yogyakarta  sejak mulai  tahun  2006   di Banjarmasin,  Palangka  Raya  (2007),  Pontianak (2008), Tarakan  (2009), Palu (2010),Manokwari  (20011),  Sorong  (2012), Biak-Numfor  (2013), Lampung  (2014)dan  Tulung Agung (2015),serta beberapa mitra  dari  LK3 Banjarmasin  dan  GKP Jakatarub  Bandung. Tulisan-tulisan   ini  dipresentasikan  dalam  kegiatan  Temu  Alumiyang diadakan  di Yogyakarta  pada 28 Oktober  sampai  dengan  2 Nopember 2015 di  Hotel Cailendra  Yogyakarta.  Buku ini juga dilengkapi  dengan tulisan   tentang   komunitas   Dewi  Sri,  sebuah   lembag yang   cukup inspiratif bagi peningkatan hubungan antarumat beragama  yang juga dikunjungi para peserta kegiatan. Karena itu, atas terbitnya buku ini, ucapan  terima   kasih  disampaikan   kepada  direktur Pascasarjana   UIN Sunan  Kalijaga Yogyakara  Prof.  Dr.  Noorhaidi,MA  sebagai  pembicara kunci  dalam  acara  revitalisasi  kearifan  lokal  bagi  alumni  interacing live-in   untuk memperkuat  kerukunan   uma beragama   di  Indonesia pada   tanggal   28  Oktober   20115   di hotel   Cailendra.   Dan  tentunya ucapan  terima  kasih  yang  tidak  terhingga  kepada  M21 Basel  sebagai mitra  dialogue  centre  sejak tahun  2006  hingga sekarang.  Dan kepada para pihak terutama tim dialogue  centre,  bapak  Darius Dubut,Ahmad Baidlowi, Agus M  Najib, Zainudin, Fuad Hasyim,Radino, Fatma  Amelia dan Mahmud Arif yang  telah  bekerja  keras untuk  penerbitan buku ini. Dan tidak lupa pula kepada  ibu Eni ketua kelompok tani Dewi Sri yang telah menerima  kunjungan peserta workshop untuk dialogantar  iman.
Mudah-mudahan kehadiran  buku ini memperkaya khazanah kita dalam rangka memperkuat hubungan yang harmonis antarberbagai anggota  masyarakat yang  beragam   latar  belakangnya baik  dari  segi etnik, agama, budaya dan lain-lainsehingga mendukung terciptanya masyakat yang aman,  damai  dan  sejahtera.  Tentuny buku  ini masih banyak  kekurangan   dan  kesalahan, sehingga  kritik  dan  saran  sangat kami butuhkan.  Selamat membaca. (Tim DialogueCentre PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakartadalam pengantar bukunya)
Identitas Buku
Judul               : Revitalisasi Kearifan Lokal untuk Kerukunan Umat Beragama di Indonesia
Penulis             : Zainudin,dkk
Penerbit           : Samudra Biru, Yogyakarta
Cetakan           : I, Desember 2015
Dimensi           : x + 192 hlm.; 16 x 24 cm