
Samudrabiru – Setiap daerah memiliki ciri khas. Representasi kekhasan tersebut dapat terwujud dalam berbagai bentuk seperti adat istiadat, bahasa, tempat wisata, kuliner dan sebagainya. Kesemua wujud ciri khas tersebut secara alami lahir sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar.
Dalam kekhasan tersebut keaneka ragaman kuliner dihasilkan dengan rata-rata bahan yang digunakan pada panganan tradisional tersebut adalah bahan alami (tanpa campuran perasa dan pewarna), seperti kacang hijau, santan kelapa, pandan wangi, kelapa, gula batu, tepung ketan, tepung beras, dan sebagainya dengan olahan berbagai kreasi dan kekhasan tiap daerah tersebut.
Panganan tradisional berbentuk makanan basah dan makananan kering dimana salah satu contoh makanan kering adalah kue kering. Kue kering merupakan cemilan yang sangat digemari oleh setiap orang, baik dari kalangan atas sampai pada kalangan bawah, hal ini disebabkan karena cemilan yang berbentuk kue kering selain mudah didapat cara membuatnya pun tidak terlalu sulit.
Selain itu, kue kering memiliki daya simpan yang lebih lama tanpa bahan pegawet dibandingkan dengan makanan basah. Contohnya adalah kue baruasa yang merupakan salah satu kuliner yang menjadi ciri khas daerah Sulawesi dari daerah Bugis dan Makassar.
Kue baruasa memiliki bentuknya bulat, rasanya manis-gurih, dan berwarna coklat atau putih. Walaupun begitu, pengemasan kue baruasa yang kurang menarik dan kurangnya inovasi dan konsistensi rasa membuat kue baruasa kurang diminati, sehingga perlu dilakukan inovasi untuk pengembangan kue baruasa
Kue baruasa mengandung karbohidrat dan protein, namun kurang mengandung serat. Sehingga, dilakukan pengembangan kue baruasa dengan penambahan tepung rumput laut. Rumput laut mengandung karagenan yang merupakan sumber serat pangan yang bermanfaat dalam kesehatan karena dapat melancarkan sistem pencernaan.
Karena buku-buku bahan ajar mengenai pumbuatan kue khas Sulawesi sangat sulit didapatkan di pasaran dan sifat pembelajaran pembuatan kue khas di Sulawesi Selatan masih bersifat pengetahuan turun-temurun.
Bahan ajar ini akan digunakan untuk keperluan pembelajaran dalam lingkup kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan. Sehingga mahasiswa dapat mengaplikasikan bahan ajar ini dalam pembuatan dan pengembangan kue Baruasa.
Bahan Ajar ini terbit atas inisiasi dari dana Pengabdian Kementerian, Riset dan teknologi. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berjasa membantu dalam penulisan bahan ajar ini.
Adapun dalam penulisan bahan ajar ini masih terdapat kekurangan, sehingga kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca dalam rangka penyempurnaan bahan ajar ini. Selamat membaca!
Judul Buku : Pembuatan Kue Baruasa dengan Penambahan Tepung Rumput Laut
Penulis : Nurlaeli Fattah dan Rahmawati Saleh
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Februari 2018
Dimensi : xii + 38 hlm, 14,8 x 21 cm
Harga : Rp