Model Pembelajaran Kampus Inklusif

Samudrabiru – Sebagai Ketua dari Pusat Studi dan Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga, saya menyambut baik sekaligus mendukung keberadaan buku “Model Pembelajaran Kampus Inklusif”. 

Buku ini merupakan hasil penelitian Tim Peneliti PAR PSLD UIN Sunan Kalijaga dan refleksi/rekomendasi dari beberapa aktivis difabel di Indonesia berkaitan dengan “Pembelajaran Kampus Inklusif” secara khusus dan “Mainstreaming Isu Difabel” secara umum.

Sebagai kampus yang inklusif, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta setiap tahun menerima mahasiswa penyandang disabilitas atau kami sebut difabel. PSLD atau Pusat Studi dan Layanan Difabel sendiri didirikan tahun 2007 di UIN Sunan Kalijaga sebagai bukti dari komitmen UIN untuk menjadi universitas inklusif; universitas yang menghargai, menerima, dan mengakomodir semua perbedaan kebutuhan mahasiswa, termasuk mahasiswa difabel. 

Lebih jauh, komitmen ini juga diwujudkan dalam berbagai kebijakan dan langkah-langkah yang sistematis, komprehensif, terpadu dan afirmatif yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas kampus, baik bagi mahasiswa/ ataupun calon mahasiswa difabel, dalam berbagai aspek: fisik, akademik maupun sosial. 

Hanya dengan terwujudnya aksesibilitas inilah mahasiswa difabel akan mampu mendapatkan haknya dan menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa untuk berpartisipasi dalam semua proses pembelajaran di kampus.

Secara lebih detail, proses pembangunan aksesibilitas ini dilakukan dalam semua tahapan dan semua aspek. Pertama, dalam proses admisi/ penerimaan calon mahasiswa baru UIN menyelenggarakan ujian masuk yang aksesibel. 

Kedua, aksesibilitas proses pembelajaran, diupayakan dengan tersedianya bahan ajar atau buku dalam format yang aksesibel seperti Braille dan audio dan digital, serta tersedianya tekhnologi bantu (assistive technology) seperti software pembaca layar. 

Pada saat yang sama, aksesibilitas proses pembelajaran di kelas terus diupayakan dengan pengadaan workshop dan pelatihan kepada dosen terkait modifikasi teknik pengajaran di kelas. Ketiga, terus diupayakannya aksesibilitas pada semua kegiatan penunjang akademik seperti Pusat Bahasa, Pusat Komputer dan Sistem Informasi, dan Laboratorium serta praktek penunjang akademis seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN), Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan Program Pelatihan profesi (PLP). 

Terakhir, dan tidak kalah pentingnya adalah upaya pembangunan aksesibilitas gedung, ruang dan sarana fisik yang dilakukan secara bertahap.
Terbitnya buku ini dengan demikian, merupakan salah satu bagian dari inisiatif yang sistematis, menyeluruh dan afirmatif bagi pelayanan untuk mahasiswa difabel. 

Di sisi lain, masih belum banyak buku bertemakan isu difabilitas umumnya dan pendidikan inklusif khususnya yang ditulis dalam bahasa Indonesia ataupun sesuai dengan konteks Indonesia. 

Semoga, kehadiran buku ini merupakan salah satu upaya “Meramaikan Perbedaan”, sebuah aksioma (kebenaran umum) yang diyakini dan dijunjung tinggi oleh para penggiat masalah difabel, dalam rangka menciptakan masyarakat yang majemuk, demokratis dan berkeadilan. Amien! (Ro’fah, MA, PhD, Ketua PSLD UIN Sunan Kalijaga)

Judul Buku : Model Pembelajaran Kampus Inklusif
Penulis : Andayani, dkk
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Desember 2012
Dimensi : viii + 120 hlm, 15,5 x 23 cm
Harga : Rp