
Samudrabiru – Mengawali pengantar ini, saya menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para koordinator wilayah, pengurus, dan anggota Komunitas Pegiat Literasi Jabar (KPLJ) wilayah Sukabumi yang telah mampu menerbitkan buku antologi puisi yang berjudul “MELUKIS JEJAK DI GEOPARK”.
Buku ini merupakan kiprah nyata aksi para pejuang literasi Sukabumi untuk mengampanyekan budaya literasi di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan.
Sebagaimana diketahui bahwa saat ini “demam” menulis buku tengah “mewabah” di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan. Saya kira ini hal yang positif, karena sudah sekian lama, tradisi menulis di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan belum terbangun dengan baik.
Akibatnya banyak guru, kepala sekolah, dan pengawas yang sulit naik pangkat karena terkendala Karya Tulis Ilmiah (KTI).
Walau demikian, saya ingin menekankan bahwa kalau menulis hanya untuk kepentingan Angka Kredit (AK) akan kering akan makna, karena hanya bertujuan pragmatis. Berbeda kalau menulis bertujuan untuk menyebarkan ilmu, mencurahkan gagasan, dan mengekspresikan idealisme, tentu akan kaya akan makna serta sangat dinikmati oleh penulisnya.
Oleh karena itu, kalau pun suatu saat tulisan kita membantu pengembangan profesi, mendapatkan AK, anggap saja sebagai bonus, karena kebahagiaan telah kita dapatkan ketika mampu menerbitkan sebuah karya yang dapat dibaca orang lain.
Bahkan tidak mustahil, tulisan-tulisan kita tersebut dapat menginspirasi dan memotivasi pembacanya untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih produktif.
Seperti halnya pelangi, penulis buku ini terdiri dari berbagai latar belakang. Ada guru, kepala sekolah, dan ada juga pengawas. Saya kira ini hal sinergi dan kolaborasi yang bagus. Dan hal ini menandakan bahwa budaya literasi mulai tumbuh bukan hanya di kalangan guru, tetapi juga di kalangan kepala sekolah dan pengawas.
Dari sekian banyak puisi yang ditulis pada buku ini, ada puisi yang mendeskripsikan keindahan Geopark Ciletuh berlokasi di Ciemas Kab. Sukabumi memang saat ini sedang gencar-gencarnya dipromosikan sebagai salah tujuan wisata favorit di Jawa Barat.
Dan tentunya melalui berbagai kegiatan promosi, diharapkan lokasi wisata ini bukan hanya terkenal di tingkat lokal dan nasional, tetapi juga regional, bahkan internasional, karena pesona keindahan alam Geopark Ciletuh menyimpan potensi wisata yang sangat besar menjadi tujuan wisata kelas dunia.
Semakin terkenalnya Geopark Ciletuh tentunya diharapkan berdampak positif, baik terhadap perekonomian masyarakat maupun pengembangan pariwisata di daerah Sukabumi. Dalam konteks lingkungan, bisa jadi sarana konservasi alam, dan dalam konteks pendidikan serta penelitian, lokasi tempat tersebut dapat menjadi sarana wisata edukasi dan tempat penelitian.
Siapa tahu, setelah membaca puisi tentang Geopark Ciletuh, banyak orang semakin penasaran ingin menikmati pesona alamnya sebagai Maha Karya Tuhan Maha Esa.
Semoga terbitnya buku ini menjadi pelecut semangat mereka untuk terus berkarya. Saya yakin dan percaya bahwa mereka adalah para pegiat literasi yang militan, bukan pegiat literasi musiman. Di mana, ada kalanya ramai-ramai menulis buku hanya pada saat booming kegiatan literasi yang seperti saat ini berlangsung, dan setelah itu, semangat menulis menjadi redup.
Menulis buku bukan untuk yang pertama sekaligus yang terakhir kalinya. Hal tersebut tentunya tidak kita harapkan. Saya yakin mereka akan terus melahirkan karya-karya baru dengan jenis tulisan yang semakin berkualitas dan bervariasi.
Bravo KPLJ Kabupaten Sukabumi. Mari jadikan KPLJ sebagai ”rumah literasi” bagi kita semua. Mari kita sebarkan “virus” menulis melalui buku-buku yang diterbitkan oleh KPLJ. Mari kita buktikan eksistensi organisasi bukan hanya melalui plang atau papan nama, tetapi melalui karya nyata para anggotanya. Mari bumikan budaya literasi di Sukabumi. (Idris Apandi, dalam Pengantar Buku)
Judul Buku : Melukis Jejak di Geopark (Kumpulan Puisi)
Penulis : Tim KPLJ Wilayah Sukabumi
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Oktober 2017
Dimensi : xvi + 174 hlm. ; 14 x 20 cm
Harga : Rp