Toksoplasmosis pada Hewan dan Manusia

Samudrabiru – Toksoplasmosis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan ke manusia. Gejala klinis dari penyakit ini tidak nampak, namun telah banyak menimbulkan kerugian baik bagi manusia maupun hewan yang terkena infeksinya. 

Pada bidang kedokteran misalnya, kekhawatiran terhadap adanya infeksi toksoplasmosis selalu menghantui kaum wanita terutama ibu-ibu yang sedang hamil. 

Hal ini dapat dimaklumi mengingat akibat yang ditimbulkan pada manusia lebih banyak berhubungan dengan kaum wanita, yaitu apabila infeksi toksoplasmosis terjadi secara kongenital dapat menyebab-kan gangguan pada bayi berupa perkapuran, korioretinitis, hidrosefalus, mikrosefalus, gangguan psikologis, gangguan perkembangan mental pada anak setelah lahir serta kejang-kejang. 

Infeksi yang lebih parah terjadi pada penderita AIDS karena dapat menyebabkan toksoplasmosis akut.

Pada hewan, toksoplasmosis banyak menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak kalah pentingnya, karena dapat menyebabkan abortus, kematian dini dan kelainan kongenital. 

Kerugian ekonomi ini belum termasuk biaya pemeliharaan yang sangat besar pada suatu usaha peternakan rakyat dan skala industri. Dalam hal ini, hewan memegang peranan yang sangat penting sebagai salah satu bentuk penularan. 

Seperti diketahui, manusia dapat tertular toksoplasma dengan cara menelan oosista toksoplasma bersama makanan, memakan daging kurang matang secara langsung yang mengandung bradizoit atau salah satu bentuk dalam daur hidup toksoplasma, melalui luka terbuka yang kemasukan oosista atau bermain-main dengan hewan kesayangan, seperti kucing, anjing dan burung. 

Selain itu, masih banyak lagi modus penularan yang lain yang berpotensi sebagai gerbang masuknya infeksi toksoplasmosis pada manusia dan hewan.
Kucing dan beberapa golongan Felidae sangat berperan penting sebagai kunci perkembangan dan penyebaran toksoplasmosis, karena hewan-hewan ini bertindak sebagai hospes definitif pada toksoplasmosis. 

Biasanya oosista toksoplasma akan dilepaskan oleh kucing dalam keadaan belum bersporulasi. Setelah sporulasi, di dalam oosista tersebut berkembang menjadi 2 sporosista yang masing-masing sporosista mengandung sporozoit.

Kucing di seluruh dunia merupakan sumber laten dari infeksi Toxoplasma gondii (T. Gondii). Berbagai penelitian pada kucing-kucing di seluruh dunia, terdeteksi antibodi terhadap toksoplasmosis sebanyak 20-90%. Namun pada kucing yang diberi makanan matang dan senantiasa tinggal di rumah, pada kenyataannya sangat jarang terinfeksi toksoplasmosis (Rommel et al.,, 1987). 

Selain berkembang di dalam intestinum, oosista juga aktif berkembang di luar usus atau organ pada kucing sebagaimana perkembangan yang terjadi pada hewan-hewan perantara lainnya. Infeksi toksoplasmosis bagi kucing justru tidak menimbulkan masalah, karena pada kucing tidak menunjukkan gambaran klinis yang spesifik. Infeksi alam pada kucing akan menunjukkan gejala-gejala anoreksia, demam, gejala gangguan pernafasan dan ensefalitis.

Suatu hal yang perlu diketahui sebelumnya, bahwa kucing sebagai hewan kesayangan bukan merupakan sumber dari penyakit toksoplasmosis. Pendapat yang berkembang di masyarakat selama ini perlu diluruskan. 

Pada kenyataannya, kalau hewan tersebut dipelihara secara baik dan benar dengan selalu menjaga kesehatan dan kebersihan hidupnya, seperti halnya manusia menjaga kesehatan diri dan lingkungannya, maka infeksi ini sangat jarang terjadi. 

Bagi kucing sendiri, toksoplasmosis tidak menunjukkan gejala klinis yang berat, meskipun di dalam tubuhnya didapati berjuta-juta oosista toksoplasma. Hal ini menunjukkan bahwa parasit tersebut sangat baik dalam beradaptasi di dalam tubuh kucing, demikian juga kucing mampu mengembangkan sistem kekebalan tubuhnya dengan baik. 

Sementara itu, pada tubuh hospes perantara, yaitu pada manusia dan hewan mamalia, oosista toksoplasma dapat mengakibatkan kejadian penyakit akut dan kronis. 

Paparan perihal penyakit tersebut di atas, memberikan gambaran singkat mengenai pentingnya penyakit zoonosis toksoplasmosis, mengingat akibat yang ditimbulkannya cukup beragam, baik pada manusia dan hewan. Oleh karena itu penyakit ini cukup mendapat perhatian pada dunia kedokteran dan kedokteran hewan di seluruh dunia. 

Buku ini memberikan berbagai informasi yang aktual mengenai toksoplasmosis dari aspek dunia ilmiah kedokteran dan kedokteran hewan yang dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi kaum ibu, praktisi dan peneliti di bidang kedokteran, kedokteran hewan dan peternakan, serta peminat masalah-masalah kesehatan hewan kesayangan.*

Judul Buku : Toksoplasmosis pada Hewan dan Manusia
Penulis : Dr.drh. R. Wisnu Nurcahyo
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Januari 2012
Dimensi : vi + 145 hlm, 15 x 23 cm
Harga : Rp60,000