Samudrabiru – Posisi al-Qur’an yang sentral dalam kehidupan umat muslim berimplikasi pada usaha dalam menyelami dan memahami kandu-ngan al-Qur’an. Aktivitas penafsiran al-Qur’an telah dilakukan oleh para mufassir atau ulama yang kemudian menghasilkan berbagai kitab tafsir dalam khazanah ilmu al-Qur’an.
Selain jumlahnya banyak, tetapi juga memiliki metode dan corak yang berbeda-beda. Berbagai metode penafsiran yang telah dimunculkan dari masa ke masa merupakan bukti nyata adanya perkembangan penafsiran itu sendiri. Ini merupakan respons umat Islam dalam usaha memahami al-Qur’an.
Karena pemahaman atasnya tidak akan pernah berhenti, akan tetapi terus berkembang secara dinamis mengikuti pergeseran zaman dan perputaran historis.
Di antara bentuk riil dari penafsiran itu adalah dengan lahirnya kitab-kitab tafsir seperti tafsir Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil al-Ayah al-Qur’an karya al-Tabari (224-310 H), Tafsir al-Qur’an al-‘Azim karya ibn Kasir (700-774 H), Tafsir al-Kasysyaf karya al-Zamakhsyari (476-538 H), Tafsir al-Mizan karya al-Taba’taba’i (1271-1892 H), dan lain sebagainya.
Kesemua ini merupakan literatur tafsir al-Qur’an yang memiliki kecenderungan dan karakteristik masing-masing serta ditulis dengan berjilid-jilid. Selain mereka yang menulis kitab tafsir seperti disebutkan di atas, ada juga para pemerhati al-Qur’an dan ulama yang mengkaji al-Qur’an terfokus pada tema-tema atau topik-topik tertentu saja.
Seperti Ibnu al-Qayyim yang membahas al-Tibyan fi Aqsam al-Qur’an, al-Insan fi al-Qur’an dan al-Mar’ah fi al-Qur’an karya Mahmud ‘Abbas al-Aqqad dan lain sebagainya. Untuk di Indonesia dapat dilihat dari karya M. Quraish Shihab dengan Wawasan al-Qur’an dan Ensiklopedi al-Qur’an karya M. Dawam Rahardjo. Seluruh kajian ini akrab dikenal dengan tafsir maudu’i atau tafsir tematik.
Dari berbagai literatur tafsir-tafsir yang disebutkan di atas, ada satu karya tafsir yang kurang‚ tersentuh dan dikaji lebih mendalam, yaitu Nahwa Tafsir Maudu’i li Suwar al-Qur’an al-‘Azim karya Muhammad al-Ghazali.
Dalam penelusuran penulis, belum banyak ditemukan yang secara khusus mengkaji dan membahas kitab ini. Terlebih kitab ini memang muncul belaka-ngan dan ditulis oleh seorang ulama kontemporer yang hidup pada abad XX. Jika dikategorikan secara waktu dan masanya, maka tafsir ini dapat dikatakan sebagai tafsir pada masa kontemporer.
Karena tergolong‚ masih baru, maka dengan kata lain, karya ini belum begitu populer, apalagi jika hendak dibandingkan dengan kitab-kitab tafsir terdahulu seperti Tafsir al-Tabari, Tafsir ibn Kasir, Tafsir al-Zamakhsyari atau tafsir Indonesia sekalipun seperti Tafsir Hamka, Tafsir al-Misbah dan sebagainya.
Aktivitas penafsiran al-Qur’an telah dilakukan oleh para mufassir atau ulama yang kemudian menghasilkan berbagai kitab tafsir dalam khazanah ilmu al-Qur’an. Selain jumlahnya banyak, tetapi juga memiliki metode dan corak yang berbeda-beda. Berbagai metode penafsiran yang telah dimunculkan dari masa ke masa merupakan bukti nyata adanya perkembangan penafsiran itu sendiri.
Ini merupakan respons umat Islam dalam usaha memahami al-Qur’an. Karena pemahaman atasnya tidak akan pernah berhenti, akan tetapi terus berkembang secara dinamis mengikuti pergeseran zaman dan perputaran historis.
Buku ini mencoba mengurai bagaimana metodologi penafsiran al-Qur’an Muhammad al-Ghazali. Ia merupakan seorang ulama Mesir yang terkenal di dunia Islam, terutama di Timur Tengah. Muh}ammad al-Ghazali adalah seorang ulama sekaligus penulis produktif. Pemikir dan penulis Islam kontemporer ini sangat aktif dalam menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk tulisan maupun dalam diskusi.
Salah satu karyanya yang bisa disebut sebagai literatur dalam ilmu al-Qur’an dan tafsir, yang tidak kalah penting kiranya untuk dibaca dan dikaji lebih lanjut adalah Kitab Nahwa Tafsir Maudu’i li Suwar al-Qur’an al-‘Azim .
Maka buku ini menjelaskan lebih lanjut Bagaimana konstruksi penafsiran Muhammad al-Ghazali dalam kitab Nahwa Tafsir Maudu’i li Suwar al-Qur’an al-‘Azim, Bagaimana orisinalitas pemikiran dan penafsirannya dan Bagaimana kontribusi penafsirannya dalam studi al-Qur’an dan relevansi penafsirannya dengan konteks kekinian.*
Judul Buku : Metodologi Penafsiran Al-Qur’an Muhammad Al-Ghazali
Penulis : Ahmad Farhan
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Oktober 2018
Dimensi : viii + 126 hlm. ; 14 x 20 cm
Harga : Rp 78,100