Imagine Antologi Cerpen Anak

Samudrabiru – Saat Mars Menyerang

Saat itu Bumi dan Mars terlibat peperangan besar, Kaisar Mars bermaksud menguasai bumi. Peperangan memakan korban yang tidak sedikit. Maka empat pahlawan bumi bernama Andro, Xavier, Nathan, dan Vano ingin menghentikan peperangan. Akhirnya mereka memutuskan untuk menemui Kaisar Zero, yaitu kaisar Planet Mars. Kesepakatan terjadi, mereka harus beradu renang. Jika Andro dan kawan-kawan menang, Kaisar Zero akan menghentikan penyerangan dan berjanji tidak akan menyerang Bumi lagi. Tapi jika kalah, maka Bumi akan menjadi milik Mars.

Tentu saja Andro dan kawan-kawan berlatih sekuat tenaga untuk menang. Perlombaan dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama lomba dengan gaya katak, kedua dengan gaya bebas, ketiga dengan gaya kupu-kupu dan keempat dengan gaya lumba-lumba. Supaya maksimal, mereka membagi masing-masing berlatih dengan satu gaya. Andro dengan gaya katak, Xavier dengan gaya bebas, Nathan dengan gaya kupu-kupu dan Vano dengan gaya lumba-lumba.

Kaisar Zero juga memiliki panglima andalan bernama Fox, Erick, Moki dan Ferix. Kaisar Zero memiliki kacamata sihir yang mampu, melihat jarak jauh tanpa halangan sehingga taktik Andro dan kawan-kawan bisa diketahui dengan mudah. Mereka melakukan hal yang sama, Fox berlatih gaya bebas, Erick gaya katak, Moki gaya kupukupu dan Ferix dengan gaya lumba-lumba.

Akhirnya hari perlombaan pun tiba. Tim Bumi sesungguhnya sangat khawatir. Kebalikannya, tim Mars sangat yakin akan memenangkan pertandingan. Tetapi tekad dan semangat untuk menyelamatkan planetnya, membuat semangat Andro dan kawan-kawan tinggi.

Tahap pertama siap dimulai, Andro dan Erick sebagai lawan bersiap. Mereka akan tanding gaya katak. Peluitpun dibunyikan, Erick melesat duluan.

“Hai, manusia bumi! Mengaku kalah sajalah!” teriak Erick dengan congkaknya. Dia sengaja berhenti dan menunggu Andro melintas. Dia sangat yakin bias memenangkan pertandingan. Sungguh malang, sebuah komet melintas. Mata Erick sesaat tidak bisa melihat. Saat matanya kembali normal, Andro sudah mencapai garis finish. Tim Bumi menang.

Tahap kedua siap dimulai, Xavier dan Fox bersiap dengan gaya bebas mereka. Fox bertekad untuk tidak mengulang kesalahan yang dilakukan Erick. Segera setelah peluit dibunyikan, Fox melesat. Dalam sekejap dia sudah mencapai garis finish. Tim Mars menang cepat di tahap dua.

Tahap ketiga siap dimulai, Nathan dan Moki bersiap. Nathan yang tidak mengenal takut langsung melesat begitu peluit dibunyikan. Semangat Nathan yang menggebu membuat air menjadi ombak yang begitu tinggi, sehingga Moki berayun ke kanan dan ke kiri. Sementara Nathan terus melesat. Akhirnya tahap ketiga dimenangkan oleh Nathan. Tim Bumi menang.

Tahap keempat siap dimulai. Baik Vano maupun Ferix sama gugupnya, karena ini babak penentuan. Jika Vano menang, pertandingan selesai. Namun jika Ferix yang menang, berarti kedudukan berimbang. Maka pemenang akan ditentukan dengan membuang undian. Sungguh tidak adil! Percuma saja tim Bumi berlatih keras karena tim Mars pasti akan memakai kacamata sihirnya untuk membuat mereka menang. Jadi tidak ada cara lain, Vano harus menang. Peluit dibunyikan, baik Vano maupun Ferix sama-sama melesat. Bagaimanapun Ferix memang lebih unggul. Fox melirik tim bumi dengan pandangan culas dan meremehkan.

Namun sesuatu terjadi. Sesaat sebelum mencapai finish, bumi mengalami hujan meteor. Air berguncang dan malangnya itu membuat Ferix kembali ke titik awal. Sementara Vano? Dia justru terlempar ke garis finish. Tim Bumi menang. Kaisar Mars harus menepati janji. Maka keesokan harinya seluruh armada perang Planet Mars ditarik kembali. Peperanganpun usai.

Antologi cerpen kali ini bertajuk ‘Imagine’. Kumpulan cerita ini merupakan daya kreasi dan imajinasi siswa, menjadi tahap lanjut dari antologi pertama yang berisi cerita yang ditulis berdasarkan pengalaman berkesan yang siswa alami di sekolah. Dan buku ini ditulis oleh siswa-siswi kami yang tergabung dalam tim menulis SD Mardi Rahayu Ungaran.

Judul : Imagine: Antologi Cerpen Anak

Penulis : Siswa-Siswi SD Mardi Rahayu Ungaran

Penerbit : Samudra Biru, Cetakan I, Februari 2019

Dimensi : x + 132 hlm. ; 14,8 x 21 cm.

Harga : Rp