
Samudrabiru – Buku ini dirancang untuk memberikan pemahaman ilmiah kepada masyarakat luas tentang fenomena kemunculan aliran sesat di Indonesia. Semua orang menyadari bahwa masalah yang cukup serius ini kiranya tidak semakin mengecil jumlahnya tetapi justru dipisahkan dari aliran keagamaan, ternyata tidak sama dalam kenyataannya.
Keduanya berbeda secara samar-samar sehingga pembahasan buku ini tidak dapat dikerucutkan pada salah satu bentuk pembinaan aliran kepercayaan saja.
Selain itu, buku ini setidaknya memberikan masukan kepada pemerintah tentang efektifitas pembinaan yang harus dilakukan demi terciptanya hubungan harmonis antara pemerintah, aliran kepercayaan, serta masyarakat awam.
Persepsi yang keliru tentang aliran kepercayaan setidaknya dapat dihindari sehingga upaya untuk hidup berdampingan yang dilandasi upaya saling memahami dapat terwujud dengan sendirinya.
Strategi komunikasi dalam rangka pembinaan terhadap aliran kepercayaan di Indonesia pada dasarnya belum mencakup pada wilayah aliran kepercayaan secara umum tetapi baru pada wilayah aliran kepercayaan dan aliran kebatinan.
Adapun aliran keagamaan sebagai bagian dari aliran kepercayaan belum tersentuh sama sekali pembinaannya. Klaim tentang sesat dan tidaknya sebuah aliran kepercayaan justeru rentan diterima oleh aliran keagamaan.
Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Direktorat kepercayaan sebagai komunikator pembina belum melalui tahapan yang sempurna, yakni dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Perencanaan masih bersifat insidental dan masih berorientasi ke program masa lalu tanpa melakukan identifikasi perubahan aliran kepercayaan yang semakin lama semakin banyak aliran yang diklaim sesat. Demikian juga dengan proses evaluasi.
Secara rutin evaluasi belum berjalan, sehingga hal-hal yang dianggap kurang tidak dapat segera ditindaklanjuti. Hal ini tentu saja juga berkaitan dengan dana yang terbatas.
Dalam pelaksanaannya, direktorat kepercayaan lebih menekankan pada internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai luhur bangsa tanpa mempersoalkan apakah hal ini berbenturan dengan nilai suatu agama yang berlaku.
Pendekatan yang dipilih bahwa nilai yang disosialisasikan tidak dikompromikan dengan nilai agama padahal dalam kenyataannya sebuah aliran kepercayaan sudah pasti melakukan komunikasi transendental meski tidak dilandasi dengan syariat yang jelas.
Tujuan awal pembinaan yaitu untuk mencegah kemunculan agama baru belum terkemas dalam pesan yang disampaikan.
Mengenai media yang digunakan dirasakan belum menyentuh pada media massa seperti halnya televisi, sehingga efek yang diharapkan masih dipertanyakan apakah mengena kepada masyarakat luas atau tidak.
Adapun untuk media ke dalam dirasa sudah cukup baik yaitu melalui buku, buletin, sarasean serta sosialisasi ke sekolah-sekolah.
Judul : Strategi Komunikasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam Membina Aliran Kepercayaan di Indonesia
Penulis : Suciati, S.Sos, M.Si.
Tebal : viii + 212 halaman
Harga : Rp88,800