Samudrabiru – Tidak seperti ilmu-ilmu lain yang telah terlebih dahulu mencapai kemapanan epistemologis, Ilmu Kesejahteraan Sosial masih harus terus memperkuat konstruksi keilmuannya, pendek kata epistemologinya.
Karena itu tidak semua dimensi pembahasan filsafat ilmu dijelaskan panjang lebar dalam buku ini untuk tujuan menghindari lebih banyak membahas filsafat ilmu secara umum dari pada membahas Ilmu Kesejahteraan Sosial secara spesifik dari sisi filsafat keilmuannya.
Namun demikian saya memberikan catatan kaki untuk memberi komentar atau menyarankan beberapa sumber sehingga pembaca dapat memperdalam tema filsafat yang didiskusikan jika ingin mengembangkannya lebih jauh.
Buku ini tentu masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian, buku ini telah mendapatkan pandangan dan respon dari para kolega, baik dari sesama dosen maupun teman-teman pekerja sosial di lapangan. Karena itu untuk kepentingan perbaikan yang terus menerus, melalui pengantar ini saya juga masih terus mengundang dengan hormat para kolega di luar, khususnya para dosen, serta para mahasiswa dan pembaca pada umumnya untuk memberikan
tanggapan dan kritik atas permasalahan maupun diskursus yang
didiskusikan dalam buku ini.
Saya akan sangat senang jika buku ini menginspirasi lahirnya tulisan-tulisan berikutnya dari para dosen maupun kolega yang lain, khususnya di lingkungan Ikatan Pendidikan Pekerjaan Sosial Indonesia (IPPSI) yang telah memiliki keanggotaan saat ini lebih dari 30 Perguruan tinggi yang menyelenggarakan Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial maupun Pekerjaan Sosial.
Dengan demikian akan memperkuat dan semakin mempertegas bangunan keilmuan Kesejahteraan Sosial dan praktek Pekerjaan Sosial yang sedang terus berkembang pesat di tanah air kita ini.
Saya juga mengundang dengan hormat para praktisi di lapangan, khususnya para kolega yang tergabung dalam Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) untuk memberikan tanggapan, kritik serta masukan terhadap buku ini dari sisi pengalaman di lapangan yang menjadi salah satu muara sekaligus sumber terpenting dari perkembangan Ilmu Kesejahteran sosial sebagai ilmu terapan (ilmu yang berbasis pada pertimbangan nilai) yang bersifat interdisiplin.
Karena itu pendidikan pekerjaan sosial bukan hanya semata melatih keterampilan (Vokasional) tetapi juga menggali pondasi keilmuan yang mendalam serta memegang teguh nila-nilai dan kode etik Pekerjaan Sosial. Tidak hanya semata niat yang baik dan benar, tetapi juga bagaimana melakukan perbuatan yang baik dan benar.
Ilmu adalah lentera penerang kehidupan, barang siapa yang ingin kebenaran, maka dia harus menempuh jalan ilmu, barang siapa ingin bahagia maka harus dengan ilmu. Barang siapa ingin sejahtera maka haruslah dengan ilmu. Salah satunya adalah Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Tetapi ilmu tidak terlahir begitu saja, dia datang melalui percik permenungan dan pemecahan berkelanjutan atas pertanyaanpertanyaan mendasar yang ditujukan pada satu atau bahkan berbagai persoalan. Selanjutnya lebih jauh lagi, kemudian dipertanyakan secara mengakar dan kritis. Itulah cara filsafat yang kemudian melahirkan landasan epistemologis suatu ilmu.
Sifat manusia sebagai mahluk pencari dan serba ingin tahu telah melahirkan berbagai disiplin ilmu. Salah satu yang sangat ingin diketahui oleh manusia adalah, apakah kesejahteraan itu dan bagaimana cara mencapainya, lalu bagaimana cara menjalani proses-proses pencapaiannya, maka dari situ sejatinya terlahir disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial.
Lalu bagaimana membangun keterampilan dan mempraktekan ilmu tersebut, maka berkembanglah sejatinya profesi dari Ilmu Kesejahteraan Sosial yaitu Praktek Pekerjaan Sosial Profesional. Meskipun dalam sejarahnya, praktek pekerjaan sosial lahir terlebih dahulu dari pada ilmunya, seringkali ilmu memang datang belakangan setelah manusia mengalaminya atau menangkapnya dari pengalaman dan pengetahuan umum.
Itulah salah satu sifat ilmu sebagai bentuk refleksi dari realitas jasmaniah maupun dari pengalaman kehidupan batiniah. Ilmu Kesejahteraan Sosial Juga merefleksikan sifat yang sama.
Karena Ilmu Kesejahteraan Sosial adalah ilmu terapan yang memiliki tiga dimenensi yaitu mikro, meso dan makro, maka bagaimana ilmu tersebut dipraktekkan atau diterapkan pada ke tiga wilayah tersebut akan juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pembahasan buku ini.
Pada saat Ilmu Kesejahteraan Sosial dipraktekkan sebagai sebuah bentuk aksiologi. bentuk nilai dan manfaat dari Ilmu Kesejahteraan Sosial tersebut, dia dikenal dengan istilah praktek pekerjaan sosial (Social Work) hingga pembangunan sosial (Social Development) — yang melekat di dalamnya nilai-nilai dan etika — yang menjadikan Ilmu Kesejahteraan Sosial sebagai landasan epistemologinya.
Inilah topik-topik besar yang sejatinya ingin didiskusikan dalam buku ini, karena itu tulisan ini saya beri tema: Filsafat Ilmu Kesejahteraan Sosial, sebuah upaya dialektis epistemologis untuk memahami anatomi pekerjaan sosial profesional.
Secara khusus saya ingin menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Bambang Shergy Laksmono yang pada suatu waktu ketika saya berkunjung ke kantor beliau di prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Indonesia di Depok.
Beliau dengan baik hati mengajak saya berkeliling ruangan sambil dengan relax mengenalkan beberapa lukisan karya pribadi yang disimpan dengan baik pada setiap bagian dinding kantor program studi, hingga sampai pada lukisan yang juga beliau lukis sendiri yang diberi judul Ocean Of Knowledge (Samudera Ilmu).
Di depan lukisan itu kemudian kami berdua duduk dan berdiskusi panjang, hingga saya menceritakan perihal naskah buku filsafat Ilmu Kesejahteraan Sosial yang sudah lama ingin saya terbitkan ini.
Lalu saya meminta ijin bagaimana kalau lukisan bertema samudera ilmu tersebut saya jadikan sebagai sampul buku yang sedang saya tulis. Alhamdulillah dalam diskusi yang hangat itu, beliau memberikan ijin
dan saya sangat senang.
Akhirnya beberapa bulan setelah pertemuan itu, penulisan buku ini saya selesaikan dan akhirnya sampai di tangan pembaca. Sekali lagi saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pak Bambang Shergy Laksmono untuk semua kebaikan dan ilmu yang telah saya terima selama saya menjadi mahasiswanya saat saya sekolah S2 di UI.
Sebagai penutup, pasti akan banyak ruang yang bisa dipertanyakan dan didiskusikan bersama sama, untuk merespon retakan dan kekurangan dari buku ini. Tulisan saya ini hanyalah setetes air di tengah bentangan samudera ilmu, di kedalaman Ocean Of Knowledge yang menjadi sampul depan buku ini. Akhirnya. Selamat membaca. (Yogyakarta, Musim Hujan 2016)
Judul Buku : Epistemologi Ilmu Kesejahteraan Sosial: Perjalanan
Dialektika Memahami Anatomi Pekerjaan Sosial Profesional
Penulis : Asep Jahidin
Penerbit : Samudra Biru
Cetakan : I Oktober 2016
Dimensi : xviii + 112 hlm, 16 x 24 cm
Harga : Rp