Buku yang berada di hadapan pembaca ini merupakan suatu bunga rampai yang memuat “biografi” Prof. Dr. Marhumah, M.Pd. (akrab dikenal dengan Prof. Ema), seorang pendidik, aktivis, ulama perempuan, dan pemimpin, yang saat ini mengabdikan dirinya sebagai dekan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta periode 2020-2024. Kata “biografi” di sini sengaja diberi tanda petik, karena berbeda dengan buku-buku biografi atau autobiografi popular, buku bunga rampai ini tidak memuat deskripsi kronologis-sistematis tentang sejarah kehidupan, pemikiran, aktivisme, dan kiprah beliau dalam bidang pendidikan dan sosial-keagamaan.
Buku ini merupakan upaya untuk mendokumentasikan testimoni para sanak saudara, murid, kawan, dan kolega Prof. Ema tentang pengalaman mereka dalam berinteraksi dan bergumul dengan berbagai sisi dari kehidupan beliau, mulai dari kehidupan sehari-hari, pengalaman belajar, dan kepemimpinan, hingga pemikiran dan kiprah beliau di ruang publik. Layaknya sebuah testimoni, tentu apa yang dinarasikan oleh para penulis dalam buku ini banyak yang bersifat personal dan intimate, merefleksikan kedekatan mereka dengan beliau, bukan sebagai critics yang berupaya membentangkan dan mendiskusikan pemikiran beliau secara komprehensif. Buku ini tak lain merupakan serpihan-serpihan collective memory para penulis tentang berbagai kehidupan beliau. Singkatnya, untuk tujuan inilah buku ini ditulis dan disusun.
Selain itu, sebagai suatu collective memory, buku ini ditulis seiring dengan momentum ulang tahun beliau pada tahu ini (2024) berusia 62 tahun—ibarat buah, usia ini merefleksikan usia yang “matang”, baik secara sikap, pemikiran, dan tindakan. Oleh karena itu, selain mendokumentasikan, buku ini juga merupakan momentum untuk merayakan hari ulang tahun beliau. Buku bunga rampai biografi semacam ini belakangan kerap ditulis dan disusun pada momentum ulang tahun seorang tokoh, figur, atau pemimpin di lingkup UIN Sunan Kalijaga, sebagaimana perayaan atas 70 tahun pemikiran Prof. Amin Abdullah yang baru saja purna pada tahun lalu. Perayaan ulang tahun, dengan demikian, tidak hanya menjadi momentum selebrasi semata, tetapi juga momen reflektif, ungkapan rasa syukur atas kiprah dan pemikiran beliau.