Tradisi Tiaitiki: Konsep, Penerapan, dan Manfaat
Sebuah buku sebagai bentuk dukungan terhadap perlindungan dan pelestarian tradisi Tiaitiki guna menghadapi ancaman terbesar terhadap hilangnya nilai-nilai budaya dan kearifan-kearifan lokal masyarakat Papua.
Tradisi Tiaitiki: Konsep, Penerapan, dan Manfaat
Masyarakat lokal Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat) telah lama memiliki kearifan-kearifan lokal yang diterapkan sebagai pola-pola tertentu dalam menjaga dan memanfaatkan sumber daya alamnya secara berkelanjutan, termasuk kelompok masyarakat pesisir di Teluk Tanah Merah Kabupaten Jayapura.
Tiaitiki merupakan pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh Masyarakat Adat Suku Tepra, Defonsero Utara di kawasan Teluk Tanah Merah Depapre Kabupaten Jayapura sebagai suatu Sistem Konservasi yang berbasis kearifan lokal yang secara ilmiah sesuai dengan kaidah umum konservasi (peraturan perundangundangan) yaitu pengelolaan, pemanfaatan, dan pelestarian sumber daya alam serta pembagian wilayah (zonasi) walaupun tidak tertulis (Sujarta, 2015).
Muncul Masalah
Fakta menunjukkan bahwa nelayan di Teluk Tanah Merah Kabupaten Jayapura telah berangsur-angsur meninggalkan praktek kearifan Tiaitiki (Tenggroitouw, 2018), padahal praktek kearifan tersebut berperan besar dalam meningkatkan hasil tangkapan dan penghasilan nelayan, maupun mampu menjaga dan memeliharan nilai-nilai sosial budaya yang baik dalam masyarakat (Holle, 2005).
Generasi muda kurang tertarik menerapkan polapola etno konservasi laut semacam ini, sehingga sangat dikuatirkan praktek-praktek cerdas yang sangat berharga seperti Tiaitiki tidak diminati kaum mudah Suku Tepra di masa-masa mendatang.
Dampak Kemajuan IPTEKS
Kemajuan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni (IPTEKS) merupakan salah satu faktor penyebab minimnya minat anak muda terhadap kearifan lokal, karena lebih cenderung menyukai media sosial dengan tawaran yang lebih canggih dan modern dibandingkan mempelajari pengetahuan-pengetahuan tradisional yang kurang menarik gairah dan cenderung membosankan anak muda.
Kondisi dan fakta tersebut adalah ancaman terbesar terhadap hilangnya nilai-nilai budaya dan kearifan-kearifan lokal yang sangat penting.
Mencari Solusi
Salah satu upaya strategis sebagai solusi atas kondisi tersebut adalah intervensi melalui dunia pendidikan dan seni. Dengan demikian, penerbitan buku-buku muatan lokal yang berisi konten tradisi adat Suku Tepra (termasuk Tiaitiki) dapat dimasukkan, sehingga siswa sekolah dasar dan menengah di Pesisir Teluk Tanah Merah dapat mempelajarinya sebagai ilmu pengetahuan di sekolah namun sekaligus merekalah yang melestarikan budayanya sendiri.
Sebagai bentuk dukungan terhadap perlindungan dan pelestarian tradisi Tiaitiki, maka buku ini diterbitkan untuk memberikan gambaran luas tentang kearifan Tiaitiki, sekaligus sebagai pengantar pemahaman terhadap kekayaan intelektual orang kampung dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam laut di sekitarnya dengan arif dan bijaksana.
Melibatkan para Pendidik
Selanjutnya, penerbitan buku edisi berikutnya akan diarahkan secara spesifik berisi konten pelajaran muatan lokal melalui buku bergambar setingkat sekolah dasar, sehingga mempermudah siswa dalam memahami budayanya sendiri.
(Tim Penulis, dalam pengantar bukunya)
Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!
DAFTAR ISI
Bab 1
Pendahuluan (Latar Belakang, Pengertian Kearifan Lokal, Kearifan Lokal Tiaitiki)
Bab 1
Ekologi Penting Wilayah Pesisir (Batasan Wilayah Pesisir, Lingkungan dan Sumber Daya Wilayah Pesisir, Pengelolaan Wilayah Pesisir secara Terpadu, Konteks Pengelolaan Wilayah Pesisir Teluk Tanah Merah, Ekosistem Hutan Mangrove, dan pembahasan 2 lainnya)
Bab 3
Kearifan Lokal dan Konsevasi Laut (Sejarah Kearifan Lokal, Kearifan Lokal: Suatu Definisi dan konsep, Asas Hukum Kearifan Lokal, Kearifan Masyarakat dan Perubahannya, Etno Konservasi Laut: Strategi Adaptif-Partisipatif, Etno Konservasi Laut di Papua)
Bab 4
Konsep, Hukum Adat, dan Penerapan Tiaitiki (Tiaitiki: Suatu Tinjauan Konsep, Tiaitiki: A Local Syistem Marine Management, Dasar Pemikiran Pelaksanaan Tiaitiki, Tiaitiki: Peraturan Adat Kampung dan Regulasinya, Waktu, Lokasi, dan Simbol Larangannya )
Bab 5
Manfaat dan Prospek Tiaitiki (Ulasan Pengalaman, Manfaat dan Prospek Bio-Ekologi, Manfaat dan Prospek Ekonomi, Manfaat dan Prospek Sosial Budaya, Manfaat dan Prospek Edukasi)
Spesifikasi Buku
Cetakan I April 2020; x + 80 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS 70 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik
Harga Buku
Sistem penjualan buku ini adalah print on demand. Buku hanya akan dicetak ketika ada pemesanan. Butuh waktu +- 3 hari setelah pembayaran. Harga belum termasuk ongkos kirim
Rp120.000
Rp80.100
Tentang Penulis
Lisiard Dimara
Puguh Sujarta
Agustinus Renyoet
Lisiard Dimara merupakan dosen tetap Program Studi Kelautan Universitas Cendrawasih. Pernah menempuh pendidikan S1 di Universitas Cendrawasih dan S2 di Universitas Kristen Satya Wacana. Termasuk dosen yang produktif menulis berbagai buku, jurnal, prosiding, dan lainnya.
Puguh Sujarta merupakan dosen tetap di Jurusan Biologi FMIP Universitas Cendrawaih Jayapura. Sebelumnya ia pernah kuliah S2 DAN S3 di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Termasuk Dosen yang sangat produktif dalam menulis dan buku “Tradisi Tiaitiki: Konsep, Penerapan, dan Manfaat” merupakan buku yang telah menghantarkannya memperoleh gelar Doktor di Fakultas Biologi UGM.
Agustinus Renyoet adalah dosen tetap Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Cendrawasih, bersama sama dengan rekannya Puguh Sujarta dan Lisiard Dimara melakukan penelitian tentang bagaimana cara mempertahankan tradisi Tiaitiki di Papua.