SUNAN PAKUBUWONO IX dalam Konstelasi Sejarah Sastra Jawa

Buku ini mengupas tentang sejarah sastra Jawa yang belum begitu banyak dikupas bagaimana sesungguhnya kawasan yang ada dari jaman sastra Jawa Kuna sampai dengan sastra Jawa modern ini.

Mengenal Permusyawaratan di Muhammadiyah1

Kebudayaan Jawa merupakan kebudayaan yang sudah berusia sangat tua. Budaya tulis yang sering disebut sastra tulis sudah dimulai dari abad ke-7 dengan ditemukannya karya sastra berjudul Candakarana pada zaman Mataram Kuno.1 Masa tersebut disebut sebagai masa Jawa Kuno dalam arti masa berkembangnya sastra Jawa Kuno. Kebesaran sejarah sastra Jawa dimulai dari kebesaran sastra Jawa Kuno yang pernah mengalami masa perkembangan yang sangat pesat sampai di Bali. Perkembangan tersebut sampai saat ini masih dapat dirasakan pada perkembangan sastra, bahasa Jawa2dan budaya Bali.

Sementara itu, karya-karya sastra Jawa terjalin dalam rangkaian sejarah sastra dari sastra Jawa Kuno yang dimulai dari abad VIII-XIV, sastra Jawa Pertengahan yang dimulai dari abad ke-14 sampai abad ke-15. Pengertian sastra Jawa Pertengahan dalam sejarah sastra Jawa merupakan bentuk sastra Jawa yang berkembang dari sastra Jawa Kuno.4 Adapun sastra Jawa Antara dan sastra Jawa Islam dimulai dari Kerajaan Demak sampai tahun 1719.5 Istilah sastra Jawa Antara disebut pula masa Peralihan, yaitu masa Peralihan dari zaman Jawa Kuno ke masa Islam.6Periode sastra Jawa Antara adalah periode masuknya Islam dalam karya-karya sastra Jawa yang dimulai dari abad ke-16. Selanjutnya, dengan berakhirnya kedaulatan Mataram Hindu dan Banten, maka Belanda menjadi pihak yang berkuasa di Nusantara. Raja yang duduk di atas tahta kerajaan memerintah tanpa kedaulatan. Keadaan demikian mempengaruhi keadaan sastra Jawa Baru. 

Sastra Jawa Baru dimulai dari tahun 1749 yang merupakan masa pemerintahan Pakubuwono II sampai terbitnya novel karya R.B. Sulardi yang berjudul Serat Riyanto tahun 1920. Selanjutnya, sastra Jawa Modern yaitu masa setelah terbitnya Serat Riyanto sampai dengan saat ini.Sementara itu, pusat-pusat kebudayaan yang disebut sebagai keraton berkembang dari masa Mataram Kuno, Medang, Kediri, Majapahit, Demak, Mataram II, Kartasura, dan Surakarta. Kenyataan tentang panjangnya sejarah budaya dan sastra Jawa tampak pada jumlah karya sastra Jawa yang berupa naskah tulis dan naskah cetak yang tak terhingga banyaknya. 

Di dalam karya sastra tersebut, terkandung pandangan hidup, pemikiran masyarakat, folklor, maupun kearifan lokal masyarakat Jawa sebagai penghasil karya-karya sastra tersebut.8 Naskah-naskah yang merupakan karya sastra tersebut menjadi harta kultural yang belum seluruhnya diteliti guna mendapatkan pengetahuan, ilmu, maupun ngelmu yang terdapat di dalamnya.Salah satu pusat kebudayaan Jawa yang menghasilkan banyak karya sastra adalah Kerajaan Surakarta. Sejak akhir abad ke-16, perkembangan kebudayaan spiritual Islam Jawa dimulai dari Jawa Mataram. Raja Mataram pertama adalah Panembahan Senopati yang memerintah tahun 1586 sampai 1601. Panembahan Senopati diganti putranya yang bernama Raden Mas Jolang yang dikenal dengan Panembahan Seda Krapyak. Panembahan Seda Krapyak memerintah dari tahun 1601 sampai 1613. Pada zamannya, lahir karya-karya sastra suluk yang berisi ilmu kesempurnaan atau mistik, seperti Suluk Wujil yang diperkirakan ditulis tahun 1607, Suluk Malang Sumirang, Niti Sruti, Niti Praja, dan Sastra Gending. untuk lebih lengkapnya ada di dalam buku ini, selamat membaca!

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 3

Spesifikasi Buku

Cetakan I September 2023 ;  170 hlm, ukuran 14,5 x 21 cm, kertas isi Bookpaper 57,5 gram, hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 150.000

Rp 86,000

Tentang Penulis

Prof. Dr. Sri Harti WiDyaStuti, M. HuM

dosen di Departemen Pendidikan Bahasa Jawa, Fakultas Bahasa Seni dan Budaya, Universitas Negeri Yogyakarta, menyelesaikan pendidikan S1 di Jurusan Sastra Nusantara, Fakultas Sastra, UGM. S2 pada prodi Sastra Indonesia dan Jawa Pascasarjana UGM. Adapun S3 pada prodi Studi Islam, Pascasarjana Universitas Islam Sunan Kalidjaga. Bidang keahlian yang ditekuni adalah Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Penelitian yang dilakukan banyak berfokus pada kajian teks dan naskah, pada area sastra Jawa klasik, dan novel-novel pada area sastra Jawa modern. Di samping itu, penelitiannya juga berfokus pada budaya dan folklor Jawa. Hasil penelitian yang dilakukan kemudian ditulis dalam jurnal terindeks scopus, Sinta 2, 3, dan 4. Di samping itu, menghasilkan buku dengan judul Suluk Wujil Suntingan Teks dan Tinjauan Semiotik dan Folklor Indonesia.