SEKOLAH KEHIDUPAN

Buku yang membuka pemikiran anak remaja untuk memahami komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan radikalisme, dan akomodatif dalam budaya lokal di Indonesia yang beragam

Tentang Moderasi Beragama untuk Remaja

Berbagai pihak perlu maBagi orang-orang yang berpikir, kehidupan bukan hanya sekadar aktivitas atau kegiatan untuk mengisi waktu saja, kehidupan bukan hanya sekadar menunggu waktu dari dilahirkan menuju kematian, tetapi menjadikan kehidupan sebagai sarana untuk belajar. Dari berbagai peristiwa dan fenomena yang terjadi dalam kehidupan baik hal yang baik maupun hal yang buruk, banyak pelajaran yang bisa diambil. Dengan kata lain, kehidupan memberikan makna dan hikmah bagi yang bersangkutan. Misalnya, bagaimana menjadi manusia yang mampu mengendalikan diri, menjadi manusia yang mau berproses untuk mencapai kesuksesan, menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain, menjadi agen perubahan (agent of change) pada lingkungan, menjadi pelopor perdamaian, dan sebagainya.

Sikap reflektif diperlukan dalam kehidupan. Dengan hal tersebut, seorang manusia bisa mengambil pelajaran dari masa lalu atau dari hal yang telah dilakukannya sebagai bahan perbaikan di masa yang akan datang. Orang yang bersikapemprioritaskan program-program terkait pengarusutamaan moderasi beragama, karena agama dan negara sama-sama saling membutuhkan. Relasi keduanya adalah simbiosis mutualisme. Agama memerlukan wadah bangsa, kehidupan kebangsaan memerlukan nilai-nilai agama sebagai panduan, acuan di tengah kehidupan yang beragama.

Pelajar hendaknya menjadi garda terdepan dalam menyemai gagasan kebangsaan, menanamkan nilai-nilai keragaman, membawa pesan damai agama, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Moderasi beragama menjadi arus utama yang harus dipedomani oleh para pelajar
sebagai generasi penerus bangsa. Setiap pelajar harus mampu memahami dan mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-harinya mengenai toleransi, kerukunan dan persamaan hak
dalam berkeyakinan. 

Moderasi beragama bertujuan untuk melindungi martabat kemanusiaan dan membangun
kemaslahatan umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang dan menaati konstitusi sebagai
kesepakatan berbangsa. Di mata dunia, Indonesia adalah bangsa yang religius. Tidak ada satupun
suku bangsa di Indonesia yang tidak menjunjung tinggi nilai agama.Karakteristik bangsa Indonesia yang majemuk dan religius seringkali menjadi pemicu dalam menimbulkan gesekan atau konflik baik di antara umat beragama ataupun intraagama. Oleh sebab itu, perlu ada edukasi sejak dini kepada generasi muda terkait pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan perdamaian dan kemaslahatan umat manusia.

Penulisan buku booklet ini bertujuan sebagai media edukasi, promosi dalam mengkampanyekan moderasi beragama, khususnya di kalangan pelajar SMA/MA/SMK. Karakteristik buku booklet yang lebih tipis, visualisasi yang menarik dengan adanya gambar/ilustrasi dengan proporsi teks sebagai informasi tentunya memiliki daya tarik sendiri bagi peserta didik. Materi yang dikembangkan mengacu pada 4-indikator dalam moderasi beragama yang terdiri dari komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan radikalisme, dan akomodatif dalam budaya lokal. reflektif akan banyak berkaca dan “melihat dirinya sendiri”, tidak sibuk melihat kekurangan orang lain.

Ada ungkapan bijak yang mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru yang terbaik.” Oleh karena itu, guru tidak hanya identik dengan orang yang mengajar di depan kelas, tetapi juga dari pengalaman, orang biasa yang mungkin pendidikannya di bawah kita, status sosial-ekonominya di bawah kita, orang yang umurnya di bawah kita, atau orang yang tidak kita kenal tapi pernah memberikan sebuah inspirasi kepada kita. Kejadian atau hal sederhana yang kita alami atau temui bisa menjadi guru yang berharga bagi kita. Bahkan kelakuan binatang, tanda-tanda alam, atau gejala alam pun bisa jadi guru. Intinya, banyak hal yang bisa menjadi guru kehidupan bagi kita. Kita bisa mengamati bagaimana seekor induk binatang buas menyayangi dan melindungi anaknya dari ancaman pihak lain, seekor burung elang pergi jauh mencari makanan untuk dibawa pulang ke sarang dan diberikan kepada anak-anaknya yang baru menetas, sekumpulan semut yang kalau bertemu dengan temannya selalu “saling menyapa”, bergotong royong, dan saling membantu saat membawa beban atau mencapai tujuan. Para binatang tersebut hidup di hutan dengan tanpa merusak lingkungannya. Mereka hidup berdampingan dengan alam.

Kita bisa mengamati bagaimana pepohonan, tumbuhtumbuhan, dan sayur-sayuran memberikan manfaat bagi manusia dengan berfungsi sebagai penyimpanan air, menyediakan makanan yang bisa dikonsumsi, pencegah banjir dan longsor, menyerap karbondioksida (CO2), dan memberikan oksigen (O) yang membuat udara segar, cuaca tidak tercemar, manusia bisa bernafas dengan lega. Tumbuhtumbuhan pun bisa menjadi obat untuk menyembuhkan penyakit. Kita bisa mengamati bunga-bunga yang berwarnawarni membuat kehidupan ini menjadi indah. Bunga yang warna-warni tersebut mempercantik taman sehingga orang merasa nyaman dan betah saat berkunjung ke taman.

Buku ini berisi sejumlah narasi dan refleksi dari berbagai pengalaman yang pernah dialami oleh penulis. Selain pengalaman, gagasan atau wacana muncul dari hasil refleksi yang kemudian dicurahkan dalam bentuk tulisan. Tulisan-tulisan tersebut pada dasarnya adalah pelajaran untuk diri saya sendiri. Kalau pun ada pembaca yang terinspirasi setelah membaca buku ini, saya sangat bersyukur bisa
menjadi inspirator dan membuka jalan bagi orang lain untuk hidup lebih baik.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Daftar 3

Spesifikasi Buku

Cetakan I Maret 2023;  156 hlm, ukuran 14,8 x 21 cm, kertas isi HVS 75 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 100.000

Rp 83,300

Tentang Penulis

Idris Apandi, M. Pd.,

Widyaprada Ahli Madya di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Barat. Kecintaannya kepada dunia literasi menjadikannya pegiat literasi yang aktif menulis di berbagai media dan memberikan pelatihan menulis di berbagai forum. Dia pun saat ini menjabat sebagai Ketua Komunitas Pegiat Literasi Jabar (KPLJ). Ratusan artikel, puisi, dan pantun yang telah ditulisnya dan tersebar di berbagai media massa baik cetak maupun online.
Riwayat pendidikannya yaitu; S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di STKIP Pasundan Cimahi lulus tahun 2003. S-2 Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial di STKIP Pasundan Cimahi lulus tahun 2012. Tahun 2014 menempuh pendidikan S-3 Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan di UPI.