Pada era 1970-1990-an suku Irires tidak dikenal luas oleh masyarakat di Kabupaten Tambrauw maupun masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia. Pada tahun 2006 dengan hadirnya musyawarah pertama di Distrik Senopi maka nama Suku Irires mulai diinformasikan keberbagai kalangan masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Tambrauw maupun di luar Kabupaten Tambrauw. Masyarakat Irires mendiami Kabupaten Tambrauw bagian Selatan berbatasan langsung dengan Moskona Utara, bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Maybrat, bagian Timur berbatasan dengan Suku Mpur, bagian utara berbatasan dengan Suku Abun.
Pada awalnya Masyarakat Irires mendiami empat kampung yaitu Kampung Senopi, Kampung Asiti, Kampung Miri dan Kampung Akmuri. Pada tahun 2015 terjadilah pemekaran Kampung dan bertambah pula beberapa kampung yang dapat didiami oleh Suku Irires. Penambahan kampung yaitu Kampung Meinad, Kampung Wafmana, Kampung Meis, Kampung Meicim atau Ifiam yang masuk dalam wilayah administratif Distrik Irires dan Kampung Apoki yang awalnya bersatu dengan Kampung Akmuri.
Masyarakat Irires memiliki hubungan emosional dengan beberapa suku asli yang berdekatan yaitu Suku Miyah dan Suku Mpur. Hubungan emosional melalui jalur kain kain timur dan jalur perkawinan antar suku (Syufi,2014:1). Perdagangan manusiapun dapat terjadi tetapi hanya dapat dilakukan oleh orang kaya yang dalam Bahasa Irires dinamakan nef un afen.