RESTRUKTURISASI SISTEM DAN TATA KELOLA UNIT WISATA BANJARAN

Buku ini membantu memberikan rencana strategis baik jangka pendek maupun kedeepannya dalam melakukan perencanaan bisnis.

Bagaimana desa banjar dapat menjadi salah satu atraksi dayatarik sebuah destinasi wisata?

Kurun waktu beberapa tahun terakhir, sektor pariwisata terus mengalami pertumbuhan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menyampaikan bahwa Indonesia siap menyongsong tahun 2022 dengan pertumbuhan di aspek pariwisata (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2021). Pandangan tersebut didukung oleh data yang menunjukkan PDB pariwisata Indonesia berada pada angka 4,2 persen pada tahun 2021 dan diprediksi tumbuh menjadi 4,3 persen di tahun 2022 (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, 2021). Prediksi ini disesuaikan dengan peningkatan jumlah wisatawan yang diproyeksikan pada tahun 2022 akan tumbuh menjadi 1,8 sampai 3,6 juta dibandingkan dengan data pariwisata tahun 2021 yang tercatat sebanyak 1,5 juta wisatawan.
Organization for Economic Cooperation and Development pada tahun 2018 (Wirdayanti, et al., 2021) menyebutkan Megatren Pariwisata yang akan membentuk Pariwisata Masa Depan yaitu jenis kegiatan wisata yang berorientasi pada wisata alam atau budaya lokal dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan, petualangan, dan belajar. Misalnya wisata petualangan (adventure tourism) – mendaki gunung (hiking), berjalan (trekking), dan juga wisata yang menawarkan pengalaman langsung kepada wisatawan seperti wisata pedesaan (village tourism), dan sebagainya.
Desa Wisata disinyalir menjadi jenis wisata yang mampu menjawab tantangan Megatren Pariwisata masa depan karena berorientasi pada wisata alam atau budaya lokal dan juga wisata yang menawarkan pengalaman langsung kepada wisatawan. Desa Wisata (Kampung, Nagari, Gampong, atau sebutan lainnya) adalah kawasan yang memiliki potensi dan keunikan daya tarik wisata yang khas yaitu merasakan pengalaman keunikan kehidupan dan tradisi masyarakat di perdesaan dengan segala potensinya (Wirdayanti, et al., 2021).
Perubahan pariwisata massal menjadi wisata alternatif memberikan keuntungan bagi Desa Wisata sebagai alternatif pilihan dalam pengembangan pariwisata (Wirdayanti, et al., 2021). Keragaman budaya, keunikan alam, dan karya kreatif serta kearifan lokal yang dimiliki sebuah desa atau kawasan mampu menjadi roh utama pengelolaan Desa Wisata.
Nilai kearifan lokal terwujud dalam masyarakat melalui nilai keunikan budaya maupun tradisi yang dimiliki oleh masyarakat, nilai keotentikan yang sudah mendarah daging dalam budaya masyarakat setempat, serta keaslian nilai-nilai tradisi yang muncul di masyarakat.
Unit Wisata Banjaran yang terletak di Kawasan Banjaran, Kalurahan Guwosari, Pajangan Bantul dinilai memiliki karakteristik yang sama untuk dikembangkan melalui pendekatan Desa Wisata. Kawasan Banjaran merupakan sebuah wilayah yang terbentuk atas sejarah, yang secara administratif memiliki luasan wilayah yang meliputi tiga padukuhan di Kalurahan Guwosari, yakni Watugedug, Kentolan Lor, dan Kembang Putihan. Kawasan ini layak untuk dikembangkan melalui pendekatan Desa Wisata karena memiliki berbagai potensi dan kearifan lokal pendukung pariwisata Desa Wisata. Berbagai potensi yang dimiliki oleh Kawasan Banjaran tersebut di antaranya potensi di bidang kerajinan kayu, kesenian dan budaya, alam, serta potensi kuliner dan home industry. Selain itu kearifan lokal yang masih terjaga juga dapat menjadi salah satu atraksi dayatarik sebuah destinasi wisata.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2

Spesifikasi Buku

Cetakan I Februari 2023;  125 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS 75 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp100.000

Rp 93,000

Tentang Penulis

Rosa Nikmatul Fajri, SE., M.Acc., Ak., CA., ACPA., dkk

Memperoleh gelar Sarjana (S1) Ekonomi di Universitas Islam Indonesia. Pendidikan Magister (S2) Akuntansi Universitas Gadjah Mada. Serta saat ini sedang melaksanakan Pendidikan Doktor (S3) di University Teknikal Melaka Malaysia. Bidang keilmuannya adalah Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Sektor Publik. Saat ini menjabat sebagai Kour Akademik Program Studi Akuntansi Universitas Alma Ata Yogyakarta, la juga sering mengisi berbagai acara/kegiatan sebagai fasilitator seperti pembicara, trainer, dan konsultan Karyanya telah dipublikasikan di beberapa jurnal nasional dan internasional