RESEPSI SASTRA DAN APLIKASINYA: Studi Kasus Penilaian Cerpen Indonesia Modern di Mata Pelajar

Kajian mendalam tentang aplikasi pendekatan resepsi sastra. Sangat cocok bagi pembaca yang ingin mengetahui bagaimana pendekatan resepsi sastra diaplikasikan.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan berkembang secara dialektis. Ada ilmu baru muncul menggantikan yang lama, demikian seterusnya. Dialektika yang mengakibatkan tidak dipakainya ilmu yang lama ini bukan berkaitan benar dan salah. Tapi seringkali justru berkaitan dengan dominasi dari para pengusungnya. Sejauhmana para ilmuwan dapat dipengaruhi sehingga menerapkan ilmu pengetahuan yang baru tersebut. Jadi tidak berlakunya sebuah ilmu yang lama, bukan berarti ilmu itu salah. Akan tetapi ilmu tersebut bisa saja ditinggalkan karena tidak lagi memiliki dominasi.

Dialektika ilmu pengetahuan semacam ini dalam dunia filsafat juga dikenal dengan adanya tesa, antitesa, dan sintesa. Tesa adalah suatu persoalan atau problem tertentu, sedangkan antitesa adalah suatu reaksi, tanggapan, ataupun komentar kritis terhadap tesa tersebut. Selanjutnya muncul sintesa sebagai kesimpulannya. Inilah dialektika dalam ilmu pengetahuan yang merupakan sebuah keniscayaan.

Dialektika ini juga terjadi dalam pengajaran sastra. Pengajaran sastra selama bertahun-tahun didominasi oleh pendekatan positivisme. Oleh karena itu, tidak sedikit pendekatan dalam pengkajian sastra yang muncul akibat dominasi dari pendekatan pengajaran sebelumnya selama berabad-abad lamanya. Termasuk di dalamnya resepsi sastra yang muncul sebagai pendekatan alternatif dalam pengajaran sastra. Sebagai pendekatan yang relatif lahir belakangan, pendekatan resepsi sastra memberikan suatu kebebasan kepada pembaca dalam mengungkapkan kajian terhadap karya sastra yang dibacanya. Pendekatan ini timbul karena pengaruh dominasi kritik dan teori sastra sebelumnya, misalnya kritik positivisme dan biografis yang perhatiannya ke arah pengarang. Sementara itu kritik formalisme dan strukturalime, khususnya new criticism perhatiannya lebih mengarah pada teks karya sastra.

Para pengkaji sastra belakangan ini sudah mulai melirik resepsi sastra sebagai pendekatan alternatif dalam pengajaran sastra. Apalagi, pendekatan ini menjawab beberapa kelemahan yang ada dalam pendekatan stukturalisme khususnya new criticism. New criticism oleh beberapa kalangan belum dianggap sebagai teori sastra. Pendekatan ini juga dianggap menjadikan sebuah karya sastra menjadi terasing karena tidak memperhatikan latar belakang sejarah. Analisis yang menekankan otonomi karya sastra dalam new criticism juga menghilangkan konteks dan fungsinya, sehingga karya sastra seperti berada di menara gading dan kehilangan relevansi sosialnya.

Resepsi sastra cenderung lebih membumi, tidak menjadikan karya sastra seperti berada di menara gading dan kehilangan relevansi sosialnya. Tidak berlebihan jika pendekatan resepsi sastra perlu diaplikasinya sebagai pendekatan baru dalam pengajaran sastra. Pendekatan ini menawarkan perspektif baru di mana kajian karya sastra bergeser dari teks ke arah pembaca. Pembaca sebagai pemberi makna dalam karya sastra dapat ditinjau secara psikologis dan sosiologis. Inilah tampaknya yang menjadikan pendekatan resepsi sastra layak untuk dipertimbangkan.

(Pengantar Editor dalam buku Resepsi Sastra dan Aplikasinya: Studi Kasus Penilaian Cerpen Indonesia Modern di Mata Pelajar)

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Bab 1

PENDAHULUAN (Kelemahan Pengajaran Sastra, Mengapa Buku Ini Ditulis?, Hipotesa Buku, Bagaimana Buku Ini Ditulis?)

Bab 2

MEMAHAMI KONSEP RESEPSI SASTRA (Sejarah Kemunculan, Memahami Resepsi Sastra, Komponen Proses Resepsi Sastra, Nilai dan Penilaian Sastra)

Bab 3

PENILAIAN PEMBACA TERHADAP CERPEN INDONESIA (Penilaian Rata-Rata Pembaca, Pandangan Pembaca terhadap Cerpen Indonesia Modern, Perbedaan Resepsi Pembaca)

Bab 4

PERBEDAAN RESEPSI PEMBACA: SEBUAH ANALISA (Analisa Perbedaan Resepsi Pembaca Putra dan Putri, Analisa Perbedaan Resepsi Pembaca terhadap Jenis Cerpen, Aplikasi Resepsi Sastra)

PENUTUP

Spesifikasi Buku

Cetakan I Maret 2021; xiv + 100 hlm, ukuran 15 x 23 cm, kertas isi HVS 70 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sistem penjualan buku ini adalah print on demand. Buku hanya akan dicetak ketika ada pemesanan. Butuh waktu +- 3 hari setelah pembayaran. Harga belum termasuk ongkos kirim

Rp120.000

Rp83.200

Tentang Penulis

Asyraf Suryadin

Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia  IKIP Muhammadiyah Yogyakarta (sekarang Universitas Ahmad Dahlan), kemudian menempuh Program Pascasarjana Uhamka Program Studi Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. Melanjutkan pendidikan doktor beberapa tahun setelahnya pada Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta dan selesai tahun 2009. Semasa kuliah di Universitas Negeri Jakarta sering aktif di Badan Bahasa. Badan Bahasa menjadikan saya sebagai penghubung berbagai kegiatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sampai terbentuknya Kantor Bahasa di Kepulauan Bangka Belitung.

Selain tenaga pendidik, penulis juga berprofesi sebagai ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Kepulauan Bangka Belitung dan pernah menjabat sebagai Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat serta pernah diberi amanah menjadi Pjs. Walikota Pangkalpinang di tahun 2018. Saat tulisan ini ditulis, penulis sedang menjabat sebagai Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kepulauan Bangka Belitung. Penulis juga mendapat amanah sebagai Ketua Kwarwil HW Bangka Belitung, Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Kepulauan Bangka Belitung, dan Ketua Asosiasi Dosen Indonesia Kepulauan Bangka Belitung, serta menjabat sebagai Sekretaris Gerakan Pengembangan Minat Baca Kepulauan Bangka Belitung. Hampir semua kegiatan organisasi penulis berorientasi pada pendidikan dan budaya.