Buku ini ditulis dengan maksud untuk memberikan referensi dasar bagi mahasiswa tingkat sarjana (undergraduate) ataupun pembaca awam di Indonesia tentang politik luar negeri Rusia di bawah kepemimpinan Vladimir Putin. Melalui karya ini, penulis berupaya menawarkan sebuah pemahaman yang lebih komprehensif dan mendalam tentang kompleksitas politik luar negeri Rusia di bawah kepemimpinan Putin. Selama ini, analisis mengenai Rusia seringkali didominasi oleh perspektif yang terpisah, seperti realisme ofensif atau konstruktivisme. Namun, kebijakan Putin menunjukkan karakteristik hibrida yang tidak dapat dijelaskan secara memadai oleh satu lensa teoritis saja. Oleh karena itu, buku ini mengadopsi pendekatan multi-teoritik, membandingkan realisme geopolitik, ekonomi politik neoklasik, dan post-strukturalisme, dengan fokus pada interaksi antara faktor material dan ideologis yang membentuk kebijakan luar negeri Rusia selama lebih dari dua dasawarsa belakangan ini. Penulis meyakini bahwa untuk “membaca” politik luar negeri Rusia secara holistik, kita perlu menggali akar permasalahan yang lebih dalam. Buku ini menyoroti bagaimana warisan trauma geopolitik pasca-runtuhnya Uni Soviet pada 1991 dan persepsi penghinaan nasional oleh Barat di era 1990-an telah menjadi katalis fundamental. Pengalaman pahit ini membentuk filosofi Putin yang meyakini stabilitas domestik sebagai prasyarat mutlak bagi proyeksi kekuatan internasional.
Pembaca akan menemukan bagaimana Putin telah membentuk kebijakan luar negeri Rusia sebagai sintesis unik antara rasionalitas realis dan instrumentalisasi identitas, memadukan kalkulasi kekuasaan dengan mobilisasi identitas kolektif. Dari penekanan pada konsep “negara pembatas” dan “area kepentingan vital” di negaranegara bekas wilayah Soviet hingga promosi ideologi Eurasianisme dan konsep “peradaban unik” Rusia, setiap langkah Putin dijelaskan sebagai upaya mempertahankan pengaruh dan martabat Rusia di panggung global.
Buku ini juga menyajikan analisis kritis mengenai peran oligarki dan siloviki dalam proses pengambilan keputusan kebijakan luar negeri Rusia, yang seringkali terabaikan dalam studi konvensional. Selain itu, Anda akan melihat bagaimana energi telah diubah menjadi instrumen geopolitik yang vital, serta bagaimana doktrin politik luar negeri Rusia telah dimiliterisasi, termasuk modernisasi nuklir dan penerapan doktrin kontroversial escalate to de-escalate. Melalui analisis komprehensif ini, saya berharap buku ini tidak hanya memberikan alat analitis yang lebih kaya untuk memahami politik luar negeri Putin di masa lalu dan sekarang, tetapi juga membantu mengidentifikasi pola-pola kunci yang dapat memproyeksikan arah kebijakan Rusia di masa depan dalam konteks tatanan global yang terus berubah.