PESONA CITA RASA NUSANTARA MELIRIK POTENSI GASTRODIPLOMASI INDONESIA
Buku ini lahir dari kesadaran kami akan pentingnya mempromosikan Indonesia melalui jalur yang mungkin belum banyak dijelajahi sebe-lumnya, yaitu gastrodiplomasi

Melangkah di Dunia Diplomasi Rasa, dkk
Diplomasi telah menjadi tulang punggung dalam menjaga hubungan suatu negara dengan negara lainnya sehingga telah menjadi konsep yang sudah ada sejak lama. Di zaman modern ini telah memasuki era globalisasi, dan peran diplomasi telah mengalami perkembangan dan perubahan yang pesat, seiring berjalannya waktu. Hari ini, kita bisa melihat betapa fleksibel nya pelaku-pelaku diplomasi, dimana tidak hanya dilakukan oleh pihak pemerintahan ataupun negara saja, namun juga bisa dipraktekkan secara real oleh aktor non-negara seperti NGO, masyarakat, individu, ataupun perusahaan . Dengan berbagai macam cara dalam mengimplementasikan diplomasi yang bisa dilakukan hampir seluruh kalangan, tentunya diplomasi juga bisa dipraktekkan dalam berbagai macam cara. Menurut Ramadhan (2021), metode diplomasi yang cukup umum digunakan adalah “diplomasi publik”, yang dimana tujuanya adalah untuk membentuk pengaruh yang tentunya positif kepada sudut pandang khalayak luar dari berbagai macam lapis masyarakat. Di sisi lain, diplomasi kini telah memasuki aspek-aspek sektor lain secara mendalam seperti budaya, seni, musik, dan tentunya kuliner. Maka dari itu, instrumen-instrumen budaya ini sangatlah kuat dan dapat berpengaruh dengan signifikan dalam
membentuk sudut pandang ataupun stigma suatu bangsa dari orang asing. Sehingga kita bisa melihat mengapa pembahasan diplomasi kuliner Indonesia sangatlah esensial, merujuk kepada kuatnya pengaruh dunia kuliner dalam menciptakan citra negara (Ramadhan, 2021).
Gastrodiplomasi telah menjadi salah satu jalur yang ditempuh banyak negara dalam pembentukan profil negara di mata pihak eksternal melalui promosi budaya dan keunikan dari ciri khas bumbu dan cita rasa setiap bangsa. Istilah “Gastrodiplomasi” sendiri berasal dari kata-kata gastronomi dan diplomasi, di mana gastronomi didefinisikan sebagai studi yang menghubungkan tentang budaya dan makanan, dan diplomasi diartikan sebagai sebuah penyelenggaraan dalam menjalani sebuah hubungan resmi atau representasi antar negara (Solleh, 2015). Sebagai salah satu bagian dari
bentuk diplomasi publik, gastrodiplomasi kerap kali dipandang sebelah mata, padahal bentuk diplomasi ini melalui aspek di kehidupan manusia yang paling simpel namun sangatlah kuat untuk memberikan pengaruh kepada orang lain (Solleh, 2015).
Mengetahui manfaat dari gastrodiplomasi, zaman modern ini semakin banyak negara-negara yang menempuh jalur ini untuk memperkenalkan negara mereka ke komunitas global, dan telah mencetak cerita-cerita sukses dalam setiap usaha yang telah dilakukan. Thailand, sebagai salah satu penggiat rajin dari gastrodiplomasi, telah berhasil memperalat kuliner dan masakan khas nasional untuk menduniakan nama Thailand ke sudut-sudut mancanegara (Ramadhan, 2021). Dengan membentuk
program “Global Thai” (Mantolas, 2016) yang diusung pada tahun 2002, telah menghasilkan pencapaian-pencapaian gemilang dalam persebaran kuliner Thailand ke pelosok-pelosok dunia hingga menjadi buah bibir beribu individu. Hal serupa telah dilakukan juga oleh negara Eropa seperti Norwegia, dimana telah menghubungkan korelasi antar kuliner dan pola kesehatan, dimana “Nordic Food Diplomacy” telah diusung serta difondasikan 12 koki Nordik yang ditujukan untuk menjadi
menu program diet (Ramadhan, 2021). Bukti-bukti nyata ini yang telah diuraikan dan yang belum tercantum di bab pembukaan ini telah membuktikan kekuatan bahwa makanan memiliki dampak serta kekuatan untuk menyambungkan lidah individu-individu dari berbagai macam latar belakang yang disatukan dengan cita rasa Indonesia. Kemudian, baiknya juga untuk mengetahui betapa kuatnya dampak persebaran kuliner ke mancanegara, terutama secara ekonomis. Kuliner sebagai penyongsong dalam pelaksanaan pariwisata Indonesia telah menempati urutan pertama dalam pendorong PDB Indonesia diantara 16 subsektor ekonomi kreatif. Kuliner telah secara dominan berkontribusi sebesar
41% dan dibawahnya diikuti sektor fashion dengan persentase 17% dan subsektor kriya yang mencapai 14.9% (Wibawati & Prabhawati, 2021). Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa peluang Indonesia
dengan heritage nya sebagai negara yang kaya akan rempah dan cita rasa sangatlah tinggi untuk dikenalkan kepada dunia, dan hal ini tentunya sangat bermanfaat untuk banyak hal.
Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!
DAFTAR ISI

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Agustus 2024; 98 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.
Harga Buku
Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.
Rp 150.000
Rp 84,000
Tentang Penulis
