PERCIK-PERCIK PEMIKIRAN

Percik-percik pemikiran yang terkandung di daam buku ini ditunjukan untuk masyarakat indonesia khususnya untuk menambah wawasan positif mengenai hukum, politik kemanusiaan serta agama yang ada

Bagaimana Agama dan Kemanusiaan dalam pemikiran Buya Syafii?

Belajar sejarah memang sangat diperintahkan Al-Qur’an, tetapi bukan untuk disembah. Sepenuhnya bertujuan agar manusia mengambil pelajaran moral dari peristiwa sejarah itu. Agar segala yang baik diambil dan diteruskan, segala yang buruk dan merusak ditinggalkan. Ungkapan Al-Qur’an, Laqad kana fi qashashihim ‘ibra liuli ‘l-albab (Qs Yusuf [12]: 111. Sesungguhnya pada kisahkisah mereka itu ada pelajaran moral bagi mereka yang jauh jangkauan pikirannya adalah satu di antara ayat mengenai pentingnya sejarah itu. Dalam perspektif ayat ini, sengketa berkepanjangan antara mazhab-mazhab dalam Islam yang telah menghancurkan bangunan persaudaraan umat sama artinya dengan sikap mengabaikan dan melecehkan pelajaran moral itu, sesuatu yang ditekankan Al-Qur’an.

Akhirnya, jika umat Islam memang mau punya masa depan yang cerah, disegani, dan bermartabat, sembahlah Allah dengan hati yang tulus, dan jangan menyembah sejarah yang telah membawa malapetaka berkepanjangan.

Ibadah haji juga mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan umat Islam, sekalipun nilai ini sering benar ditelantarkan dalam perjalanan sejarah. Rasa persatuan dan kesatuan yang timbul dari semangat ukhuwah seharusnya dapat bertahan lama, tapi sejarah tidak menunjukkan demikian. Umat ini punya hobi untuk berkonflik, kadangkadang dengan alasan yang sederhana saja. Oleh sebab itu tidaklah heran kita bila ada pendapat yang menyindir bahwa umat Islam sering benar hidup dalam iklim Islam yang lain, bukan Islamnya Al-Qur’an, bukan Islamnya semagat ibadah haji. Selama cara hidup kita masih dalam iklim Islam yang lain itu, selama itu pulalah umat ini tidak akan pernah menemukan jati-dirinya yang sah dan otentik. Satu-satunya jalan yang terbuka menurut hemat penulis adalah agar kita secara jujur dan sungguh-sungguh mau berunding dengan Al-Qur’an, menanyakan kepada Kitab Suci ini tentang bagaimana seharusnya jati diri umat Islam itu. Subjektivisme historis dan kultur jangan diberi peran dominan bila kita memang mau menemukan jati-diri umat dalam perspektif Al-Qur’an. Al-Qur’an terlalu agung untuk hanya ditundukkan kepada subjektivisme manusia.

Beragama bukanlah sekedar ritual rutin yang tidak terkesan di hati. Beragama adalah berdialos yang terusmenerus dengan Sumber Kehidupan. Sumber itu tidak dapat diukur dengan kategori-kategori ruang dan waktu. Al-Qur’an menyebut sumber itu dengan berbagai nama sesuai dengan fungsinya. Ada ungkapan al-Khaliq (Pencipta), karena memang Dia lah yag menciptakan segalanya dari tiada kepada ada, sebuah ciptaan yang sungguh misterius bagi umat manusia karena tanpa bahan baku yang tersedia. Dia mencipta dari suatu kehampaan total. Nama lain ialah Rabb (Pemelihara), karena memang Dia lah yang memelihara segala ciptaan ini, baik yang bernyawa maupun bukan. Al-Qur’an menyebut tidak kurang dari 99 nama (asma’ alhusna) untuk Sumber Kehidupan itu. Maka orang beragama dalam arti yang sebenarnya memandang sikap jujur dan adil sebagai buah yang tidak boleh terlepas dari dialog yang intens dengan Maha Pencipta itu. Atau sebutlah itu sebuah sikap keniscayaan.
Akhirnya kita tegaskan sekali lagi bahwa Pancasila haruslah mampu berdialog dengan Sumber Kehidupan itu dengan cara yang diajarkan oleh agama. Temponya sudah sangat mendesak bagi bangsa ini untuk membenahi dirinya dalam soal moral, dalam soal etik. Keterlambatan dalam pembenahan ini hanyalah akan memberi peluang kepada sekularisme dengan segala akibatnya yang fatal untuk mencoraki perjalanan jauh bangsa ini. Untuk sumber moral Pancasila, penulis tidak melihat sumber lain kecuali wahyu.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1

Spesifikasi Buku

Cetakan I Februari 2023;  216 hlm, ukuran 14 x 20 cm, kertas isi HVS 75 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 100.000

Rp 97,300

Tentang Penulis

Imron Nasri