Penanganan Anak Putus Sekolah (Perspektif Pekerjaan Sosial)

Akses pendidikan di berbagai daerah masih sangat terbatas, bahkan di daerah-daerah yang seharusnya mendapatkan akses pendidikan yang memadai seperti halnya di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana yang menjadi pembahasan dalam buku ini.

Krisis Akses Pendidikan

Pendidikan sebagai penentu kualitas suatu bangsa tidak bias dibantahkan. Pendidikan bahkan menjadi salah satu parameter pembangunan manusia yang dikenal sebagai indeks pembangunan manusia (human development index/HDI). Sebuah negara bisa dikatakan sejahtera jika memiliki indeks pembangunan manusia yang baik. Sebaliknya, sebuah negara yang memiliki indeks pembangunan manusia yang rendah dapat dikatakan sebagai negara yang kurang sejahtera atau bahkan terbelakang. Lantas bagaimana dengan Indonesia? Banyak kalangan mengeluhkan tentang kondisi pendidikan di Indonesia, karena memang kondisinya masih memprihatinkan. Akses pendidikan di berbagai daerah masih sangat terbatas, bahkan di daerah-daerah yang seharusnya mendapatkan akses Pendidikan yang memadai, seperti halnya di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana yang menjadipembahasan dalam buku ini.

Setengah abad setelah pernyataan umum hak manusia (Universal Declaration of Human Rights) disetujui, pada dasarnya hak memperoleh pelayanan pendidikan sudah diterima dan diakui secara luas di seluruh dunia. Namun, dalam prakteknya, secara subtansial masih terlalu sering dilanggar dan diabaikan. Termasuk dalam hal ini di Indonesia, di mana masih banyak sekali kelompok masyarakat yang belum mendapatkan akses pendidikan secara layak dan memadai. Padahal pendidikan adalah hak seluruh warga tanpa terkecuali, sehingga ketika ada sebagian kelompok Masyarakat yang tidak mendapatkan hak atas pendidikannya maka ini adalah kondisi yang tidak bisa dibiarkan.

Kondisi sebagian warga Indonesia yang kurang mendapatkan akses terhadap Pendidikan diperparah dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Kondisi ekonomi yang kurang baik di negara kita ini mengakibatkan masih banyak masyarakat menengah ke bawah yang tidak memperhatikan pendidikan. Krisis ekonomi yang datang bertubi-tubi menghampiri negeri ini masih dirasakan dampaknya oleh seluruh lapisan masyarakat. Dari krisis tersebut yang terkena imbas dampak sangat besar adalah lapisan masyarakat bawah. Semua sektor yang ada, baik itu di bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dan pendidikan. Sehingga memaksa setiap orang untuk mengatur segala sesuatu yang akan berdampak kurang baik.

Ketika negara-negara berkembang mengedepankan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan kemakmuran ekonomi, kebijaksanaan yang sentralistik dan melupakan aspekaspek manusia, maka pembangunan justru dehumanisasi. Pada kondisi demikian, lembaga-lembaga kemasyarakatan hadir untuk mengembalikan arah esensial pembangunan yang humanistik, melalui pendidikan produksi dengan upaya transformasi penyadaran diri kepada masyarakat. Rakyat sebagai objek pembangunan diajak bersama untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan.

Sehingga bisa tercapai suatu bentuk masyarakat yang mandiri, yang mempunyai kekuatan sosial dan masyarakat yang kreatif. Salah satunya yaitu kekuatan sosial yang cukup untuk mengantarkan masyarakat memiliki daya kreatif sebagai upaya membentuk kemandiriannya adalah optimalisasi pendidikan. Pendidikan merupakan suatu modal utama dalam pembangunan. Sangat sulit rasanya untuk mengatakan bahwa kemajuan suatu negara dapat dicapai adanya investasi dalam bidang pendidikan, karena pada dasanya pendidikan adalah sumber daya yang terbesar bagi manusia. Sedangkan fungsi pendidikan sebagai transmisi atau pengalihan kultur dan sebagai pembentuk kepribadian masyarakat.

Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan ketrampilan masyarakat, yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan pemenuhan kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Salah satu indikator yang menentukan rumah tangga termasuk fakir miskin adalah ketidakmampuan rumah tangga membiayai pendidikan dasar bagi anak-anaknya sehingga anak-anaknya mengalami putus sekolah. 

Kondisi putus sekolah inilah yang menjadi bagian dari krisis pendidikan yang tidak bisa dibiarkan terjadi di bangsa ini. Putus sekolah memang merupakan salah satu permasalahan pendidikan yang tak pernah berakhir. Masalah ini sulit untuk dipecahkan penyebabnya dan sudah berakar, salah satu penyebabnya karena kondisi ekonomi. Artinya bahwa kondisi ekonomi keluarga merupakan faktor pendukung yang paling besar kelanjutan pendidikan anak-anak sebab pendidikan membutuhkan dana besar. Hampir setiap tempat banyak anak-anak yang tidak mampu melanjutkan pendidikan, atau putus sekolah di
tengah jalan disebabkan karena kondisi ekonomi keluarga yang memprihatinkan.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2

Spesifikasi Buku

Cetakan I April ;  102 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS 75 gram, hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 100.000

Rp 84,500

Tentang Penulis

Siti Solechah, M.Si.,

Aktif melakukan penelitian bidang kesejahteraan sosial baik secara individu maupun kelompok. Beberapa di antaranya, Model Pendidikan Karakter Komunitas Belajar Qoryah Thayyibah (2012) (penelitian kelompok), Pemberdayaan Lanjut Usia (Lansia) Berbasis Agama Di Gendeng Timur Baciro Gondokusuman Yogyakarta (2014), Pemenuhan Hak-hak Anak di TPA Anwar Rosid Baciro Gondokusuman Yogyakarta (2015), Pemberdayaan Wanita Rawan Sosial Ekonomi Melalui Penerapan Technology Of Parsipatory Di Kampung Pengok Gondokusuman Demangan Yogyakarta (2017), Strategi Perubahan Prilaku Masyarakat Membuang Sampah pada Tempatnya di Dusun Karang Desa Jetis Saptosari Gunungkidul Yogyakarta (2018) dan penelitian lainnya di bidang kesejahteraan sosial. Menulis di beberapa jurnal ilmiah mapun buku (kontributor). Beberapa di antaranya, Peran Sakti Peksos Rumah Singgah Ahmad Dahlan dan Lembaga Perlindungan Anak Yogyakarta, Jurnal Manhaj, Vol 2 No. 1 Januari-April 2014; Pemenuhan Hak-hak Anak di TPA Anwar Rosid Baciro Gondokusuman Yogyakarta, Jurnal Manhaj, Vol 2 No. 1 Januari-April 2016; Model Pendidikan Karakter Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah, Indonesian journal of Educational Research, Vol 2 No 1 (2017. Sedangkan buku sebagai kontributor antara lain: Panduan Praktik Pekerjaan Sosial, (Samudra Biru, 2017); Interkoneksi Islam Dan Kesejahteraan Sosial (Teori, Pendekatan, dan Studi Kasus), (Samudra Biru, 2012).