Peternakan Indonesia memiliki potensi yang besar dan prospeknya, terutama ayam ras, baik ayam petelur (layer) maupun ayam pedaging atau broiler, yang berasal dari sektor perunggasan. Peternakan unggas bagi sebagian masyarakat Indonesia saat ini, berperan dalam ujung tombak pemenuhan dan perbaikan gizi, penentu kecerdasan dan kesehatan bangsa, kekuatan ketahanan pangan nasional, menciptakan lapangan pekerjaan, menumbuhkan ekonomi dan meningkatkan pendapatan per kapita. Seiring dengan pertambahan penduduk dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi serta tingkat pendidikan masyarakat, maka kebutuhan pangan yang bernilai gizi tinggi, aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) mutlak diperlukan.

Upaya dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mendukung kemajuan industry perunggasan, khususnya ayam, sehingga permasalahan yang muncul diselesaikan. Salah satu permasalahan yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar bagi peternak unggas adalah penyakit koksidiosis yang disebabkan oleh parasit obligat intraseluler (protozoa), Genus Eimeria. Infeksi ini dapat menyebabkan diare berdarah, penurunan berat badan, paralisis, terlambatnya produksi telur, kualitas telur menurun dan sering mengakibatkan kematian.

Upaya pengendalian dan pemberantasan koksidiosis yang telah dilakukan adalah dengan cara pemberian obat-obatan farmasetik anti koksidia (koksidiostat) pada pakan atau air minum dan usaha pengebalan dengan cara vaksinasi. Bervariasinya kualitas koksidiostat yang beredar di pasaran menyebabkan hasil yang dicapai oleh peternak juga ikut beragam. Selain itu, ancaman resistensi dan juga residu koksidiostat dalam daging perlu mendapat perhatian serius. Program vaksinasi dirasa memiliki hasil yang menjanjikan sebagai suatu upaya pencegahan koksidiosis pada ayam.

Buku berjudul “Koksidiosis pada Ayam” mencoba menyampaikan beberapa hal penting tetang infeksi koksidia pada ayam yang dikemas secara praktis, sehingga diharapkan mampu dipahami berbagai kalangan.