KEMANDIRIAN SOSIAL-EKONOMI ‘Warung Madura’ DAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MADURA
Buku ini sangat membantu sumber inspirasi bagi inovasi dan keberlanjutan dalam ekosistem bisnis lokal.

Warung Madura, Semangat Kewirausahaan dan Kearifan Lokal
Dalam perjalanan memahami kearifan lokal sebuah masyarakat, kita seringkali terperangkap dalam paradigma yang mengukur nilai suatu budaya melalui prisma modernitas atau bahkan dari perspektif luar. Namun, dalam buku ini, kita akan menggali sebuah sisi lain dari keberagaman budaya Indonesia, lebih tepatnya, kearifan lokal masyarakat Madura, melalui kacamata kemandirian sosial-ekonomi yang tercermin dalam institusi Warung Madura.
Masyarakat Madura memiliki ciri khas yang melekat kuat pada nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal yang turuntemurun. Seiring berjalannya waktu, nilai-nilai ini tidak hanya bertahan, tetapi juga beradaptasi dengan dinamika modernitas. Melalui Warung Madura atau warung kelontong milik orang-orang Madura, kita memasuki wilayah di mana nilai-nilai kearifan lokal tradisional bertautan erat dengan praktik-praktik ekonomi sehari-hari, menciptakan sebuah model bisnis yang mencerminkan kemandirian sosial dan ekonomi dalam konteks lokal (Noer, 2012).
Dalam perjalanan riset yang tertuang dalam buku ini,kami mengeksplorasi lebih dalam mengenai bagaimana Warung Madura bukan hanya sebagai pusat aktivitas perdagangan semata, melainkan juga sebagai pusat ekonomi yang memperkuat jaringan sosial serta membumikan nilainilai kearifan lokal. Lewat wawancara mendalam, observasi, dan analisis terperinci, upaya kami adalah mengurai peran Warung Madura sebagai simbol kemandirian ekonomi, menjembatani nilai-nilai kearifan lokal dengan tuntutan zaman yang senantiasa berubah.
Dari sudut pandang sosial-ekonomi, kami juga akan menelusuri bagaimana Warung Madura memainkan peran penting dalam ekosistem ekonomi lokal, memberikan ruang bagi kemandirian sosial-ekonomi bagi pemiliknya serta dampaknya terhadap komunitas sekitar. Selain itu, kami juga akan menyelami nilai-nilai kearifan lokal yang tercermin dalam cara berdagang, berinteraksi, dan menjalin hubungan dalam konteks Warung Madura.
Perlahan namun pasti, Warung Madura terus berkembang hingga saat ini dan tidak lagi terpusat di Jakarta, tetapi telah menyebar hingga ke kota-kota kecil yang lain di Indonesia. Nyaris tanpa bantuan pemerintah, para pedagang migran asal Madura ini bahkan ada yang memiliki lebih dari 10 warung kelontong dengan penghasilan yang menggiurkan. Di tengah menjamurnya retail minimarket modern besar di Indonesia seperti Indomaret dan Alfamart yang didukung manajemen modern dan pendanaan besar, fenomena eksistensi dan dominasi Warung Madura serta kemandirian sosial-ekonomi para pedagang migran asal Madura di Jakarta ini sangat menarik untuk dikaji secara mendalam.
Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!
DAFTAR ISI

Spesifikasi Buku

Cetakan I, November 2023; 110 hlm, ukuran 14,5 x 21 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.
Harga Buku
Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.
Rp150.000
Rp 72,500
Tentang Penulis
