ETNIS NUSANTARA DALAM MENANGKAL RADIKALISME DI INDONESIA

Buku ini memberikan wawasan Masyarakat Indonesia yang menganut budaya luhur dan
tradisi harus tetap dilestarikan secara turun temurun

BAGAIMANA ETNIS NUSANTARA DALAM MENANGKAL RADIKALISME DI INDONESIA?

Indonesia dikenal dengan negara majemuk dengan beragam agama, suku, ras, maupun golongan. Merujuk data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menyebutkan ada 1.340 suku maupun etnis di Indonesia (Rahayu & Mayasari, 2021, hal. 37). Keberagaman ini menjadi daya tarik bagi negara lain untuk mengunjungi Indonesia sebagai destinasi wisata. Semangat kesatuan dalam Ideologi Pancasila dianggap mampu menyatukan masyarakat dengan berbagai latar belakang budaya dan cara berpikir yang sangat beragam. 

Masyarakat Indonesia menganut budaya luhur dan tradisi yang dilestarikan secara turun temurun, namun juga tidak dapat menutup diri dari pengaruh asing yang masuk ke Indonesia, baik melalui perdagangan, pariwisata, maupun pendidikan. Tidak jarang kita menemui tradisi masyarakat yang mengalami akulturasi atau pencampuran dengan budaya asing. Dari sisi positifnya dapat memberikan dampak bagi kemajuan masyarakat, misalnya penggunaan teknologi hingga sistem pendidikan yang mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Akan tetapi, hal itu juga tidak terlepas dari dampak negatif yang diberikan. Akibatnya paham-paham atau aliran-aliran pemikiran tidak sejalan dengan budaya di Indonesia. Ini yang akan menjadi masalah nantinya bagi masyarakat, karena dapat membuat mereka berpaham ke arah yang tidak karuan.

Paham yang paling hangat akhir-akhir ini adalah paham yang memaksakan perubahan secara cepat dan drastis melalui kekerasan, atau disebut dengan radikalisme. Fahmi dkk. (2021, hal. 2) mengungkapkan bahwa radikalisme
adalah paham yang menginginkan perubahan dengan cara kekerasan atau ekstrem. Mereka menginginkan perubahan
dalam waktu singkat. Cara ini dapat bertentangan dengan sistem sosial yang sedang berjalan.

 Radikalisme identik
dengan terorisme, karena melakukan perubahan dengan menyebarkan teror kepada siapa saja yang dianggap
mengganggu dan menghambat perubahan yang diinginkan. Salah satu ciri penting radikalisme ialah menganggap orang yang pandangannya berbeda dengan mereka sebagai orang bersalah. Beberapa kasus kekerasan terjadi di Indonesia akibat paham radikalisme pada tahun lalu, misalnya kasus pengeboman Gereja Katedral terjadi pada bulan Maret 2021 di Kota Makassar yang diduga merupakan bagian dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), dan kasus teror bom.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

Daftar Isi 1
Daftra Isi 2

Daftar Isi dan Spesifikasi Buku

Buku ini terdiri dari beberapa bagian pembahasan yang ditulis oleh para penulis dari beragam disiplin ilmu

  • Cetakan I, Desember 2021
  • Jumlah Halaman viii + 95
  • Ukuran 14 x 20 cm
  • Kertas Isi Bookpaper 57,5 gram (Hitam Putih)
  • Kertas Cover Ivory 230 Gram (Laminasi Doff)
  • Finishing Jilid Lem Panas (Soft Cover) dan Shrink (Bungkus Plastik)

Rp 67,100

Sistem penjualan buku ini adalah print on demand. Buku hanya akan dicetak ketika ada pemesanan. Butuh waktu +- 3 hari setelah pembayaran. Harga belum termasuk ongkos kirim

  • Harga Belum Termasuk Ongkos Kirim
  • Klik Tombol Beli Sekarang untuk Melanjutkan Pembelian

Tentang Penulis

Dr. H. Arbanur Rasyid, M.A.

Rayendriani Fahmei, M.Ag.

Muhammad Wandisyah R. Hutagalung, M.E.

Maulana Arafat Lubis, M.Pd.