CAKRAWALA DUNIA ARAB Paradigma Holistik Relasi Politik, Agama, dan Budaya di Timur Tengah dan Afrika Utara

Buku ini memberikan gambaran pokok kepada kita mengenai
dimensi agama, kekuasaan, budaya dan keIndonesiaan. Islam Indonesia yang khas diharapkan mampu menjadi percontohan bagi dunia dimana keharmonisan antara agama, budaya dan kekuasaan mampu berjalan beriringan dalam membangun masyarakat madani di Indonesia.

Mewujudkan Peradaban Rahmatan Lil Alamin

Dunia Arab dan Indonesia memiliki ikatan historis yang sangat kuat. Hal ini berawal dari sejak zaman pra kolonial dengan datangnya para pedagang Arab ke Nusantara yang bukan hanya sebagai pedagang, namun juga membawa misi keagamaan dan kebudayaan. Salah satu teori yang dipercaya menyatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah melalui jalur Timur Tengah (Persia dan Hadramaut) selain dari Gujarat (India) dan China. Kedatangan para pedagang Arab ke tanah Nusantara telah berhasil mentransfusikan nilai-nilai keIslaman pada budaya masyarakat lokal. Banyak ditemukan bukti-bukti historis yang menggambarkan asimilasi budaya lokal dengan budaya Arab (Azra, 2013).

Islam Asia Tenggara dulu sering dipandang kalangan orientalis sebagai Islam periferal, Islam pinggiran, Islam yang jauh dari bentuk asli, seperti yang terdapat dan berkembang di pusatnya di Timur Tengah. Dengan kata lain Islam di Asia Tenggara bukanlah Islam yang sebenarnya, sebagaimana yang berkembang dan ditemukan di Timur Tengah. Islam yang berkembang di Asia Tenggara adalah Islam yang berkembang dengan sendirinya, bercampur baur dengan dan didominasi oleh budaya dan sistem kepercayaan lokal, yang tak jarang dan tidak sesuai dengan ajaran Islam (Azra, 2000).

Namun pada kenyataannya, Islam yang berkembang di Indonesia dengan corak dan keunikan khasnya, justru dipandang oleh banyak kalangan mancanegara lebih memberikan harapan. Berbeda dengan
Islam yang berkembang di Arab atau di Asia Selatan yang terus bergolak dalam konflik, kekerasan dan perang. Islam Indonesia tetap menawarkan dan membawa pesan-pesan perdamaian yang secara nyata terejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Ekstremisme dan radikalisme yang terus meruyak di berbagai kawasan dunia muslim lain tidak menjadi gejala signifikan di Indonesia (Azra, 2015). 

Oleh karena itu, tidak heran jika hal ini menjadi pemikiran Perdana Menteri Inggris David Cameron. Dalam kunjungan ke Jakarta pada 2015 silam, Cameron berdialog dengan lima figur Islam Indonesia (Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, tokoh NU Alwi Shihab, Direktur Eksekutif Wahid Institute Yenny Wahid, Ketua Pengurus Masjid Sunda Kelapa Aksa Mahmud, dan saya sendiri), Cameron menyatakan ingin mempelajari kenapa Islam Indonesia menolak ekstremisme dan radikalisme. Islam, kebudayaan, dan kekuasaan adalah tema menarik untuk didiskusikan secara akademik maupun praktis. Secara akademik para akademisi bisa mempelajari bagaimana Islam, kebudayaan dan kekuasaan saling bertalian erat dalam pembangunan peradaban dunia. Di Indonesia, penyebaran Islam sangat berkaitan erat dengan peran politik dan budaya. Penyebaran Islam berlangsung melalui proses konvergensi, tanpa melalui benturan – benturan sebagaimana terjadi di negara-negara lain. Secara praksis, proses itu terus menjadi pijakan bagi pembentukan dan penguatan Indonesia, untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan meskipun terdapat keragaman. Perkembangan peradaban Islam tak dapat terlepas dari dinamika yang terjadi di sumber asalnya, yaitu Timur Tengah. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia tentu secara langsung maupun tidak turut merasakan dampak dari perkembangan dan dinamika yang ada. Dinamika yang terus bergulir nyatanya memunculkan konflik yang tak kunjung usai dan menimbulkan pergeseran – pergeseran gerakan Islam di Timur Tengah yang turut memberikan dampak laten bagi Indonesia. Alhasil, kemunculan gerakan-gerakan radikal tak dapat terhindarkan sebagai respon atas ketidakpercayaan dan ketidaksukaan terhadap sistem demokrasi.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Daftar Isi 3

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Agustus 2024;  338 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 200.000

Rp 172,200

Tentang Penulis

Reyhan Ghafrullah Fachsapoetra

Muhammad Ruhiyat Haririe

Ahmad Luqman Hakim

Mansurni Abadi

Muhammad Royyan Fadli

Amilah Hasna Fathiyyah

Binar Mentari Malahayati

Habib Abdurahman Izzudin

Ibnu Khajar Azis

Muhammad Badat Alauddin

Nurul Khair.

Rofi Hamzah Zuhair