Buku Ajar Sosiologi Maritim

Buku ini membahas tentang sosial masyarakat maritim, pencaharian  dan Pemberdayaan Masyarakat Pembudidaya dan Pengolah Rumput Laut yang merupakan bagian dari penelitian terapan perguruan tinggi.

Buku Ajar Sosiologi Maritim

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau terbanyak di dunia. Pulau-pulau di kepulauan Indonesia dipisahkan oleh samudra, laut maupun selat. Namun demikian, luas wilayah lautan lebih luas bila dibandingkan dengan wilayah daratan, oleh karena itu negara Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Selain disebut negara maritim, negara Indonesia dikenal pula sebagai negara agraris.

Penduduk di kepulauan Indonesia sangat heterogen, terdiri dari bermacam – macam suku, ras, agama dan masyarakat. Berdasarkan kondisi geografisnya masyarakat Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu masyarakat pesisir dan masyarakat agraris.

Masyarakat pesisir mendiami di wilayah – wilayah sekitar pantai, sedangkan masyarakat agraris mendiami di daerah pedalaman pulau yang ada di Indonesia. Kondisi yang demikian menjadikan masyarakat pesisir dan pedalaman mempunyai perbedaan dalam berbagai aspek kehidupannya.

Masyarakat pesisir atau dapat pula disebut masyarakat laut adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dekat daerah pantai dengan ikatan – ikatan tertentu. Masyarakat laut umumnya mendiami daerah – daerah di sekitar pantai yang ada di pulau – pulau di kepulauan Indonesia

Sejarah Maritim Indonesia

Sejarah mencatat bahwa kejayaan bahari bangsa Indonesia sudah lahir sebelum kemerdekaan, hal ini dibuktikan dengan adanya temuan-temuan situs prasejarah maupun sejarah. Peneuman situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia merupakan bangsa pelaut, selain itu ditemukannya kesamaan benda-benda sejarah antara Suku Aborigin di Australia dengan di Jawa menandakan bahwa nenek moyang kita sudah melakukan hubungan dengan bangsa lain yang tentunya menggunakan kapal-kapal yang laik layar.

Kerajaan Mataram kuno di Jawa Tengah bersama kerajaan lainnya seperti Kerajaan Tarumanegara telah membangun Candi Borobudur yang pada relief dindingnya dapat terlihat gambar perahu layar dengan tiang-tiang layar yang kokoh dan telah menggunakan layar segi empat yang lebar. Kejayaan Kerajaan Singosari di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara telah memiliki armada kapal dagang yang mampu mengadakan hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan lintas laut.

Bangsa Indonesia sudah bertumbuh sejak dahulu. Berbagai dokumen tentang kejayaan bahari Bangsa Indonesia pada masa lalu, namun dalam perjalanannya kemudian mengalami keredupan. Setidaknya ada dua sebab terjadinya hal ini, yaitu praktek kebaharian kolonial Belanda pada masa lalu; dan kebijakan pembangunan bahari pada masa rezim Orde Baru. Pada masa kolonial Belanda, atau sekitar abad ke -18, masyarakat Indonesia dibatasi berhubungan dengan laut, misalnya larangan berdagang selain dengan pihak Belanda, padahal sebelumnya telah muncul beberapa kerajaan bahari nusantara, seperti Bugis-Makassar, Sriwijaya, Tarumanegara, dan peletak dasar kebaharian Ammana Gappa di Sulawesi Selatan. Akibatnya budaya bahari bangsa Indonesia memasuki masa suram.

Kondisi ini kemudian berlanjut dengan minimnya keberpihakan rezim Orde Baru untuk membangun kembali Indonesia sebagai bangsa bahari. Akibatnya, dalam era kebangkitan Asia Pasifik, pelayaran nasional kita kalah bersaing dengan pelayaran asing akibat kurangnya investasi. Pada era kolonialisme terjadi pengikisan semangat bahari Bangsa Indonesia yang dilakukan oleh kolonial dengan menggenjot masyarakat indonesia untuk melakukan aktivitas agraris untuk kepentingan kolonial dalam perdagangan rempah-rempah ke Eropa. Mengembalikan semangat bahari itu tidak mudah, diperlukan upaya yang serius dari semua elemen bangsa.Sudah sepantasnya kita mengoptimalkan Unclos 1982

(dalam pendahuluan Buku Ajar Sosiologi Maritim)

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Bab 1

Sejarah dan Pengertian Sosiologi Maritim (Pendahuluan, Sejarah Maritim Indonesia, Sosiollogi Maritim, Ontologi,Epistemologi, dan Aksiologi Sosiologi)

Bab 2

Geografis dan Pola Pemukiman Masyarakat Maritim (Pendahuluan, Kondisi Geografis, Kaitan Kondisi Alam dan Iklim dengan Kehidupan Penduduk, Pola Pemukiman Masyarakat Maritim)

Bab 3

Pola Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Maritim (Pendahuluan, Karakteristik Masyarakat Maritim, Kehidupan Masyarakat Maritim, Kebudayaan Masyarakat Maritim)

Bab 4

Mata Pencaharian Utama dan Tambahan Masyarakat Maritim (Pendahuluan, Mata Pencaharian Utama Masyarakat Maritim, Mata Pencaharian Tambahan Masyarakat Maritim, Produksi Masyarakat Maritim, Distribusi Masyarakat Maritim )

Bab 5

Teori Tentang Patron Klien Perspektif Marxis dan Reciprositi (Pendahuluan, Teori Resiprociti, Teori Marxis )

Bab 6

Hubungan Patron Klien Masyarakat Nelayan dan Punggawa-Sawi Sulawesi Selatan (Pendahuluan, Hubungan Patron Klien Masyarakat Nelayan, Hubungan Ponggawa-Sawi di Sulawesi Selatan )

Bab 7

Pola Produksi-Distribusi dan Permodalan Masyarakat Nelayan (Pendahuluan, Produksi Masyarakat Nelayan, Pola Distribusi Masyarakat Nelayan, Hubungan TPI,  Sistem Permodalan Nelayan, Koperasi, dan Perbankan)

Bab 8

Pola Produksi dan Distribusi TPI di Makassar Sulawesi Selatan (Pendahuluan, Pelayanan Tempat Pelelangan ikan, Produksi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Makassar, Distribusi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Makassar)

Bab 9

Kepercayaan Masyarakat Nelayanan (Pendahuluan, Kepercayaan Masyarakat Nelayan, Mitos Masyarakat Nelayan, Upacara Masyarakat Nelayan)

Bab 10

Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Maritim (Pendahuluan, Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan Masyarakat, Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Maritim Sulawesi-Selatan, Solusi Alternatif: Pemberdayaan Masyarakat Maritim)

Bab 11

Filosofi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir (Pendahuluan, Pemberdayaan, Filosofi Pemberdayaan, Kelembagaan: Sarana Pemberdayaan)

Bab 12

Kemiskinan Nelayan  (Pendahuluan, Kemiskinan Nelayan, Mandiri dalam Keterbatasan, Kemiskinan; Sebab dan Strategi, Peluang: Partisipasi Lintas Pelaku)

Bab 13

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Dinamika Kelompok  (Pendahuluan,  Kehidupan Masyarakat Pesisir, Rasionalitas Pemberdayaan, Dinamika Kelompok)

Bab 14

Organisasi Sosial Nelayan (Pendahuluan, Organisasi Sosial Nelayan, Partisipasi Nelayan dalam Organisasi, Memberdayakan Nelayan)

Bab 15

Pemberdaya Masyarakat Pembudidaya dan Pengolah Rumput Laut (Studi Kasus Kabupaten Polewali Mandar)

Spesifikasi Buku

Cetakan I Agustus 2019; x + 268 hlm, ukuran 16 x 24 cm, kertas isi Bookpaper 57,5 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sistem penjualan buku ini adalah print on demand. Buku hanya akan dicetak ketika ada pemesanan. Butuh waktu +- 3 hari setelah pembayaran. Harga belum termasuk ongkos kirim

Rp165.000

Rp140.000

Tentang Penulis

HUSNIAH, S.Sos., M.Si.

MUHAMMAD NUR S.Pi, M.Si.

Dr. A. TAMARUDDIN, S.Ag., MH

HUSNIAH, S.Sos., M.Si. Dosen Universitas Sulawesi Barat. Lahir Takatidung, 29 April 1972. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Universitas Sariwegading Tahun 1994 dan Magister di Universitas Hasanuddin pada Tahun 2010. Bidang Ilmu yang digeluti adalah Sosiologi. Mengampuh beberapa matakuliah Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sulawesi Barat diantaranya Pengantar Sosiologi, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Perkotaan dan Ilmu Budaya Dasar.

MUHAMMAD NUR S.Pi, M.Si. Dosen Universitas Sulawesi Barat. Lahir Palattae, 24 Desember 1990. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di Universitas Hasanuddin Tahun 2013 dan Magister di Universitas Hasanuddin pada Tahun 2015. Bidang yang digeluti adalah Manajemen Sumberdaya Perairan. Mengampuh beberapa mata kuliah di Program Studi Akuakultur dan Perikanan Tangkap, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Univesitas Sulawesi Barat.

Dr. A. TAMARUDDIN, S.Ag., MH. Dosen Universitas Sulawesi Barat. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana di STAI DDI Majene Tahun 2001, Magister di Universitas Muslim Indonesia Tahun 2005, dan Program Doktoral di Universitas Islam Negeri Alauddin pada Tahun 2010. Bidang yang digeluti adalah agama islam. Mengampuh beberapa mata kuliah pada beberapa Fakultas di Universitas Sulawesi Barat seperti Pendidikan Agama Islam, Pancasila, Hukum Kekeluargaan, Hukum Perkawinan, dan Hukum Islam.