Di era society 5.0 yang identik dengan keuangan inklusi, justru eksistensi koperasi semakin tersisih. Kenyataan ini patut mendapat respons keprihatinan dari berbagai elemen bangsa. Koperasi mengalami beragam kesulitan di era yang serba menawarkan kemudahan. Kesulitan dalam hal permodalan, kualitas SDM pengelola yang lansia dan kurang terlatih terdidik menjadi kendala yang berarti. Jika kondisi ini dibiarkan tanpa intervensi yang berarti, maka koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia akan semakin rapuh.

Padahal, sejatinya koperasi adalah bagian dari ruh ekonomi kerakyatan yang selaras dengan budaya bangsa. Koperasi juga menjadi pilar pendidikan sepanjang hayat (long life education) berbasis masyarakat. Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang membawa misi kesejahteraan anggota. Koperasi yang dibingkai atmosfir perekonomian rakyat sesungguhnya memiliki tujuan dan asas yang khas. 

Asas kekeluargaan dan asas gotong royong merupakan modal organisatoris bagi koperasi untuk membawa anggota pada kesejahteraan ekonomi. Pada titik inilah, ekonomi koperasi menjadi satu khazanah yang penting untuk dipelajari. Pemahaman yang holistik dan total mengenai koperasi akan mengantarkan pada sikap yang pro terhadap koperasi. Di berbagai negara, koperasi yang dikelola dengan baik terbukti dapat berdampak pada kesejahteraan. Bagaimana dengan Indonesia? Buku ini menuturkan historisitas koperasi dari zaman ke zaman, dari satu benua ke benua lain, hingga dari satu negara ke negara lain. Buku berjudul “Buku Ajar Ekonomi Koperasi” ini merupakan salah satu buku referensi yang menyajikan pemaparan mengenai undangundang pendirian koperasi, syarat pendirian koperasi, tahapan pendirian koperasi, dan menyajikan data mengenai kondisi mutakhir perkoperasian Indonesia. Selanjutnya, buku ini juga memaparkan permasalahan sektor perkoperasian dan kebijakan pemerintah terkait koperasi. Sebagai suplemen pengetahuan, mengenai proyeksi koperasi di era digital.