AL-QUR'AN DAN GENDER MAINSTREAMING Analisis Kritis Perspektif Muhammad al-Gazali (w. 1996 M)

buku ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang relasi gender dalam Al-Qur’an, serta menginspirasi pembaca untuk berpikir kritis dalam menyikapi ketidaksetaraan gender yang masih ada di masyarakat kita.

Diskursus Gender Mainstreaming dan Relasi Gender

Kesetaraan gender kini menjadi isu yang hangat dibicarakan, terutama terkait dengan budaya patriarki yang mengakar dalam konstruksi sosial masyarakat. Diskriminasi terhadap perempuan1, sebagai bentuk dari budaya patriarki, terlihat pada perampasan hak-hak perempuan dalam kehidupan sosial yang membatasi eksistensi mereka di ranah publik2. Sebagai dampak lebih lanjut dari kondisi ini, fenomena bias gender semakin merugikan perempuan. Sering kali muncul adagium yang menyatakan, “Perempuan lebih lemah, lebih rendah, dan tidak sederajat dengan laki-laki” yang mendegradasi perempuan menjadi gender kelas dua. Hal ini menyebabkan masyarakat kesulitan membedakan antara kodrat dan konstruksi budaya yang dibentuk oleh konsensus masyarakat.

Fenomena ini menciptakan stereotipe tertentu, seperti laki-laki sering diidentikkan dengan sifat jantan, rasional, kuat, dan perkasa, sementara perempuan dianggap emosional, lemah lembut, dan keibuan. Pandangan ini merupakan konstruksi budaya, bukan kodrat yang tidak bisa diubah, karena pada kenyataannya ada laki-laki yang lembut, emosional, dan penyayang, serta perempuan yang kuat, rasional, dan gagah. Demikian, perempuan ada juga yang kuat, rasional, dan gagah.

Isu kesetaraan gender semakin mendesak untuk diperhatikan, terutama dalam hal budaya patriarki di lingkungan masyarakat. Budaya patriarki ini menciptakan pandangan bahwa laki-laki lebih dominan daripada perempuan, yang berdampak pada terbatasnya ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan sosial. Perempuan sering kali dianggap kurang mampu untuk mengambil peran penting dalam pekerjaan, pendidikan, dan pengambilan keputusan. Kondisi ini menghalangi potensi perempuan untuk berkembang dan berkontribusi secara maksimal dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender agar hak-hak perempuan dihargai dan diakui setara dengan laki-laki.

Berkaitan dengan hal tersebut, penting untuk mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai konsep gender, salah satunya melalui perspektif tafsir yang kritis. Buku ini mengangkat persoalan relasi gender dalam Al-Qur’an melalui perspektif tafsir Muhammad al-Gazali, seorang mufasir abad ke-19 yang memiliki kedekatan zaman dengan era saat ini. Pemikiran al-Gazali tentang ayat-ayat gender dalam Al-Qur’an menjadi sangat relevan untuk memahami realitas sosial yang masih dipenuhi ketidaksetaraan gender. Oleh karena itu, penulis melakukan analisis kritis terhadap penafsiran Muhammad al-Gazali terhadap ayat-ayat relasi gender dalam kitab tafsir Nahwa Tafsir Maudhu’i li Suwar Al-Qur’an al-Karim.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Daftar Isi 3

Spesifikasi Buku

Cetakan I Maret 2024;  266 hlm, ukuran 14 x 20 cm, kertas isi Bookpaper 75 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 120.000

Rp 109,000

Tentang Penulis

Ikma Pradesta Putra Prayitna, SQ, M.Ag

Menyelesaikan hafalan 30 juz di usia 16 tahun. Semasa menjadi santri, penulis aktif mengikuti dan menjuarai berbagai cabang Musabaqah Tilawah Al-Qur’an (MTQ) mulai dari tingkat Kecamatan sampai tingkat Nasional. Cabang MTQ yang pernah diikuti, di antaranya cabang Qiraat Sab’ah Murattal, cabang 10, 20, dan 30 Juz. Cabang Tafsir Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia.
Penulis menempuh pendidikan strata satu di Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta, semasa pendidikannya penulis menghabiskan waktu mengajar di MAN Insan Cendekia Serpong selama 3,5 Tahun, sejak semester tiga sampai selesai. Penulis ikut merintis pesantren di Bekasi, yaitu al-Barakah as-Sa’idah (ABAS) serta merintis program pembinaan membaca dan menghafal Al-Qur’an di lingkungan tempat tinggalnya, di Masjid
Darul Hijrah Bekasi. Pada masa akhir studinya, penulis tercatat sebagai lulusan terbaik Fakultas Ushuluddin Program Pendidikan
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Tahun 2022. Aktivitas utama penulis adalah menjadi Imam di Uni Emirat Arab sejak 20 Februari Tahun 2023 sampai sekarang.