RETORIKA DAKWAH
dalam Perspektif al-Quran
Sebuah buku yang mengulas retorika dakwah dengan pendekatan yang berbeda. Pembaca akan mendapatkan informasi tentang retorika yang dikembangkan sejak zaman Yunani dalam buku ini.

Memahami Retorika Dakwah
Titik tolak retorika adalah berbicara, berbcara artinya mengucapkan kata-kata yang tersusun dalam suatu kalimat, kepada seseorang atau kelompok orang, untuk suatu tujuan tertentu (misalnya memberi informasi, memberi motivasi atau rekreatif yang sifatnya menghibur), berbicara merupkan ketrampilan khusus yang diberikan oleh Allah kepada manusia. berbicara mempunyai kaitan erat dengan bahasa, ketika munusia menyampaikan dan mengungkapkan pendapat/pikiran/ gagasan dan lain-lainya kepada manusia lain akan dapat dipahami jika disampaikan dengan bahasa yang sama-dimengerti (Dori Wuwur Hendrikus, P, 1991: 13).
Apa itu Retorika?
Retorika adalah kecakapan berpidato di depan umum (study retorika di Sirikkusa ibu kota Sisilia Yunani abab ke (5 SM). Retorika (dari bahasa Yunani, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric dengan judul ‘Grullos’ atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau teknik persuasi politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka.
Ini yang dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan penggunaan media oral atau tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah berkembang jauh sejak retorika naik sebagai bahan studi di universitas. Dengan ini, ada perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang sudah disebutkan diatas) dan praktek kontemporer dari retorika yang termasuk analisa atas teks tertulis dan visual.
Retorika adalah menyampaikan/mengungkap suatu kasus lewat bertutur (menurut kaum sofis yang terdiri dari Gorgias, Lysias, Phidias, Protagoras dan Socrates akhir abad ke 5 SM). Retorika adalah ilmu yang mengajarkan orang tentang keterampilan, persuasif yang objectif dari suatu kasus (Aristoteles) Study yang mempelajari kesalahpahaman serta penemuan saran dan pengobatannya (Richard awal abad ke 20-an) Retorika adalah yang mengajarkan tindak dan usaha yang efektif dalam persiapan, penetaan dan penampilan tutur kata untuk membina saling pengertian dan kerjasama serta kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat (http://cukupsudah.wordpress.com/2010/03/22/retorika-pengertian-v).
Tujuan retorika adalah persuasi, yang di maksudkan dalam persuasi dalam hubungan ini adalah yakinnya penanggap penutur (pendengar) akan kebenaran gagasan topic tutur (hal yang di bicarakan) si penutur (pembicara). Artinya bahwa tujuan retorika adalah membina saling pengertian yang mengembangkan kerjasama dalam menumbuhkan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat lewat kegiatan bertutur.
Retorika merupakan pengetahuan, seni dan kemampuan praktik mengolah fikir dan pesan serta menyampaikannya kepada orang lain secara lesan baik dialogis maupun monologis. Sifat/kemampuan merupakan anugerah pemberian Allah yang bersumber dari “Sifat Kalam” (Yang Maha Berfirman). Retorika sudah tumbuh dan berkembang sejak zaman para Nabi alaihi salam diutus untuk menyampaikan wahyudari Allah kepada umatnya masing-masing, sejak Nabi Adham as. sampai Nabi Muhamada saw.
Secara akademik ilmiah dan professional dikembangkan oleh bangsa Yunani pada abad V dan IV sebelum Masehi pada saat kerajaan yunani Kuno sudah ada ahli pidsato terkenal, seperti Salom (640-560 SM), Pesistratos (600-527SM) dan tokoh laiinya. Perkembangan retorika pada zaman ini terjadi setelah romawi menguasai Yunani terjadilah kontak antara kaum cendikiawan Romawi dan Yunani yang kemudian mengajar retorika di Romawi.
Orang-orang Romawi mempelajari kebudayaan Yunani termasuk mempelajari retorika, saat itulah retorika mulai diberikan di sekolah-sekolah di romawi, salah seorang pengajarnya orang Yunani Livius Andronicus (284-204 SM). Ahli-ahli retorika yang terkenal pada jaman Romawi adalah: Appius Claudius Caecus (300 SM), Cato de Censoris, Sir. Sulpicius Galba da yang lainnya. Dua orang guru retorika Romawi yang terkenal adalah Cicero dan Quintilianus.
Retorika dan Politik
M. Tullius Cicero menghasilkan tiga karya: De oratore (prinsip-prinsip orator. Sejak zaman Yunani sampai Romawi retorika selalu dikaitkan dengan politik, para orator biasanya terlibat dalan urusan negara politik dan hokum dalam proses pembelaan di pengadilan .
Pada zaman pertengahan ini sering disebut sebagai abad kemunduran retorika. Ketika Agama Kristen berkuasa, retorika dianggap sebagai kesenian jahiliah. banyak orang kristen yang melarang mempelajari retorika yang dirumuskan oleh orang-orang Yunani dan Romawi para penyembah berhala. Bila orang memeluk Agama Kristen secara otomatis akan memiliki kemampuan menyampaikan kebenaran .
Untuk itu menuntut penjabaran dengan pemikiran teoritis konseptual, dan tetap memperhatikan prinsip-prinsip normative sedang yang sisi satunya membutuhkan pemikiran praktis oprasional dua pertanyaan dasar itulah yang mewarnai proses perkuliahan yang berjalan dinamis dan hangat, mendorong penulis untuk lebih bersemangat untuk mengembangkan materi kuliah, tentu banyak pertanyaan lain yang mendorong penulis untuk melakukan pengembangan retorika dakwah dari sisi yang lain yang sedang dipersiapkan untuk menjadi buku yang lain.
Seiring perkembang ilmu pengetahuan yang semakin pesat, maka banyak hal mengalami perubahan, termasuk retorika dakwah, kurikulum buku rujukan dan lain sebagainya. Seiring dengan perubahan kurikulum pada Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mulai Tahun 2013, di mana ada penghapusan dan penggantian mata kuliah, .salah satu mata kuliah yang dihapus adalah mata kuliah Filsafat dakwah yang merupakan matakuliah dasar keilmuan.
Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!
DAFTAR ISI
Bab 1
Pendahuluan (Pengertian, Unsur-Unsur Retorika, Sejarah Retorika, Hubungan dan Kontribusi Retorika terhadap Dakwah, Aplikasi Retorika dalam Dakwah)
Bab 2
Retorika Dakwah dalam Al-Qur’an (Lisan Perspektif Retorika al-Qur’an, Lisan dan Bahasa dalam Perspektif Retorika Al-Qur’an)
Bab 3
Retorika Dakwah Para Nabi (Periode sebelum Nabi Muhammad SAW, Periode Nabi Muhammad SAW)
Bab 4
Penutup
Spesifikasi Buku

ISBN: 978-623-261-079-8; Cetakan I Agustus 2020; x + 118 hlm, ukuran 14 x 24 cm, kertas isi HVS 70 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.
Harga Buku
Jika stock habis, penjualan buku dilayani secara print on demand (buku dicetak ketika ada pemesanan). Memerlukan waktu +- 3 hari setelah pembayaran. Harga belum termasuk ongkos kirim
Rp100.000
Rp76.000
Tentang Penulis

Drs. H. Suisyanto, M.Pd.
Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta