MENTAUHIDKAN SAINS

Buku ini hadir dengan mencoba menggunakan ilmu komunikasi untuk dapat diterapkan dalam bidang kedokteran hewan.

KESADARAN ILMU

Pertanyaan pembaca di dalam hati mestilah itu. Kenapa mesti ada kesadaran ilmu ?

Ada 3 respon yang muncul. Pertama tidak setuju dengan state di atas sebab telah merasa sadar juga selama ini dengan ilmu sehingga tak perlu adanya kesadaran. Respon kedua adalah merasa terguncang dan alam bawah sadar menggungat untuk mencapai kesadaran secara spontan,
keluar dari ketidaksadaran selama ini. Respon yang ketiga adalah memang sudah tersadarkan juga karena pemahaman ilmu yang ada selama ini. Untuk memberikan penjelasan atau katakanlah konfirmasi terhadap 3 bentuk respon di atas, :
Konfirmasi I
Silakan dilanjutkan membalik halaman per halaman di bab berikutnya. Mudah mudahan akan sampai pada persetujuan bahwa kita para manusia yang telah merasa berilmu sesuai dengan hasil belajar atau
pun apa yang tengah dipelajari ini sedang berada di dalam situasi “tidak sadar” akan ilmu itu sendiri yang dinamai dengan “sains”
Konfirmasi II
Bagi yang terguncang, seolah merasa menemukan pil antibius atau suntikan nutrisi yang membatalkan bius selama ini, Alhamdulillah tinggal membalik halaman per halaman dengan santai dan makin
istiqamah pada garis “sains islam”. Istilah penamaan Sains Islam ini akan disajikan pada bab 5 secara konsep dan dijabar pada bab 6 secara epistomologinya. Istilah epistomologi ini, digunakan hanya
untuk menyamakan persepsi di kalangan ilmuwan bahwa untuk mendapatkan ilmu, diperlukan seperangkat teori kebenaran relative ilmu pengetahuan. Sunggupun sebenarnya, istilah itu tidak diperlukan lagi ketika kita telah berada pada maqam “Kesadaran Ilmu”
Konfirmasi III
Bagi yang sudah merasakan juga bahwa sesungguhnya ilmu pengetahuan itu adalah satu, maka tinggal menyimpulkan saja. Tak akan sulit untuk menerima dan merubah paradigm baru dalam meletakkan 3 prinsip utama, yaitu :
1. Sains itu menyesatkan
2. Sains Islam sebagai kebenaran ilmu
3. Islam Mengajarkan Sains : Kesadaran Ilmu
Ke tiga inilah sebenarnya yang merupakan tahapan untuk mencapai maqam “Sains Islam” yang didahului dengan adanya “kesadaran ilmu” yang dapat diartikan sebagai pemahaman di mana sains itu hanyalah fata morgana dan sebagian besar adalah distorsi akal dengan mengandalkan indera untuk menolak kebenaran mutlak.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Juli 2025; 240 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 150.000

Rp 135,700

Tentang Penulis

Ustadz Azwirman

Seorang praktisi keilmuan di pendidikan formal yang mengajar Ilmu Geografi. Selain itu, juga sebagai Kepala Divisi Pendidikan di Head Institute Indonesia. Telah banyak menuliskan karya cemerlang untuk pencerahan bagi para penuntut ilmu. Buku yang terakhirnya sebelum ini adalah ILMU TAUHID.

Buya Yunhendri Danhas

Seorang peneliti dan pendakwah. Sering menghabiskan waktu untuk ilmu yang bermanfaat bagi lingkungan hidup. Keseharian adalah sebagai Direktur Lembaga Riset dan Edukasi Head Institute Indonesia.