Eskalasi Mutu Pendidikan Indonesia Peran Negara, Kontribusi Diaspora, dan Tantangan Bonus Demografi

Melalui buku ini, para diaspora pelajar Indonesia ingin menjadikan pendidikan sebagai inspirasi.

Membangun Integritas Diaspora Pelajar Indonesia

Tiada peradaban yang maju tanpa adanya pendidikan yang bermutu. Prinsip tersebut disadari betul oleh para pendiri Bangsa Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam perjalanannya, pendidikan di Indonesia kerap menjadi topik diskursus, apakah di usia negara yang menjelang 79 tahun ini pendidikan di Indonesia telah jauh melaju dengan akselerasi tinggi, ataukah justru mengalami stagnansi? Dalam diskursus tersebut, setiap pakar pasti memiliki argumen masing-masing. Bisa jadi menurut pakar yang satu pendidikan di Indonesia telah melesat luar biasa, namun menurut pakar yang lain justru mengatakan bahwa pendidikan
di Indonesia masih jalan di tempat. Bisa jadi pula menurut ahli yang satu pendidikan di Indonesia telah sesuai dengan cita-cita bangsa, sementara ahli yang lain berpendapat sebaliknya.

 Terlepas dari diskursus tersebut, yang pasti pendidikan di Indonesia adalah sebuah proses tiada henti, perkembangan zaman memiliki setiap tantangan yang akan terus menuntut eskalasi mutu pendidikan. Menurut Paulo Freire dalam bukunya Pedagogy of Freedom, pendidikan semestinya bukan hanya tentang proses penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi proses penyadaran manusia agar mereka dapat menafsirkan kompleksitas masalah-masalah kehidupan dan bisa memahami hubungan sebab akibat di dalamnya. Idealisme tersebut oleh negara coba dimanifestasikan dalam bentuk Kurikulum Merdeka Belajar, sebuah metode pendidikan yang berpihak pada siswa dimana mereka diberi keleluasaan untuk menentukan pembelajaran yang diinginkan namun tetap sejalan dengan tujuan pembelajaran nasional. Dengan demikian, pendidikan mampu menyalurkan aspirasi masyarakat pada umunya dan pelajar pada khususnya.

Dengan kurikulum tersebut, kini sumber ilmu bukan hanya dimonopoli oleh bangku sekolah, namun juga dapat ditemukan di tempat-tempat lainnya seperti organisasi, dunia industri, masyarakat, dan alam. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Ki Hajar Dewantara yang pernah mengemukakan bahwa setiap orang menjadi guru dan setiap rumah menjadi sekolah. Dalam tulisan ini, selain mengacu pada petuah Ki Hajar Dewantara bahwa setiap orang menjadi guru, penulis juga ingin menambahkan bahwa setiap orang juga perlu menjadi siswa. Seorang siswa adalah insan yang terus belajar, begitulah semestinya manusia. Hal ini karena sepanjang kehidupan adalah proses pembelajaran yang mencerdaskan, menguatkan, sekaligus mendewasakan. Dengan terus belajar, cipta dan karsa manusia akan semakin peka dan terasah

Sebaliknya, dunia pendidikan akan mati ketika insan yang berkecimpung di dalamnya seolah “terjangkit” Dunning-Kruger Effect. Ini adalah sebuah kondisi ketika seseorang merasa dirinya lebih pintar atau lebih mampu dari orang lain, mulai dari pengetahuan hingga kinerja. Dunning-Kruger effect dapat mengakibatkan seseorang tidak mau menerima masukan, saran, dan kritik yang membangun dari orang lain serta memiliki ego dan percaya diri yang terlalu tinggi karena merasa dirinya selalu benar. Pada akhirnya, mereka yang terjangkit Dunning-Kruger effect akan mengganggu orang-orang di sekitarnya, mulai dari lingkungan kerja, rumah, atau bahkan komunitas. Mereka bukan lagi mencari kebenaran, tapi pembenaran dalam setiap hal.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Daftar Isi 3

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Februari 2024;  244 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 150.000

Rp 137,200

Tentang Penulis

Theresia Octastefani

Dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan Mahasiswa pada The Ph.D. Program in Asia-Pacific Regional Studies, National Dong Hwa University, Taiwan. Saat ini dia dipercaya sebagai Anggota Badan Pelaksana Universitas Terbuka di Taiwan. Dia meraih gelar Sarjana dan Magister Administrasi Publik dari Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang. Kemudian dia mendapatkan gelar Master of Political Science in Security Studies dari Faculty of Political Science and Law, Burapha University, Thailand. Pengalaman berorganisasi di PPI antara lain sebagai Anggota Departemen Pendidikan PPI Taiwan 2022-2023, Anggota Komisi Pendidikan PPI Dunia 2022-2023, dan Ketua Komisi RUU Perlindungan Pelajar Indonesia di Luar Negeri PPI Dunia 2023-2024.

Bayu Mitra A. Kusuma

Dosen pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta dan Mahasiswa pada The Ph.D. Program in Asia-Pacific Regional Studies, National Dong Hwa University, Taiwan. Sebelumnya dia pernah tercatat sebagai Dosen Luar Biasa di BUU International College, Burapha University, Thailand. Dia memperoleh gelar Sarjana dan Magister Administrasi Publik dari Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang. Kemudian dia meraih gelar Master of Political Science in Security Studies dari Faculty of Political Science and Law, Burapha University, Thailand. Pengalaman berorganisasi di PPI antara lain sebagai Ketua Permitha Burapha University 2012-2013, Ketua PPI National Dong Hwa University 2022-2023, Anggota Departemen Kajian Strategis PPIDK Asia Oseania 2022-2023, dan Anggota Komisi RUU Perlindungan Pelajar Indonesia di Luar Negeri PPI Dunia 2023-2024.

Eka Zuni Lusi Astuti

Dosen di Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia menyelesaikan jenjang sarjana di Jurusan Ilmu Sosiatri UGM pada tahun 2010 dan menyelesaikan studi jenjang magister di Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan UGM pada tahun 2013. Saat ini dia merupakan penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek dan sedang menempuh studi doktoral tahun pertama di Department of Politics and Public Administration, Faculty of Arts Humanities and Social Sciences, University of Limerick, Republik Irlandia. Fokus studinya adalah perlawanan petani, gerakan sosial, dan konflik sosial.

Eka Zuni Lusi Astuti

Dosen di Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dia menyelesaikan jenjang sarjana di Jurusan Ilmu Sosiatri UGM pada tahun 2010 dan menyelesaikan studi jenjang magister di Departemen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan UGM pada tahun 2013. Saat ini dia merupakan penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek dan sedang menempuh studi doktoral tahun pertama di Department of Politics and Public Administration, Faculty of Arts Humanities and Social Sciences, University of Limerick, Republik Irlandia. Fokus studinya adalah perlawanan petani, gerakan sosial, dan konflik sosial.