TRANSFORMASI KELEMBAGAAN SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT NELAYAN

buku ini mengupas mengenai pemahaman  kehidupan sosial nelayan Patorani setelah masuknya modernisasi.

PENERAPAN TEKNOLOGI TERHADAP POLA HUBUNGAN SOSIAL

Modernisasi di bidang teknologi telah membawa pengaruh signifikan pada kehidupan masyarakat nelayan. Sebelum masuknya modernisasi, nelayan memanfaatkan arah angin untuk menjalankan layar, menggunakan peralatan tangkap sederhana, dan mengandalkan tenaga manusia dalam keseluruhan aktivitasnya.
Namun, ketradisionalan tersebut telah diganti dengan tenaga yang menggunakan penggerak mekanik atau motor. Pergantian itu menyebabkan nelayan dalam melakukan penangkapan tidak sepenuhnya lagi tergantung kepada alam. Kehadiran teknologi modern menjamin peralihan yang luar biasa dari nasib kebersamaan (kekeluargaan) yang telah lama terjalin, kini beralih ke pemilikan seseorang dalam urusan-urusan individual. Kondisi itulah lebih menambah peningkatan kemampuan manusia untuk lebih mengendalikan lingkungannya.

Kehadiran teknologi memunculkan masalah kompleks yang berkaitan dengan tujuan akhir dari perubahan. Tujuan itu untuk membuat bentukan baru masyarakat di wilayah non-industri menjadi masyarakat industri. Masyarakat Patorani di Sulawesi Selatan merupakan komunitas nelayan yang memiliki karakteristik tersendiri dalam melaut untuk menangkap ikan torani. Namun, sejak tahun 1970-an, komunitas nelayan Patorani mengalami pergeseran penangkapan dari induk ikan ke telur ikan torani.

Kondisi demikian telah mengubah pola kehidupan nelayan Patorani di bidang sosial, seperti pergeseran karakteristik masyarakat karena penerapan teknologi. Selain itu, kemampuan adaptasi nilai budaya siri’ (Bugis-Makassar) secara internal memberikan memotivasi berkaian keseimbangan penerapan teknologi alat penangkapan yang berorientasi pada lingkungan operasional penangkapan. Oleh karena itu, pokok persoalan buku ini adalah perubahan kehidupan sosial nelayan Patorani tradisional ke nelayan Patorani modern, pergeseran karakteristik masyarakat, termasuk adaptasi makna dan nilai budaya siri’ terhadap lingkungan penangkapan.

Semoga kehadiran buku ini dapat memberi pemahaman tentang kehidupan sosial nelayan Patorani setelah masuknya modernisasi. Di samping itu juga dapat menambah pengetahuan bagi siapa saja yang membaca

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Januari 2024;  206 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp150.000

Rp 123,100

Tentang Penulis

Suwaib Amiruddin

studi di IAIN Alauddin (saat ini UIN Alauddin Makassar) pada jurusan Sejarah dan Kebudayaan tahamt tahun 1998; Magister (S2) di Universitas Hasanuddin Makassar kajian Sosiologi’tamat tahun 2002, Program Doktor (S3) di Universitas Padjadjaran bidang kajian Sosiologi tamat tahun 2008.
Kegiatan organisasi penulis aktif di Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI); Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI); Asosiasi dosen Indonesia (ADI); Pendiri Lembaga Suwaib Amiruddin Foundation (SAF)
Tahun 2004, diangkat menjadi dosen tetap di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan saat ini menjadi Guru Besar dalm bidang ilmu sosiologi Penulis konsentrasi pada kajian sosiologi kelembagaan masyarakat desa dan pesisir
Buku yang sudah diterbitkan penulis diantaranya: Pembangunan Masyarakat Partisipatif (2014); sosiologi politik (2014); sosiologi kebijakan publik (2015), sosiologi pemerintahan desa (2015); sosiologi pelayanan publik (2016); sosiologi desa (2016); Transformasi Kelembagaan Ekonomi Masyarakat Nelayan (2023) ; dan Transformasi Kelembagaan Sosial dan Budaya Masyarakat Nelayan (2024). Selain itu penulis juga aktif sebagai narasumber pada simposium nasional dan internasional dan juga aktif sebagai narasumber pada media lokal dan nasional.