Mutakhir, akhlak dan moral para remaja cukup memprihatinkan. Tidaklah berlebihan bila banyak pakar berpendapat bahwa krisis moral sudah mulai tampak. Hal ini terlihat dalam pergaulan sehari-hari. Trend peningkatan kasus kriminal yang dilakukan anak dan remaja semisal, pencabulan, pornografi, porno aksi, narkoba, mabuk-mabukan, tawuran antar pelajar adalah penanda dekadensi moral. 

Terjadinya krisis moral dan akhlak tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pengaruh lingkungan, kurangnya pengetahuan agama, serta kurangnya perhatian orang tua merupakan tiga faktor yang dapat mengantarkan pada dekadensi moral.

Problematika akhlak anak yang justru semakin parah memang bukan hal yang baru. Penyimpangan ini sudah berjalan cukup lama. Namun yang mengejutkan adalah fakta bahwa akhir-akhir ini kasus lunturnya moral anak telah merajalela sampai ke pelosok desa. 

Lebih memprihatinkan lagi bahwa pelaku masih anak-anak. Kurangnya perhatian keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam memberikan pendidikan moral dini pada anak dapat mengakibatkan krisis moral . Pengaruh gawai dan gaya hidup slow juga dapat mempengaruhi perkembangan kejiwaan anak.

Buku bertema disiplin belajar sebagai sebuah model terapi perilaku untuk meningkatkan prestasi belajar ini tidak lahir dari ruang hampa. Dalam proses penulisan, penulis terlibat dengan mengamati, melakukan assessment, dan menuangkannya ke dalam tulisan. 

Harapannya, semoga buku ini dapat menjadi inspirasi untuk mengembalikan spirit pembelajaran karakter melalui terapi perilaku dan pembiasaan positif di sekolah. 

Secara sistematis, buku ini terdiri dari lima bab. Bab pertama ialah bab pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, urgensi buku, dan metodologi buku. Selanjutnya, bab kedua memaparkan definisi disiplin, fungsi dan urgensi disiplin, dan kedisiplinan sebagai predictor prestasi belajar. 

Bab ketiga menghadirkan pembentukan karakter disiplin berdasarkan perspektif keislaman. Bab ini membahas hakikat pembelaajaran PAI, Metode pedagogis Islami, dan pembelajaran disiplin melalui shalat berjamaah. 

Pada bab keempat, penulis memaparkan dinamika disiplin siswa dengan prestasi belajar siswa. Bab ini diawali dengan profil MAN I Model Kota Bengkulu. Madrasah setingkat SMA ini menyajikan inspirasi model pembelajaran PAI realistis melalui pembiasaan shalat berjamaah yang diintegrasikan dengan ikhtiar peningkatan prestasi belajar. 

Pada bab keempat, disajikan profil MAN I Model Kota Bengkulu, faktor kedisiplinan siswa, prestasi belajar siswa, dan dinamika antara disiplin siswa dengan prestasi belajar siswa. Pada bab kelima, penulis menuliskan kesimpulan
dan rekomendasi sebagai catatan penutup dalam buku.

Secara sistematis buku ini menyajikan urgensi dan proses ideal evaluasi pelaksanaan kegiatan shalat Dhuha dan zuhur
berjamaah. Menyelami buku ini, pembaca akan menemukan core values bagaimana sebaiknya guru menjadi teladan, metode penanaman pendidikan karakter, dan relasi kedisiplinan terhadap prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam. 

Akhirnya, penulis berharap bahwa buku ini dapat memberikan kontribusi positif dan menjadi suluh untuk menyalakan kedisiplinan sebagai kekuatan untuk menopang prestasi siswa dalam berbagai ranah. Selamat membaca!