SINDEN TERAKHIR Kumpulan Naskah Lakon

Buku ini mengajak Anda menyelami dunia mistik dan tradisi Jawa lewat naskah drama yang menggugah, penuh makna, dan menyimpan pesan spiritual yang tak lekang oleh zaman.

Dewa Murka dan Sinden Terakhir: Mempertimbangkan Dunia Masa Lalu

Persoalan cinta dan jagad irasional tergambar dalam naskah drama karya Siti Maha Dana. Hal-hal irasional dikaitkan dengan kesenian yang tetap hidup di tengah masyarakat Jawa. Dalam seni pertunjukan tradisional Jawa, khususnya wayang kulit, dikenal adanya keyakinan bahwa setiap pementasan bukan hanya pertunjukan, melainkan berkaitan dengan peristiwa spiritual. Dalang bukan hanya seniman, tetapi merupakan pemangku laku, penjaga keseimbangan antara teks, kedirian, dan semesta.
Di sisi lain, sinden bukan sekadar penyanyi pengiring, melainkan medium yang menjembatani rasa, bahasa, dan dimensi tak kasat mata. Begitupun gamelan, bukan sebatas alat musik, karena komposisinya diyakini sebagai gema dari dunia tak tampak—suaranya mampu menggetarkan ruang batin, sekaligus membangkitkan ingatan masa lalu – sing wis kelakon. Dua naskah drama, “Dewa Murka” dan “Sinden Terakhir”, ditulis berangkat dari sumber-sumber kultural dunia tradisi yang tak pernah benar-benar selesai “dibaca”. Masing-masing cerita berdiri sendiri, namun keduanya memiliki benang merah: keingintahuan manusia modern terhadap warisan budaya tradisi, dan konsekuensi yang muncul ketika warisan itu disentuh tanpa pemahaman yang cukup mendalam.
Naskah “Dewa Murka” menceritakan tokoh Satrio, seorang dalang muda, berusaha menghidupkan kembali lakon kuno—konon pembawa malapetaka. Lewat naskah ini, pembaca diajak memahami bagaimana ambisi seni berubah menjadi pemanggilan terhadap kekuatan tak kasat mata—sebuah peristiwa yang tidak sekadar simbolik, tetapi literal.
Lakon yang disuguhkan bukan hanya teks, melainkan bagian dari perjanjian lama antara leluhur dan entitas lain di luar nalar. Panggung bukan lagi milik manusia semata, melainkan ruang terbuka bagi dunia realita dan “dunia lain”.
Sementara itu, dalam “Sinden Terakhir”, kisah berpusat pada tokoh Ratri, jurnalis muda yang hendak merekam jejak tradisi sinden di sebuah desa terpencil. Upayanya menyadarkan bahwa sejarah tak hanya hidup dalam naskah dan rekaman, melainkan juga dalam benda-benda, mimpi, serta suara-suara yang menolak dilupakan. Arwah sinden masa lalu tidak hanya menghantui, tapi juga menuntut agar warisan yang telah lama dibungkam, kembali dibuka. Dalam naskah ini, kita melihat bagaimana pengetahuan intuitif—diwariskan secara nonverbal dari generasi ke generasi—berhadapan dengan pendekatan modern, mengandalkan logika dan dokumentasi.
Kedua lakon ini memperlihatkan ketegangan antara modernitas dan tradisi, keinginan “menghidupkan kembali” sesuatu yang lama dengan kenyataan bahwa tidak semua yang lama siap dihidupkan tanpa laku tertentu.
vii Di tengah upaya pelestarian budaya yang sering digaungkan, naskah-naskah drama ini memberi peringatan bahwa pelestarian tanpa pemahaman spiritual dan etis, bisa berujung pada tindakan profan terhadap sesuatu yang sakral.
Namun demikian, naskah-naskah tersebut bukan semata cerita horor kultural, naskah-naskah itu menawarkan pertanyaan-pertanyaan reflektif yang penting di era sekarang: apakah kita masih punya ruang mendengarkan suara-suara masa lalu (tradisi)? Apakah masyarakat mampu membedakan antara melestarikan dan menundukkan tradisi demi kepentingan pribadi? Dan akhirnya, apakah kita siap menghadapi konsekuensi dari warisan yang mungkin tak sekadar simbolik, tetapi hidup dan memiliki kehendaknya sendiri?
Beberapa naskah drama dalam antologi ini tidak hanya dapat dibaca sebagai drama panggung, tetapi sebagai teks budaya yang menggugah perenungan terhadap identitas, kepercayaan, dan batas-batas manusia dalam memahami dunia yang lebih luas dari sekadar apa yang terlihat. 

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Juli 2025; 102 hlm, ukuran 14 x 20 cm, kertas isi HVS hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 120.000

Rp 70,800

Tentang Penulis

Siti Maha Dana

  • Karyanya banyak mengeksplorasi mitos, budaya lokal, dan kisah-kisah spiritual yang berakar dari tradisi lisan dan ingatan kolektif. Ia mulai aktif menulis sejak remaja dan telah menerbitkan dua karya di platform Wattpad. Sitimdana juga aktif di Sanggar Sastra PlayOn serta beberapa kegiatan sastra yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Beberapa karyanya telah diterbitkan dalam antologi, antara lain cerpen yang berjudul “Ajining Diri Ana Ing Lathi” dan naskah lakon yang berjudul “Bekakak”. Melalui tulisan-tulisannya, ia terus merawat cerita dan menghadirkan kembali nuansa magis yang nyaris terlupakan dalam kehidupan sehari-hari.