SATI Cerita Imajiner Perjalanan Pastor Odoricus Mattiuzzi OFM ke Majapahit Tahun 1321

Buku ini mengungkap aspek sejarah Majapahit yang jarang disentuh: kedatangan seorang misionaris Eropa bernama Odoricus Mattiuzzi pada abad ke-14. Catatannya bukan hanya memperkaya narasi sejarah Indonesia, tetapi juga membuka perspektif baru tentang posisi Majapahit di mata dunia internasional.

Ketika Eropa Menoleh ke Timur: Catatan Perjalanan Odoricus tentang Kemegahan Majapahit

Sejarah Majapahit sudah sering ditulis. Di antara yang banyak ditulis, ada satu aspek sejarah Majapahit yang jarang dikupas lebih dalam yaitu Majapahit ternyata pernah menarik minat orang Eropa untuk datang. Orang Eropa yang tercatat pernah datang adalah Odoricus Mattiuzzi OFM dari Italia tahun 1321. Odoricus, seorang pastor dari ordo Fransiskan (OFM), datang ke Majapahit dalam perjalanan misi Katolik ke Asia tahun 1318 – 1330, terutama ke China. Odoricus disebutkan tinggal di China tahun 1322 – 1328. Hal itu berarti Odoricus berada di Majapahit tidak sebentar, sedikitnya ia berada di Jawa dalam hitungan bulan sebelum bertolak ke China dari Jawa.
Odoricus menuliskan catatan perjalanannya tentang Majapahit—yang disebutnya Jawa dalam catatannya–pendek, hanya dalam 184 kata. Odoricus melukiskan suasana istana kerajaan yang didatanginya, yang disebutnya sebagai istana termewah yang pernah dilihatnya. Odoricus tampaknya disambut dengan baik, yang dibuktikan dengan dapat kembalinya ia ke negaranya.
Dalam buku “The Travels of Sir John Mandeville” (1915) terdapat bagian tentang catatan perjalanan Odoricus karena diduga Mandeville menjiplak tulisan Odoricus dalam bukunya tersebut. Catatan perjalanan ke Jawa tersebut merupakan bagian dari Bab IV yang berjudul “Pujaan yang Aneh dan Kasar; dan Kebiasan dan Upacara Khusus”. Terjemahan bebas atas catatan perjalanan Odoricus ke Jawa adalah sebagai berikut:
“Lalu saya berlayar lebih jauh ke pulau lain yang disebut Jawa, dengan kompas lewat laut sejauh 4.828 kilometer. Raja pulau ini memiliki tujuh raja yang dinobatkan lainnya di bawah yurisdiksinya. Pulau tersebut benar-benar dihuni, dan dianggap sebagai salah satu pulau utama di seluruh dunia. Di pulau yang sama, tumbuh banyak cengkeh, kemukus, dan pala, dan segala macam rempah-rempah ada di sana, dan kelimpahan dari semua jenis bahan makanan, kecuali anggur. Raja tanah Jawa tersebut memiliki istana yang paling berani dan mewah, bangunan paling indah, yang pernah saya lihat, dan istana itu memiliki tapak dan tangga yang tinggi untuk naik ke kamar di dalamnya, satu tangga terbuat dari perak, dan satu lagi emas, di seluruh bangunan. Juga kamar bawah dilapisi seluruhnya dengan satu plat perak, dan satu lagi emas. Semua dinding di sisi dalam dilapisi dengan plat emas tempa, di mana ada gambar ukir kesatria, sekitar kuil mereka, masing-masing, memiliki sebuah karangan bunga emas, dihiasi dengan batu mulia. Atap istana itu terbuat dari emas murni. Dengan raja Jawa ini, Khan yang Agung memiliki banyak konflik dalam perang, yang meskipun raja itu selalu diatasi dan dikalahkan.” 
Dalam perjalanannya, Odoricus didampingi oleh pastor Fransiskan lainnya yaitu Pastor James OFM atau Pastor Yakobus OFM yang berasal dari Irlandia. James disebutkan mendampingi Odoricus selama perjalanan di Sumatera dan China, tetapi tidak diceritakan apakah James ikut ke Majapahit atau tidak. Namun, jika mengikuti jalur perjalanannya, kemungkinan besar James ikut ke Majapahit.
Kunjungan Odoricus ke Jawa juga ditulis dalam Rush (2013) yang mengutip William Blackwood dan kawan-kawan berjudul “Travel of Oderic of Portenau, into China dan the East, in 1318” dalam “General History and Collection of Voyages and Travels (Robert Kerr, 1811). Rush mengambil sumber lain yang menyebutkan bahwa pada tahun 1293, seorang pangeran dan calon raja Jawa bernama Sri Kertarajasa Jayawardhana berhasil mengubah serangan pasukan Mongolia Kubilai Khan menjadi keuntungan baginya dan ia pun berhasil mengusir mereka pergi.
Kertarajasa yang juga bernama Raden Wijaya adalah pendiri dan raja pertama Kerajaan Majapahit. Dalam catatan perjalanannya, Odoricus tidak menyebutkan nama Kerajaan Majapahit atau Raja Majapahit. Ia hanya menyebut raja yang dikunjungi sebagai Raja Jawa.
Jika betul istana Majapahit yang dilihat Odoricus adalah bangunan paling mewah dan indah yang pernah dilihatnya, hal itu merupakan kebanggaan tersendiri karena sebelum sampai ke Jawa, Odoricus menyinggahi imperium yang juga megah yaitu Byzantium (sekarang Turki), Persia (sekarang Iran), serta kerajaan-kerajaan di India dan Srilanka. Apakah istana di Majapahit lebih megah dari pada istana di Byzantium, Persia, India, dan Srilanka? Istana Majapahit itu kini hanya tinggal puing-puing di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, dan beberapa bagiannya direkonstruksi oleh pemerintah.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2

Spesifikasi Buku

Cetakan I, April 2025;  120 hlm, ukuran 14 x 20 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 100.000

Rp 74,900

Tentang Penulis

Subur Tjahjono

Dokter hewan lulusan Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Denpasar, Bali, tahun 1994. Tertarik dengan
dunia jurnalistik, tahun 1994 itu juga mengikuti Program Pendidikan Wartawan Profesional di Lembaga Penerbitan, Penelitian, dan Pendidikan Yogyakarta (LP3Y) asuhan Ashadi Siregar. Tahun 1995-1997 menjadi wartawan Harian Sore Surabaya Post sebelum bergabung dengan Harian Kompas tahun 1997 hingga buku ini diterbitkan. Beberapa buku yang sudah ditulis di antaranya Ekspedisi Bengawan Solo, Laporan Jurnalistik Kompas (Editor, Penerbit Buku Kompas, 2009), Bengawan
Solo, Riwayatmu Kini…! (Editor bersama Andreas Maryoto, National Geographic Indonesia, 2009), dan Ekonomi Veteriner (Penerbit Buku Kompas, 2017). Korespondensi dapat dilakukan melalui surat elektronik subur.tjahjono@gmail.com.