PENGEMBANGAN MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MULTIKULTURAL

Mengkaji tentang bagaimana pengembangan model kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam perspektif multikultural dapat dilakukan dengan baik tanpa mengurangi substansi Pendidikan Agama Islam.

Fenomena Konflik dan Urgensi Multikulturalisme

Multikultural merupakan kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dewasa ini. Sulit nampaknya mencari masyarakat yang bersifat monokultural (Zamroni, 2007:267). Realitas tersebut harus dikaji secara sistematis dan dijadikan sebagai suatu proses ”pengalaman” bagi para peserta didik di segenap jalur dan jenjang pendidikan.

Terdapat dua dorongan mengapa multikultural perlu dikaji secara sistematis. Pertama, tidak perlu dipungkiri begitu banyak kasus konflik kekerasan, mulai dari antar individu, antar kelompok, antar kampung, dan antar suku yang muncul disebabkan karena tidak adanya pemahaman multikultural. Konflik yang begitu dahsyat antara suku Dayak dan Madura di Kalimantan Tengah sekitar tahun 1990-an dan di Lampung kasus Warsidi sekitar tahun 1989, merupakan contoh yang masih bisa kita ingat dengan jelas.

Tidak adanya proses yang dirancang secara sistematis bagi warga masyarakat, khususnya generasi muda untuk memahami berbagai kultur yang ada merupakan bom waktu bagi masyarakat tersebut. Kedua, pada era global gelombang pertukaran budaya berlangsung amat cepat. Masing-masing budaya memiliki karakteristik dan latar belakang yang berbeda-beda. Baik latar belakang fisik geografis maupun latar belakang kehidupan masyarakat. Media masa elektronik khususnya TV dan lebih lagi internet merupakan sarana yang mempercepat gelombang interaksi antar budaya. Karena itu, pemahaman yang benar terhadap setiap budaya tersebut diperlukan.

Pendidikan agama diposisikan sebagai alat untuk menjadikan peserta didik menjadi orang yang beriman, bertakwa dan bermoral, sehingga perlu memahami konteks multikultural ini. Pendidikan agama tidak dapat dilepaskan dari upaya untuk ”meng-agama-kan peserta didik” menjadi seseorang yang benar-benar memahami agamanya dan menjalankan ajaran-ajarannya dengan benar dalam kehidupan seharihari.

Untuk itu tidak mungkin pendidikan agama tidak mengajarkan doktrin agama yang dianut. Bila sudah memasuki doktrin agama, maka jelas akan muncul perbedaan di antara berbagai agama yang ada. Jadi, tidak mungkin pendidikan agama diharapkan mengajarkan sesuatu yang selalu ”sama”. Persoalannya adalah bagaimana isi pendidikan yang berbeda-beda tersebut dikelola dalam suasana era multikultural ?

Bagi suatu masyarakat pluralistik seperti halnya Indonesia, potensi konflik sangat mungkin terjadi. Ragam konflik yang terjadi bisa berasal dari berbagai hal, seperti halnya: konflik antar agama, konflik antar etnis, konflik antar budaya, konflik antar suku, ataupun konflik kepentingan antar masyarakat dari daerah atau propinsi yang berbeda. Konflik antar pengikut agama yang berbeda, biasanya terjadi manakala norma dan nilai-nilai agama yang dianutnya dicampakkan atau dilecehkan oleh penganut agama lainnya. Konflik sangat mungkin terjadi manakala tingkat toleransi antar agama tak terpelihara dengan baik. Kesepakatan antar pemuka agama untuk hidup berdampingan secara harmonis dalam menjalankan agamanya masing-masing serta saling menghormati dan saling memahami satu sama lain merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi terhindarinya konflik antar agama yang berkepanjangan (Gaffar, 1997).

Dalam konteks Indonesia, yang dikenal dengan muatan yang sarat kemajemukan, maka Pendidikan Agama Islam dalam Persektif multikultural menjadi sangat strategis untuk dapat mengelola kemajemukan secara kreatif, sehingga konflik yang muncul sebagai dampak dari transformasi dan reformasi sosial dapat dikelola secara cerdas dan menjadi bagian dari pencerahan kehidupan bangsa ke Perihal yang jelas adalah kurikulum Pendidikan Agama Islam perlu didesain dengan baik, sehingga mampu memberikan sumbangan pada terbentuknya budaya perdamaian dalam arti yang sesungguhnya, yang demokratis. Oleh karena Islam mentolerir pluralisme, perbedaan agama, etnis, bahasa dan warna kulit sebagaimana realita yang diajarkan Islam.

Pengembangan model kurikulum PAI dalam perspektif multikultural dipilih sebagai model untuk mengembangkan kurikulum dan pembelajaran PAI di sekolah. Persoalannya adalah, bagaimana pengembangan model kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam perspektif multikultural dapat dilakukan dengan baik tanpa mengurangi substansi Pendidikan Agama Islam, melainkan dapat memberikan pengayaan? Seberapa jauh efektifivitas model tersebut? dan bagaimana relevansinya untuk kajian bidang Pendidikan Agama Islam (PAI), merupakan permasalahan yang mendasar.

(dalam buku Pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam Multikultural)

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Bab 1

PENDAHULUAN (Fenomena Konflik dan Urgensi Multikulturalisme, Usaha Peningkatan Kualitas Pendidikan Agama Islam, Potret Karakteristik Masyarakat Indonesia, Kebijakan Multikulturalisme di Indonesia, Pendidikan dan Paham Keagamaan, Kondisi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Distingsi Kualitas Pendidikan: Sebuah Permasalahan, Pemetaan Unsur Strategis Terhadap Sistem Kurikulum, Metode Riset)

Bab 2

ESENSI KURIKULUM (Pandangan Terhadap Kurikulum, Model Konsep Kurikulum, Pendekatan Pengembangan Kurikulum, Prinsip Pengembangan Kurikulum, Desain Pengembangan Kurikulum, Model-model Pengembangan Kurikulum)

Bab 3

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Realitas Pendidikan Agama Islam, Karakteristik Pendidikan Agama Islam, Struktur Keilmuan Pendidikan Agama Islam, Konsep Tujuan Pendidikan Agama Islam, Pendekatan dalam Pendidikan Agama Islam, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Model-model Pendidikan Agama Islam)

Bab 4

PENGEMBANGANGAN MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF MULTIKULTURAL (Landasan Kurikulum dalam Perspektif Multikultural, Tujuan dan Prinsip Pendidikan Multikultural, Penyajian Pendidikan Multikultural, Visi Pendidikan Multikultural)

Bab 5

KONEKSI MULTIKULTURALISME DAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (Dasar Pemikiran, Konsep Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikultural di Sekolah Menengah Atas, Komponen Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam Multikulturalisme, Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikultural, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Perspektif Multikultural)

Bab 6

AKTOR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PERSPEKTIF MULTIKULTURAL (Hakikat Subjek Didik, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembelajaran PAI Perspektif Multikultural, Dimensi Peran Guru Pendidikan Agama Islam, Kegiatan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Kurikulum Perspektif Multikultural)

Bab 7

PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN MODEL KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF MULTIKULTURAL DI LAMPUNG (Hasil Pra-Survei, Kondisi Objektif Model Kurikulum dan Pembelajaran PAI di
Sekolah Menengah Atas (SMA), Persepsi Awal Tentang Pendidikan Multikultural, Pandangan Tentang Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam, Kelayakan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikultural, Desain Pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikultural (Budaya Lampung), Implementasi Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam
dalam Perspektif Multikultural, Model Hasil Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam dalam Perspektif Multikultural pada SMA di Kota Bandar Lampung
)

Bab 8

ANALISIS KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERSPEKTIF MULTIKULTURAL (Model Desain Kurikulum: Fungsionalitas Kurikulum Sebagai Dokumen, Model Impelementasi Kurikulum, Model Kurikulum Sebagai Sebuah Hasil, Hasil dan Dampak Implementasi Model Kurikulum, Kelayakan Implementasi dan Diseminasi Model Kurikulum Pendidikan Agama Islam dalam Perspektif Multikultural)

Bab 9

PENUTUP (Kesimpulan, Implikasi Hasil Pengembangan, ekomendasi)

Spesifikasi Buku

Cetakan I April 2021; viii + 420 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi HVS 70 gram hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sistem penjualan buku ini adalah print on demand. Buku hanya akan dicetak ketika ada pemesanan. Butuh waktu +- 3 hari setelah pembayaran. Harga belum termasuk ongkos kirim

Rp220.000

Rp202.100

Penulis

Agus Pahrudin

Ismail Suardi Wekke