Problematika klasik pembelajaran matematika yang selalu berulang (repetitif) ialah rasa takut (fobia) siswa pada pelajaran matematika. Selain itu, guru juga kekurangan bahan ajar matematika yang dapat ‘menggairahkan’ pembelajaran. Selama ini, pembelajaran matematika juga disinyalir cenderung membosankan. Problematika ini jelas urgen dan mendesak untuk diselesaikan. Bagaimana pun juga, matematika menjadi salah satu mata pelajaran inti di sekolah.

Penggunaan model pembelajaran diduga kuat dapat memanipulasi motivasi siswa. Ada beraga, model pembelajaran yang mendorong pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Indikator pembelajaran yang efisien dan efektif adalah guru dan siswa fokus pada materi pembelajaran, guru mudah mentransfer isi pelajaran kepada siswa, dan siswa juga mudah menangkap isi pelajaran. Model pembelajaran yang membangkitkan gairah belajar siswa akan mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk satu materi secara efesien dan efektif.

buku ini merupakan upaya penulis untuk mengatasi kesulitan belajar peserta didik dalam belajar matematika. Disadari atau tidak, keterbatasan bahan ajar matematika berdampak pada hasil belajar yang rendah. Tidak jarang, matematika diibaratkan ‘momok’ yang menakutkan. Persepsi negatif siswa dan guru terhadap pelajaran matematika harus diubah. Bagaimana agar pembelajaran matematika menjadi lebih efektif dan direspons membahagiakan? Salah satu solusinya ada pada inovasi pengembangan bahan ajar.

Jamak dipahami bersama bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan, dapat berupa informasi, alat, maupun teks yang disusun secara sistematis untuk perencanaan pembelajaran di kelas. Buku ini menawarkan bahan ajar pembelajaran matematika model elaborasi. Kabar baiknya, model pembelajaran elaborasi cenderung direspon secara positif oleh peserta didik dan guru. Pada muaranya, model elaborasi pada pembelajaran matematika, akan mengantarkan pada tujuan pembelajaran yang lebih utuh dan paripurna.