Pemahaman Hadis dan Implikasinya dalam Praktek Keagamaan Jamaah Tabligh di Kota Bengkulu (Kajian Living Hadis)

Buku ini membahas fenomena sosial sebagai respon seseorang atau kelompok terhadap kehadiran hadis nabi Muhammad Saw di kalangan jamaah tabligh di kota Bengkulu.

Pemahaman Hadis dan Implikasinya dalam Praktek Keagamaan Jamaah Tabligh di Kota Bengkulu (Kajian Living Hadis)

Hadis Nabi saw memiliki posisi yang sangat penting, Hadis termasuk sumber ajaran Islam yang kedua  setelah al-Quran. Dalam hubungannya dengan al-Quran, hadis Nabi memiliki fungsinya yang paling utama sebagai penjelas (bayan), maka menjadi niscaya ketika memposisikan Nabi Muhammad saw. sebagai uswatun hasanah, yang memiliki misi sebagai rahmatan li al-‘alamin. Dalam Interpretasi dan pemahaman terhadap hadis ini, pada batas-batas tertentu dapat memunculkan berbagai pandangan yang berbeda. Perbedaan interpretasi dalam memahami hadis Nabi Muhammad Saw, dapat berimplikasi pada pengamalan praktek keagamaan dan ketetapan hukum yang ditimbulkan dan berlaku bagi umat Islam.

Buku ini membahas fenomena sosial yang merupakan bentuk dari respon seseorang atau kelompok terhadap kehadiran hadis nabi Muhammad saw di kalangan jamaah tablgih di kota Bengkulu. Fenomena Jamaah Tabligh dalam memahami dan mengamalkan hadis Nabi saw, terdapat kecenderungan tidak mempertimbangkan pada posisi dan kedudukan Nabi saw. Akan tetapi lebih memposisikan Nabi sebagai sosok Nabi saw benar-benar harus diikuti, ditauladani dan dicontoh dari berbagai aspek kehidupan.

Kenyataan ini dapat dilihat dari pengamalan hadis-hadis yang secara konsisten dipraktekan oleh Jamaah Tabligh yang terlihat dari tampilan mereka seperti memanjangkan jenggot dan tidak melakukan isbal (menjulurkan kain sampai melewati batas mata kaki), makan seara berjamaah, menggunakan gamis dan bersiwak.

Atas dasar pemahaman ini, Jamaah Tabligh memiliki kecenderungan memahami dan mengamalkan hadis secara tekstual. Hadis dipahami apa adanya, sebagaimana yang tersurat dalam teks tersebut. Mereka tidak memahami dan mengamalkan hadis-hadis Nabi secara kontekstual, memahami hadis berdasarkan makna yang tersirat dibalik redaksi teks suatu hadis.

Paradigma pemahaman hadis secara tekstual dan hanya mempertimbangkan peran nabi sebagai Rasulullah akan berimplikasi pada kandungan ajaran Islam yang bersumber dari hadis bersifat universal, tidak mengenal batas waktu (temporal) dan batas kewilayahan (lokalitas).

Oleh karenanya, dengan pemahaman dan pengamalan hadis hadis tersebut, bahwa kelompok Jamaah Tabligh memang mengedepankan ittiba kepada Rasulullah sebagai respon terhadap semua apa yang terdapat dalam hadis Nabi sebagai sunnah yang hidup dalam aktivitas keseharian mereka (Living Hadis).

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2

Daftar Isi dan Spesifikasi Buku

  • Cetakan I, September 2021
  • Jumlah Halaman x + 230
  • Ukuran 15.5 x 23 cm.
  • Kertas Isi Bookpaper 57,5 gram (Hitam Putih)
  • Kertas Cover Ivory 230 Gram (Laminasi Doff)
  • Finishing Jilid Lem Panas (Soft Cover) dan Shrink (Bungkus Plastik)

Rp 136,000

Sistem penjualan buku ini adalah print on demand. Buku hanya akan dicetak ketika ada pemesanan. Butuh waktu +- 3 hari setelah pembayaran. Harga belum termasuk ongkos kirim

  • Harga Belum Termasuk Ongkos Kirim
  • Klik Tombol Beli Sekarang untuk Melanjutkan Pembelian

Tentang Penulis

H. Ahmad Farhan, SS., M.S.I.

H. Ahmad Farhan, SS., M.S.I. Dosen Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Jurusan Ushuluddin Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu. Penulis menempuh pendidikan Strata Satu di Fakultas Adab Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan lulus tahun 2005 dengan predikat cumlaude. Karena keinginan yang kuat dan dorongan dari orang tua agar terus melanjutkan studi, maka ia melanjutkan studi pada jenjang magister di tempat yang sama pada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Program Studi Agama dan Filsafat Konsentrasi Studi al- Qur’an dan Hadis, lulus tahun 2007 dengan predikat sangat memuaskan. selain itu penulis juga aktif pada kegiatan sosial keagamaan. Ia merupakan anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Bengkulu, 2010-2015, 2015-2020. Aktif juga sebagai anggota Komisi Fatwa dan Perundang- Undangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bengkulu, 2010- 2015, 2015-2020

Tentang Penulis

Dr. Aan Supian, M.Ag.

Dr. Aan Supian, M.Ag. aktif sebagai dosen IAIN Bengkulu pada Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah. Masih aktif dalam organisasi antara lain: Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Bengkulu (2010-2015), Sekretaris Lembaga Pengembangan Sumberdaya Insani (LPSI) Bengkulu dan Anggota Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat Belajar (LPPMB) Bengkulu. Semasa kuliah, ia pernah aktif dalam organisasi kemahasiswaan baik intra maupun ekstra kampus, seperti: Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan Tafsir Hadis IAIN Sunan Gunung Djati Bandung (1992-1993); Pengurus Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Gunung Djati Bandung (1993-1994), Sekretaris Ikatan Ramaja Muhammadiyah (IRM) Propinsi Jawa Barat (1992 1994) dan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Korkom IAIN SGD Bandung (1993- 1994); Sekretaris Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah  Bengkulu (2015-2020). Beberapa amanah yang pernah diemban di lingkungan STAIN (sekarang IAIN) Bengkulu antara lain: Sekretaris Jurusan Dakwah STAIN Bengkulu (2001 – 2005); Ketua Jurusan Ushuluddin STAIN Bengkulu (2006- 2010); Wakil Dekan III Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bengkulu (2013-2017); Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Bengkulu (2017- 2021)