OPTIMISM IS POWER Dari Kegaduhan menuju Inovasi, Hindari Tenggelam dalam Distraksi

Buku ini membuka dengan penjelasan detail tentang fungsi tanah sebagai sistem hidup yang terbentuk melalui proses kimia, biologi, dan fisika, yang menyediakan media pertumbuhan tanaman serta mengatur siklus air dan nutrisi

Keberanian Berpikir dalam Zaman Bising

Buku ini saya tulis di tengah riuhnya demonstrasi mahasiswa dan rakyat Indonesia, dalam bisingnya media sosial, dan dalam derasnya perdebatan publik yang terus bergulir tanpa jeda. Di masa itu, tuntutan rakyat terhadap para wakilnya di DPR sedang hangat dibicarakan. Tagar “17 + 8” menggema di ruang maya, menjadi simbol keresahan dan tuntutan perubahan. Di antara hiruk pikuk itu, saya menulis dengan satu kesadaran: bahwa bangsa ini sedang menempuh fase yang tidak mudah—fase di mana demokrasi diuji oleh kebisingan, dan kebenaran harus bersaing dengan kecepatan informasi.
Saya menulis bukan dari menara gading, tetapi dari dua ruang yang saling bertaut: ruang sosial tempat rakyat bersuara dan ruang akademik tempat gagasan diuji. Di kelas-kelas doktoral yang saya ikuti, perdebatan tentang masa depan bangsa selalu hangat dan hidup. Saya melihat begitu banyak kecerdasan dan keberanian berpikir di sana. Namun di balik diskusi yang tajam, sering tersimpan rasa takut. Banyak intelektual muda yang memahami arah perbaikan negeri, tetapi memilih diam karena politik dan kekuasaan bisa berubah menjadi tekanan. Mereka tahu apa yang salah, tetapi tidak selalu bebas untuk mengatakannya. Dari ruang-ruang seperti itulah saya menyadari: Indonesia tidak kekurangan orang pintar, yang kurang hanyalah keberanian untuk jujur dan berpihak pada nurani.
Dalam suasana yang seperti itu, menulis bukan sekadar kegiatan intelektual, melainkan tindakan moral. Buku ini lahir sebagai upaya untuk menyusun ulang keyakinan bahwa optimisme bukan sikap naif, melainkan strategi bertahan hidup sebuah bangsa. Kita hidup di zaman di mana kebijakan bisa dikalahkan oleh viralitas, dan keadilan bisa tertimbun oleh opini yang diciptakan algoritma. Di tengah arus deras ini, optimisme harus menjadi jangkar kesadaran nasional—karena tanpa keyakinan terhadap masa depan, seluruh sistem akan kehilangan arah.
Saya percaya bahwa bangsa ini tidak sedang gagal, tetapi sedang belajar menjadi dewasa. Kegaduhan yang kita saksikan setiap hari adalah bagian dari proses belajar itu. Ia seperti percikan api yang, bila diarahkan dengan benar, bisa menyalakan obor kemajuan. Demokrasi yang gaduh bukanlah tanda kemunduran, melainkan tanda kehidupan; yang berbahaya bukan gaduhnya, tetapi ketika kita berhenti berpikir di tengah gaduh itu. Di sinilah optimisme berperan—sebagai tenaga batin bangsa untuk terus berjalan meskipun jalan terasa berat.
Buku ini tidak dimaksudkan untuk menambah perdebatan, melainkan untuk menawarkan jalan pandang baru. Saya ingin menunjukkan bahwa di tengah riuhnya dunia politik, birokrasi, dan teknologi, masih ada ruang bagi kejujuran dan empati. Optimisme bukan berarti menutup mata terhadap persoalan, tetapi keberanian untuk melihat masalah dan tetap percaya bahwa solusinya ada di tangan kita sendiri. Ia bukan sekadar perasaan positif, melainkan energi sosial yang bisa ditanamkan dalam kebijakan, hukum, pendidikan, dan budaya.

Dapatkan Bukunya Sekarang Juga!

DAFTAR ISI

Daftar Isi 1
Daftar Isi 2
Previous
Next

Spesifikasi Buku

Cetakan I, Oktober 2025;  418 hlm, ukuran 15,5 x 23 cm, kertas isi Bookpaper hitam putih, kertas cover ivory 230 gram full colour, jilid lem panas (soft cover) dan shrink bungkus plastik.

Harga Buku

Sebelum melakukan pembayaran, cek ketersediaan stock kepada admin. Jika buku out of stock pengiriman membutuhkan waktu – 3 hari setelah pembayaran.

Rp 210.000

Rp 201,700

Tentang Penulis

H. Abdul Wahid Azar, S.H., M.H.

seorang praktisi bisnis dan penulis profesional yang meniti perjalanan hidupnya dari bawah. Ia mendirikan dan mengembangkan berbagai usaha di bawah naungan Multiartha Group, salah satunya Lowcostatm.co.id, sebuah inovasi di bidang layanan finansial yang telah beroperasi dan berkembang selama lebih dari satu dekade.
Perjalanan bisnisnya adalah cermin nyata dari filosofi yang menjadi inti buku ini—bahwa optimisme bukan sekadar sikap, melainkan kekuatan yang mengubah keterbatasan menjadi peluang. Ia membangun dari kegigihan, bukan kemewahan; dari kesalahan, bukan kemudahan; dan dari kejujuran, bukan pencitraan. Dalam setiap langkahnya, ia meyakini bahwa keberanian untuk mencoba dan ketulusan untuk melayani adalah fondasi sejati dari pembangunan bangsa.
Selain aktif di dunia bisnis, Abdul Wahid Azar juga dikenal sebagai penulis opini dan penulis buku profesional bersertifikat BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Tulisan-tulisannya sering mengangkat tema sosial, hukum, ekonomi, dan kebangsaan dengan gaya reflektif, kritis, dan membangun. Ia menulis bukan untuk mencari sensasi, tetapi untuk menyuarakan nalar dan harapan dalam suasana publik yang kerap bising oleh distraksi.